JAKARTA, KOMPAS — Perencanaan yang matang dari semua pemangku kepentingan membuat kondisi selama masa Lebaran 2017 lebih baik dibandingkan dengan 2016. Harga bahan kebutuhan pokok stabil, infrastruktur dan manajemen lalu lintas lebih siap, dan jumlah kecelakaan turun.
Berdasarkan pantauan Kompas dari 15 hari menjelang sampai 6 hari seusai Lebaran, harga bahan pokok di sejumlah pasar tradisional dan pasar ritel modern cenderung stabil.
Kestabilan harga itu merupakan buah kerja yang panjang dan terintegrasi dari Kementerian Perdagangan, Kementerian Pertanian, dan Kepolisian Negara Republik Indonesia.
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, Minggu (2/7), di Jakarta, mengatakan, pemerintah menambah stok bahan pangan sejak awal tahun sehingga dapat mengintervensi pasar tradisional dan pasar ritel modern.
Kementerian Perdagangan mengeluarkan regulasi tentang harga acuan pembelian di tingkat petani dan penjualan di tingkat konsumen untuk bahan pokok, antara lain beras, daging sapi, minyak goreng, dan gula. Instansi pemerintahan itu juga menetapkan harga eceran tertinggi gula, minyak goreng, dan daging untuk pasar ritel modern.
”Kami bersama Satuan Tugas (Satgas) Pangan juga mengawasi potensi penimbunan bahan pangan. Kami selalu memastikan stok dan mengawasi harga pangan di daerah-daerah yang berpotensi terjadi inflasi tinggi,” kata Enggartiasto.
Satgas Pangan sangat terbantu dengan keterlibatan polisi di sejumlah daerah. Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal (Pol) Rikwanto mengatakan, Satgas Pangan menangkap penyelundup bawang putih, cabai, dan daging sehingga harga tetap stabil.
”Jadi, kuncinya adalah penegakan hukum. Jika ada penyelundup, penimbun bahan pokok, atau orang yang sengaja menghambat distribusi, langsung kami tangkap,” kata Rikwanto.
Lalu lintas
Dari sisi lalu lintas, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mempercepat pembangunan jalan tol fungsional di Jawa Tengah, Jawa Timur, Lampung, Sumatera Selatan, dan Sumatera Utara. Pembangunan empat jembatan layang di atas pelintasan sebidang dengan rel kereta di jalur Brebes-Purwokerto juga dipercepat. Kerusakan di jalan yang menjadi jalur mudik pun diperbaiki.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, percepatan pembangunan infrastruktur itu dilakukan sejak awal tahun 2017 dan semua dapat digunakan tepat pada waktunya.
Ketersediaan infrastruktur yang lengkap sangat membantu Kepala Korps Lalu Lintas Polri Inspektur Jenderal Royke Lumowa untuk menyusun skenario rekayasa lalu lintas pada arus mudik dan balik.
”Kami berlatih simulasi skenario rekayasa lalu lintas sejak Januari. Persiapan yang matang dan komando yang terpusat membuat manajemen lalu lintas selama Lebaran lebih mudah dijalankan,” kata Royke.
Persiapan yang matang membuat kemacetan pada puncak arus mudik menjadi tidak separah kemacetan di Jalan Tol Brebes Timur tahun lalu. Arus lalu lintas terdistribusi dengan baik di jalan pantura, jalan darurat, jalur tengah, dan jalur selatan sehingga mobil dapat terus melaju meskipun pelan.
Pada arus balik, rekayasa lalu lintas yang dilakukan polisi di Jalan Tol Cipali dan Jakarta-Cikampek juga dapat mengurangi beban puncak kemacetan. Sampai Minggu malam, kemacetan masih terjadi di Jalan Tol Cikampek arah Jakarta, tetapi sistem lawan arus dapat membuat kendaraan bergerak.
Penjagaan selama 24 jam oleh polisi dan dinas perhubungan membuat tingkat kecelakaan menurun. Berdasarkan data Korlantas Polri sampai enam hari seusai Lebaran, jumlah kecelakaan lalu lintas mencapai 2.442 kasus atau turun 38 persen dibandingkan dengan 2016 yang tercatat 3.916 kasus. Jumlah korban meninggal 592 jiwa atau turun 46 persen dibandingkan dengan 2016 sebanyak 1.093 jiwa.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, koordinasi dan komunikasi yang baik antarpemangku kepentingan menjadi kunci kesuksesan angkutan Lebaran dan stabilisasi ekonomi selama Lebaran.