Gus Yahya menegaskan, NU tidak akan pernah tidak untuk bersama-sama pemerintahan baru di bawah Prabowo-Gibran.
Oleh
DENTY PIAWAI NASTITIE
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pengurus Besar Nahdlatul Ulama menegaskan dukungan kepada pemerintahan baru di bawah kepemimpinan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Dukungan diberikan karena NU berpolitik demi kemaslahatan bangsa serta membantu Prabowo-Gibran untuk melaksanakan program-program untuk rakyat.
”Nanti ke depannya, NU tidak akan pernah tidak untuk bersama-sama presiden dan wakil presiden yang akan datang, Prabowo-Gibran. Apakah Ini soal politik? Iya. Namun, motivasinya adalah kemaslahatan masyarakat,” kata Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf dalam sambutannya di acara Halalbihalal PBNU, Kramat Raya, Jakarta Pusat, Minggu (28/4/2024).
Halalbihalal itu di antaranya dihadiri presiden dan wakil presiden terpilih, Prabowo-Gibran. Dengan kehadiran Prabowo dan Gibran itu, berarti PBNU menjadi ormas Islam pertama yang dikunjungi Prabowo-Gibran setelah keduanya ditetapkan sebagai presiden dan wapres terpilih.
Nanti ke depannya, Nahdlatul Ulama tidak akan pernah tidak untuk bersama-sama presiden dan wakil presiden yang akan datang, Prabowo-Gibran.
Hadir pula sejumlah menteri, seperti Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia, Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa, Menteri Informatika dan Komunikasi Budi Arie Setiadi, serta Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.
Acara ini juga dihadiri oleh Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Jenderal (Pol) Listyo Sigit Prabowo dan Panglima Tentara Nasional Indonesia Jenderal Agus Subiyanto, serta Duta Besar dari sejumlah negara, seperti Duta Besar Palestina, Arab Saudi, India, Singapura, Uni Eropa, Brasil, Jordania, Maroko, Malaysia, dan Inggris Raya.
Di hadapan para hadir, Yahya mengungkapkan, NU pernah menjadi sebuah partai politikyang disegani dan mempunyai kekuatan politik besar di Indonesia. Meski kini NU bukan lagi parpol, dukungan masyarakat terhadap ormas Islam yang didirikan oleh KH Hasyim Asy’ari ini masih relatif tinggi. Hal itu dibuktikan dari sejumlah survei, mulai dari survei yang dilakukan oleh LSI Denny JA, Litbang Kompas, hingga Indikator Politik, yang menunjukkan bahwa lebih dari 50 persen masyarakat Indonesia merasa menjadi bagian dari NU.
Melihat besarnya dukungan dari masyarakat, NU berkomitmen untuk mendukung pemerintah. ”Tidak ada peran yang lebih tepat dari pengurusan NU selain membantu pemerintah untuk memastikan bahwa agenda pemerintah yang dimaksudkan untuk kemaslahatan rakyat banyak benar-benar sampai kepada rakyat,” kata pria yang kerap dipanggil Gus Yahya tersebut.
Sejak beberapa tahun terakhir, kata Yahya, PBNU telah mendukung jalannya pemerintahan Presiden Joko Widodo. Dukungan kepada pemerintahan Jokowi dilanjutkan dengan mendukung Prabowo-Gibran.
”Ini landasan pemikiran kenapa sejak awal kami sampaikan NU bersama Presiden Jokowi, sejak awal sampai akhir. Kami ingin bantu Presiden Jokowi untuk memastikan program pemerintah yang dibuat untuk kemaslahatan rakyat sampai ke rakyat,” tuturnya.
Yahya juga mengatakan, dirinya menerima Prabowo-Gibran sebagai bagian dari keluarga NU. ”Kalau saat ini Bapak Prabowo Subianto dan Mas Gibran hadir sebagai presiden wapres terpilih, kehadiran beliau hari ini juga ada konteks khusus. Kehadirannya adalah sebagai anggota kita, anggota keluarga NU,” ujarnya.
Menanggapi pernyataan itu, Prabowo menyampaikan, dirinya merasa terhormat diterima menjadi bagian dari keluarga NU. ”Saya ingin ucapkan terima kasih atas pernyataan bahwa keluarga NU akan mengawal dan mendukung pemerintah yang akan datang,” kata Prabowo.
Prabowo menceritakan, kedekatannya dengan keluarga besar NU sudah terbangun sejak muda, tepatnya sejak ia masih menjadi anggota TNI AD. Sebagai anggota TNI AD, Prabowo sering berhadapan dengan tugas menantang dan berbahaya.
”Kalau ditanya kenapa seorang prajurit atau seorang tentara itu dekat dengan kiai, sebenarnya itu sangat-sangat sederhana karena seorang prajurit itu sejak muda sering dikirim ke daerah berbahaya menghadapi maut. Ketika orang menghadapi maut itu yang dicari kiai. Di sekitar tempat saya bertugas di Jawa Barat itu, kiai-kiai-nya banyak yang NU sehingga di situ secara alamiah (terbangun),” ujarnya.
Prabowo mengucapkan terima kasih atas dukungan yang diberikan oleh keluarga besar NU. Menurut dia, untuk membangun Indonesia tidak bisa dilakukan hanya oleh presiden dan wakil presiden terpilih. Untuk menyelesaikan persoalan bangsa dibutuhkan kerja sama dari berbagai kelompok masyarakat, seperti NU yang diisi oleh kekuatan ormas Islam yang moderat, kekuatan inklusif, rendah hati, dan punya kepercayaan besar.
”Dengan dukungan kekuatan-kekuatan ini, juga dengan kekuatan-kekuatan unsur-unsur lain, yaitu unsur Nasrani Hindu, Buddha, kita akan menjaga keselamatan bangsa,” katanya.