Dua Wajah Baru Senator dari Jakarta
Dua dari empat anggota Dewan Perwakilan Daerah dari Jakarta merupakan wajah baru.
Happy Djarot dan Achmad Azran adalah dua wajah baru senator yang berhasil melangkah ke Senayan sebagai anggota Dewan Perwakilan Daerah atau DPD RI dari Provinsi DKI Jakarta periode 2024-2029.
Happy Farida Djarot, nama lengkap istri mantan Gubernur DKI Jakarta, Djarot Syaiful Hidayat, sukses mendulang suara pemilih hingga berada di urutan kedua dari empat calon yang lolos dengan perolehan suara yang tinggi di atas 600.000.
Baca Berita Seputar Pemilu 2024
Dengan pengalaman mendampingi karier politik Djarot sebagai gubernur DKI dan ketua DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), Happy mempunyai modal cukup kuat untuk dikenal masyarakat dan memahami persoalan yang dihadapi warga DKI Jakarta.
Pendatang baru yang juga akan mewarnai wajah DPD RI dari DKI Jakarta adalah Achmad Azran. Calon anggota legislatif (caleg) DPD dengan nomor urut 1 ini lolos di posisi keempat dengan raihan 456.247 suara, bahkan mengungguli perolehan suara Sylviana Murni, sang petahana yang juga Wali Kota Jakarta Pusat 2008-2010, dengan selisih tipis 19.324 suara.
Perolehan suara Sylviana yang pernah menjadi calon wakil gubernur DKI Jakarta mendampingi Agus Harimurti Yudhoyono dalam Pilkada 2017 juga tercatat turun dibandingkan hasil Pemilu 2019 dari 455.182 suara menjadi 436.923 suara.
Dengan strategi blusukan di semua wilayah pemilihan untuk memperkenalkan keberadaan DPD dan menjaring aspirasi masyarakat saat kampanye, Bang Azran atau Haji Azran, demikian sapaan akrabnya, berhasil menduduki kursi DPD untuk lima tahun ke depan.
Menjadikan wilayah Jakarta Timur dengan jumlah pemilih terbanyak sebagai target lumbung suara menjadi strategi jitu kemenangan Azran. Terbukti, perolehan suaranya di Jakarta Timur tertinggi ketiga di antara 25 kandidat yang bertarung sangat signifikan menyumbang total perolehan suara putra Betawi asal Kelurahan Susukan, Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur, ini.
Azran, yang dikenal sebagai pengusaha properti yang aktif di organisasi Forum Komunikasi Anak Betawi (Forkabi) sejak tahun 2002 dan juga aktif di organisasi keagamaan Dewan Masjid Indonesia (DMI) ataupun Nahdlatul Ulama (NU) ini mempunyai visi keberadaannya akan bermanfaat dan memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat.
Sebagai wadah berkarya ke depan, Azran akan mendirikan rumah aspirasi Sahabat Informasi Achmad Azran Peduli (SIAAP) di semua wilayah administrasi DKI Jakarta sehingga masyarakat dapat memanfaatkan rumah aspirasi sebagai wadah untuk menyampaikan aspirasi dan kebutuhan mereka.
Azran juga mendapat amanat dari masyarakat Jakarta jika terpilih menjadi anggota DPD untuk memperjuangkan terbentuknya Majelis Adat Betawi. ”Setelah nanti ditinggalnya Ibu Kota Jakarta, sudah selayaknya putra daerah berbuat sesuatu untuk wilayahnya,” ujarnya.
Baca juga: Penghitungan Sementara KPU: Persaingan Fahira Idris dan Happy Djarot di DPD DKI Jakarta
Kekuatan petahana DPR RI dari Jakarta
Dua anggota DPD lainnya yang terpilih adalah wajah lama (petahana), yakni Fahira Lubis dan Dailami Firdaus. Sementara petahana lainnya yang ikut bertarung, yaitu Sylviana Murni, gagal menduduki kembali kursi DPD untuk kedua kalinya karena perolehan suaranya berada di urutan kelima.
Perolehan suara DPD dari Jakarta ini merujuk rekapitulasi yang dilakukan KPU pada 12 Maret 2024 dengan merilis hasil perhitungan perolehan suara DPD RI dalam Pemilihan Legislatif (Pileg) 2024.
Empat caleg DPD dari Provinsi DKI Jakarta yang mendapat perolehan suara tertinggi dan mendapat kursi di Senayan adalah Fahira Idris dengan 745.841 suara (13,29 persen) dari total suara, diikuti Happy Djarot yang memperoleh 656.815 suara (11,7 persen), kemudian Dailami Firdaus dengan 613.721 suara (10,93 persen), dan di urutan keempat Achmad Azran dengan 456.247 suara (8,13 persen).
