JK: ”The Presidents Club” Itu Baik dan Biasa di Dunia
”The Presidents Club” dinilai bisa bermanfaat. Namun, seperti apa bentuknya?
Oleh
NINA SUSILO
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Rencana Presiden terpilih 2024-2029 Prabowo Subianto untuk membentuk ”The Presidents Club” dinilai hal biasa. Para mantan presiden bisa memberikan saran.
Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla menilai The Presidents Club adalah baik dan biasa ada di dunia. Di dunia, ada Club de Madrid yang menjadi forum para mantan presiden dan perdana menteri negara-negara demokratis. JK yang beberapa kali menghadiri pertemuan Club de Madrid pun mengaku diminta menjadi anggota.
Adapun di Amerika Serikat, kendati tak resmi, setahun sekali para mantan presiden berkumpul untuk memberikan saran-saran.
”Itu baik. Ya, bukan hanya di Indonesia. Di seluruh dunia ada,” kata JK kepada wartawan seusai menghadiri Halalbihalal Majelis Ulama Indonesia (MUI) di Jakarta, Selasa (7/5/2024).
The Presidents Club yang diharapkan Prabowo pun belum terlalu jelas akan seperti apa. Sebelumnya, Prabowo dikabarkan akan membentuk wadah diskusi antara presiden yang sedang menjabat dan sejumlah presiden di periode sebelumnya.
Oleh karena itu, komunikasi politik antara Prabowo dan Presiden kelima RI Megawati Soekarnoputri, Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono, dan Presiden ketujuh RI Joko Widodo akan dikuatkan.
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Habiburokhman menyebut hal ini dinilai penting oleh Prabowo untuk keberlanjutan pembangunan. Namun, bentuk final lembaga ini masih belum jelas.
Bagi Prabowo, menurut Habiburokhman, hal terpenting adalah memberi wadah kepada para presiden yang lebih dulu menjabat untuk memberikan masukan kepada presiden yang sedang memerintah secara eksklusif. Wadahnya bisa saja semacam Dewan Pertimbangan Presiden.
Wapres Ma’ruf Amin pun menilai, ide The Presidents Club bagus. Namun, perlu upaya-upaya lebih besar dan lebih keras lagi untuk mewujudkannya.
Kenyataannya, relasi Megawati Soekarnoputri dan Susilo Bambang Yudhoyono tak terlampau mulus. Hubungan keduanya mendingin sejak SBY memutuskan maju dalam Pemilu Presiden 2004 berhadapan dengan Megawati sebagai petahana serta mengalahkannya.
Megawati pun diprediksi sulit berdiskusi dengan Joko Widodo karena perbedaan pandangan pada Pilpres 2024. Megawati dengan PDI-P mengusung calon presiden Ganjar Pranowo, tetapi Jokowi yang masih kader dan selalu diusung PDI-P terkesan lebih mendukung capres Prabowo Subianto.
Oleh karena itu, menurut Wapres Amin, The Presidents Club tak melulu harus berbentuk formal. Bisa saja konsultasi-konsultasi dilakukan secara informal.
”Kalau bisa diformalkan, bagus. Tapi, kalau tidak, kan bisa dalam bentuk konsultasi antara presiden dan mantan presiden secara personal, secara informal. Barangkali itu,” tuturnya kepada wartawan seusai Halalbihalal Majelis Ulama Indonesia, Selasa (7/5/2024).
Adapun klub untuk para wakil presiden pun sejauh ini belum muncul sebagai wacana. ”Saya kira itu belum ada ide ke sana itu, belum ada pikiran. Yang muncul itu, kan, presidential club,” kata Wapres Amin saat ditanyakan perlu tidaknya klub Wapres.