JAKARTA, KOMPAS — Prestasi olahraga Indonesia sulit mencapai level terbaik jika pemusatan latihan nasional belum berjalan secara berkesinambungan. Kecenderungan program pelatnas yang berlangsung dengan model ”putus-nyambung”, insidentil mengikuti ritme ajang multicabang di tingkat internasional, tidak bisa lagi diteruskan.
Sekretaris Jenderal Pengurus Pusat Persatuan Panahan Indonesia (PP Perpani) Alman Hudri mencontohkan praktik pelatnas ”putus-nyambung” yang masih berjalan saat ini di mana seusai SEA Games 2017 di Malaysia Perpani harus kembali menunggu terbitnya surat keputusan dari Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima) terkait nama-nama atlet yang diloloskan masuk pelatnas Asian Games.
Ia pun membandingkan dengan praktik negara tetangga Malaysia, yang pelatnas panahannya tidak perlu terhenti, apalagi sampai dibongkar pasang setiap kali menghadapi ajang yang berbeda-beda. ”Jadi, (pelatnas) idealnya tidak insidentil. Dibentuk setiap kali mau ada event tertentu,” ujarnya, akhir pekan lalu.
Menyikapi belum terbitnya SK pelatnas panahan dari Satlak Prima itu, PP Perpani berinisiatif menggelar pelatnas mandiri agar program latihan atletnya tetap berjalan berkesinambungan bagi sedikitnya 16 atlet andalan. Pelatnas mandiri itu menggunakan sumber pendanaan dari sponsor. Namun, Alman masih merahasiakan nama sponsor itu.
”Atlet-atlet yang masuk di sini (pelatnas mandiri) akan ditentukan kemudian. Yang pasti, mereka harus atlet muda dan punya potensi. Pelatnas ini bertujuan jangka jauh, yaitu Olimpiade 2020 (di Tokyo),” ujar Alman.
Sebagai catatan, praktik pelatnas mandiri ini telah lebih dulu dilakukan di cabang bulu tangkis (PBSI) dan sepak bola (PSSI).
Belum kompetitif
Di luar masalah internal pembinaan atlet, panahan Indonesia sejauh ini juga belum cukup kompetitif untuk bersaing meraih emas di level Asia. Di ajang Asian Games 2018, Indonesia harus berjuang keras untuk bersaing dengan negara-negara raja panahan dunia, seperti Korea Selatan dan Jepang. Selain itu, negara lain, seperti India, China, dan Malaysia, juga terus meningkatkan diri.
Tak heran, belum pernah sekali pun cabang panahan Indonesia menyumbang emas di Asian Games. Prestasi tertinggi Indonesia adalah medali perak dari nomor beregu di Asian Games 1982 dan 1994. Itulah kali terakhir panahan Indonesia membawa pulang medali.