JAKARTA, KOMPAS — Peserta Reuni 212 berharap adanya persatuan di antara sesama umat Islam untuk mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Mereka tidak ingin dipecah belah karena perbedaan pandangan dan sejarah masa lalu.
Reuni 212 diadakan dalam rangka peringatan satu tahun demonstrasi menuntut hukuman penjara bagi Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dalam kasus penistaan agama dan perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW.
Acara ini tidak hanya diikuti warga Jakarta, tetapi ada pula peserta dari luar Jakarta. Edi (28), warga Kabupaten Pidie, Aceh, misalnya, berangkat dari kampungnya sejak Kamis (30/11).
”Saya ingin melihat seluruh umat Islam di Indonesia bersatu,” kata Edi seusai acara Reuni 212 di Lapangan Silang Monas, Gambir, Jakarta Pusat, Sabtu (2/12).
Mahasiswa Jurusan Ekonomi Syariah Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh itu juga takjub dengan respons massa yang hadir dari beberapa kota di luar Jakarta.
Selain mengikuti reuni, Edi juga menggunakan kesempatan ini untuk bertemu dengan Badruddin (25), mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama Islam Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta.
”Meskipun berasal dari daerah yang sama, kami baru berjumpa sekarang,” ujar Badruddin. Sebelumnya, mereka hanya bertemu lewat media sosial.
Rahman (64), peserta dari Surabaya, tertarik bergabung dengan kegiatan ini karena adanya kebersamaan dan persatuan tanpa membedakan mazhab atau haluan.
Tahun lalu, ia juga hadir pada Aksi 212. Kali ini, Rahman mengajak istrinya, Nanik (60), menggunakan kereta api.
Acara ini dimulai dengan zikir dan selawat, serta shalat subuh berjamaah. Turut hadir Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, politisi dari Partai Amanat Nasional Amien Rais, Wakil Ketua DPR Fadli Zon dan Fahri Hamzah, Wakil Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera Hidayat Nur Wahid, serta sejumlah pemuka umat muslim.
Hidayat mendorong para peserta Reuni 212 agar mau menolong masyarakat yang menjadi korban bencana alam. ”Dalam semangat Maulid ini, mari kita bersatu padu menjalankan rukun Islam,” kata Hidayat dalam pidatonya.
Hidayat juga menekankan pentingnya Negara Kesatuan Republik Indonesia. NKRI dipandangnya sebagai solusi agar Indonesia tidak terjajah.
Ketua umum Front Pembela Islam Ahmad Sobri Lubis berjanji akan mengadakan Reuni 212 setiap tahun. ”Kegiatan ini harus dijalankan secara damai,” kata Ahmad.
Kegiatan ini ditutup dengan mengumandangkan lagu Indonesia Raya. Peserta meninggalkan Monas secara tertib dan beberapa relawan tampak membersihkan sampah. (DD08)