RI dan India Jajaki Peluang Kerja Sama Industri Pertahanan
RI menilai India sebagai salah satu negara yang industri pertahanannya perkembang pesat.
Oleh
NORBERTUS ARYA DWIANGGA MARTIAR
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — India dan Indonesia mulai menjajaki peluang kerja sama di bidang industripertahanan. Selain memenuhi kebutuhan alat utama sistem senjata, kemitraan strategis juga dinilai penting untuk mendorong kemandirian serta kemajuan industri pertahanan di tiap-tiap negara.
Penjajakan kerja sama ditandai dengan digelarnya ajang India-Indonesia Defence Industry Exhibition cum Seminar, di Jakarta, Selasa (30/4/2024). Ajang tersebut diikuti sedikitnya 50 perusahaan dari Indonesia dan India. Sebanyak 36 perusahaan di antaranya memamerkan produk mereka, seperti teknologi peluru kendali (rudal), perlengkapan personel militer, dan sistem teknologi informasi. Dari Indonesia, hadir beberapa perusahaan yang berkecimpung di industri pertahanan, antara lain PT Pindad (Persero) dan PT Infoglobal Teknologi Semesta.
Direktur Jenderal Potensi Pertahanan Kementerian Pertahanan Mayor Jenderal Piek Budyakto menyampaikan, pihaknya saat ini tengah mendorong industri pertahanan dalam negeri, baik BUMN maupun swasta, untuk menjalin kemitraan strategis dengan perusahaan dari luar negeri. Dengan demikian, saat pemerintah membeli alat utama sistem persenjataan (alutsista) perusahaan alat pertahanan dari luar negeri, Indonesia bisa mendapatkan manfaat optimal.
”Untuk menuju kemandirian industri pertahanan, kita harus bisa menyerap teknologi yang ada di luar negeri. Terus terang, sumber daya manusia kita harus terus kita tingkatkan untuk bisa transfer teknologi,” kata Piek.
Kemandirian dalam industri pertahanan, sambung Piek, memang tidak mudah. Diperlukan waktu dan upaya yang panjang untuk bisa meningkatkan kapasitas sumber daya manusia. Meski demikian, Piek mengklaim, saat ini industri pertahanan di Indonesia sudah dapat memenuhi konten lokal hingga 40 persen.
Menurut Piek, pemenuhan konten lokal itu dicapai secara bertahap. Di satu sisi, peningkatan konten lokal memerlukan dukungan TNI agar mengutamakan produk dalam negeri dalam memenuhi kebutuhannya. Di sisi lain, hal itu menjadi peluang bagi industri pertahanan dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Untuk menuju kemandirian industri pertahanan, kita harus bisa menyerap teknologi yang ada di luar negeri.
Terkait dengan ajang itu, menurut Piek, India dinilai merupakan salah satu negara yang industri pertahanannya berkembang pesat. Industri pertahanan dari Indonesia diharapkan memanfaatkan kesempatan itu untuk bekerja sama.
”Kebijakan dalam impor itu kita harus mendapatkan manfaat. Apabila kita beli barang dari negara luar, kita harus bisa memperoleh transfer teknologi, lalu dapat pelatihan,” kata Piek.
Kesetaraan
Terkait hal itu, Piek menggarisbawahi, kerja sama dengan industri luar negeri mesti didasarkan pada kesetaraan. Indonesia dengan India dinilai memiliki sejarah panjang, termasuk saling membantu di masa perjuangan kemerdekaan. Hal itu bisa menjadi titik temu untuk kerja sama lebih lanjut.
Pada kesempatan itu, Duta Besar India untuk Indonesia Sandeep Chakravorty mengatakan, militer India dengan Indonesia memiliki kesamaan, yakni saat merdeka sama-sama mendapatkan peninggalan persenjataan dari negara lain dengan jenis beragam. Demikian pula dalam perjalanan waktu, kedua negara juga berupaya meningkatkan pertahanannya dengan membeli persenjataan dari negara lain. Namun, hal itu dinilai tidak berkelanjutan.
Oleh karena itu, lanjut Chakravorty, saat ini India fokus untuk memperkuat kapabilitas industri dan desain pertahanan dalam negeri meski diwarnai dengan berbagai tantangan. Salah satu upaya yang dilakukan adalah mendorong perusahaan swasta untuk bekerja sama dengan industri terkemuka dunia dan membangun ekosistem industri pertahanan.
”Kami ingin berbagi pengalaman dengan Indonesia dan berkerja sama untuk jangka panjang, seperti untuk pesawat terbang, kapal selam, satelit, dan teknologi siber,” ujarnya.
Additional Secretary Department of Defence Production India T Natarajan menambahkan, industri pertahanan di India berupaya mengembangkan produknya agar memenuhi standar global. Saat ini, kata Natarajan, industri pertahanan di India telah membentuk sebuah ekosistem, mulai dari industri kecil dan menengah yang produknya mendukung industri militer yang besar.
Sementara itu, industri pertahanan di India sudah terbuka bagi investasi asing. ”Kita punya tantangan sekaligus peluang yang sama,” ujarnya.