Total perolehan suara keempat senator yang lolos ini sebesar 2.472.624, meningkat dibandingkan dukungan suara pada Pemilu 2019 dengan total 2.306.971 suara. Empat caleg yang berhasil menjadi anggota DPD pada Pemilu 2019 adalah Jimly Asshiddiqie, Sabam Sirait, Fahira Idris, dan Sylviana Murni. Pada 2021, Sabam Sirait meninggal dan posisinya digantikan Dailami Firdaus yang berada di peringkat kelima. Pada Pemilu 2024, Jimly Asshiddiqie tidak mencalonkan diri kembali.
Dengan demikian, pada Pemilu 2024, Fahira Idris dan Dailami Firdaus lolos menjadi anggota DPD RI Provinsi DKI Jakarta untuk ketiga kalinya. Sebab, keduanya telah menjadi anggota DPD untuk periode 2014-2019 dan 2019-2024. Pada Pemilu 2014, Fahira Idris lolos dengan suara terbanyak dari 35 caleg sebesar 511.323 suara.
Pada Pemilu 2019, dari 26 calon, putri mantan Menteri Perindustrian Fahmi Idris tersebut lolos di urutan ketiga meski perolehan suaranya meningkat menjadi 581.108 suara. Namun, raihan tersebut masih di bawah perolehan suara Jimly Asshiddiqie (644.063 suara) dan Sabam Sirait (626.618 suara). Pada pemilu yang diselenggarakan pada 14 Februari lalu, senator kawakan ini berhasil menunjukkan kesuksesan dengan meraih lebih dari 700.000 suara konstituennya.
Sementara Dailami Firdaus yang juga cucu KH Abdullah Syafi’I, ulama besar Jakarta yang juga Ketua MUI DKI Jakarta (1977-1984), lolos menjadi anggota DPD Provinsi DKI Jakarta pertama kali pada Pemilu 2014 dengan memperoleh 416.929 suara di urutan ketiga. Pada Pemilu 2019, Ketua Yayasan Perguruan Tinggi As-Syafi’iyah ini kembali ke Senayan setelah menjadi anggota DPD Pengganti Antarwaktu (PAW) dengan raihan suara 376.164 (urutan kelima).
Dua petahana ini berhasil menunjukkan eksistensinya dan menjaga konstituen di wilayahnya. Fahira terpotret paling unggul di wilayah Jakarta Selatan sebagai asal domisilinya dengan meraih 218.432 suara. Perolehan suara Fahira juga melesat di Kepulauan Seribu, jauh meninggalkan kandidat lainnya hingga mencapai 8.102 suara, dan hanya Sylviana Murni yang mencapai 1.373 suara, sedangkan caleg lainnya tak sampai di angka seribu.
Baca juga: Simulasi Kursi DPRD Jakarta, Meneropong Kontestasi Gubernur
Persaingan ketat suara caleg DPD di Jakarta Timur
Wilayah Jakarta Timur menjadi arena pertarungan antarcaleg DPD DKI Jakarta yang paling ketat. Pasalnya, dari 25 caleg yang terdaftar ada 11 orang yang berasal dari wilayah Jakarta Timur yang memperebutkan 2.383.972 pemilih di wilayah tersebut.
Dengan jumlah pemilih terbanyak dibanding wilayah lainnya, Jakarta Timur menjadi wilayah pertarungan yang panas bagi semua kandidat. Ada dua petahana yang berasal dari Jakarta Timur, yaitu Dailami Firdaus dan Sylviana Murni. Selain itu, juga ada Pardi, anggota DPD RI Provinsi DKI Jakarta periode 2009-2014 yang kembali ikut berlaga.
Hasilnya, suara tertinggi di Jakarta Timur diperoleh Dailami Firdaus dengan raihan 207.471 suara. Caleg DPD asal Jakarta Timur yang berhasil mendulang suara terbanyak kedua di wilayah timur Ibu Kota itu adalah Achmad Azran dengan raihan 165.377 suara.
Sementara Sylviana Murni memperoleh 162.353 suara di Jakarta Timur, wilayah asalnya. Dibandingkan Pemilu 2019, perolehan suara Sylviana di kantong pemilih ini turun 12 persen. Saat itu suaranya di Jakarta Timur tertinggi kedua sebesar 183.608 setelah Jimly Asshiddiqie dengan 187.931 suara.
Sebagai wilayah pertarungan yang ketat untuk memperebutkan suara pemilih, perolehan suara di Jakarta Timur bisa menjadi tolok ukur terpilihnya caleg menjadi anggota DPD. Fahira Idris, meski berasal dari Jakarta Selatan, perolehan suaranya di Jakarta Timur sangat tinggi di angka 205.000.
Meski dukungan pemilih di Jakarta Timur untuk Sylviana lebih besar dibanding dukungan kepada Happy, hal itu tak membuatnya melenggang lagi ke Senayan. Pasalnya, suara untuk Happy Djarot jauh lebih unggul di beberapa wilayah. (LITBANG KOMPAS)
Baca juga: PKS Berpeluang Unggul di Jakarta