Bara di Balik Pengakuan atas Jerusalem Ibu Kota Israel
WASHINGTON DC, SENIN — Presiden Donald Trump membalikkan total kebijakan luar negeri Amerika Serikat yang dihindari dengan hati-hati selama hampir 70 tahun terkait konflik Israel-Palestina, yakni mengakui secara resmi Jerusalem sebagai ibu kota Israel.
Trump juga terjun lebih jauh ke dalam pusaran konflik dengan sebuah rencana yang matang, yakni memindahkan Kedutaan Besar AS dari Tel Aviv ke kota suci Jerusalem yang paling diperebutkan itu.
Hari ini kita akhirnya mengumumkan dengan sangat jelas: Jerusalem adalah ibu kota Israel.
”Hari ini kita akhirnya mengumumkan dengan sangat jelas: Jerusalem adalah ibu kota Israel,” kata Trump di Washington DC, Rabu (6/12) pukul 13.00 waktu setempat atau Kamis pukul 01.00 WIB.
Trump mengumumkan keputusan kontroversialnya yang sangat disayangkan oleh para pemimpin dunia itu dari Ruang Resepsi Diplomatik di Gedung Putih. Wakil Presiden Mike Pence berdiri di sampingnya.
Presiden Trump menyampaikan langkahnya itu sebagai ”terobosan” yang mencengangkan dunia setelah hampir tujuh dekade ”kebijakan yang gagal” atas status Jerusalem.
Sebab, AS dan bersama hampir semua negara lain telah menolak untuk mengakui Jerusalem sebagai ibu kota sejak Israel berdiri pada 1948.
Kebijakan yang gagal atas status Jerusalem selama puluhan tahun, kata Trump, membawa kita ”tidak lebih dekat kepada kesepakatan damai abadi Israel-Palestina” seperti dirilis The New York Times.
Kota Jerusalem terbagi dua, yakni Barat dan Timur. Jerusalem Barat diduduki Israel secara penuh pada Perang Arab-Israel pada 1948.
Israel kemudian menduduki kota Jerusalem Timur, yang terdapat kompleks Masjid Al-Aqsa itu, pada Perang Arab-Israel tahun 1967.
Masyarakat internasional dan PBB sampai saat ini menyebut Jerusalem Timur sebagai kota pendudukan. Palestina berupaya menjadikan Jerusalem Timur sebagai ibu kota negara.
Masyarakat internasional dan PBB sampai saat ini menyebut Jerusalem Timur sebagai kota pendudukan. Palestina berupaya menjadikan Jerusalem Timur sebagai ibu kota negara.
Kesepakatan Oslo 1993 antara Israel dan Palestina juga menegaskan, status kota Jerusalem beserta isu permukiman Yahudi, pengungsi Palestina, dan perbatasan final Israel-Palestina ditentukan dalam perundingan akhir Israel-Palestina.
Dengan diumumkannya secara resmi pengakuan status Jerusalem sebagai ibu kota Israel, Trump telah membuat hambatan besar dalam proses perdamaian Israel-Palestina.
Arab Saudi, Kamis (7/12), mengecam keputusan Trump dengan mengatakan, langkah itu sangat ”tidak bertanggung jawab”, seperti dilaporkan media pemerintah mengutip pejabat kerajaan.
Arab Saudi, sekutu AS, memperingatkan konsekuensi serius dari langkah Trump yang dinilai tidak bertanggung jawab tersebut.
”Kerajaan menyatakan penyesalan besar atas keputusan Presiden AS yang mengakui Jerusalem sebagai ibu kota Israel. Kerajaan memperingatkan konsekuensi serius dari tindakan yang tidak dapat dibenarkan dan tidak bertanggung jawab tersebut,” kata otoritas kerajaan.
Mesir, Jordania, Uni Eropa, Perancis, Jerman, Turki, Inggris, Rusia, China, Indonesia, hingga Pemimpin Tertinggi Gereja Katolik Roma Sedunia Paus Fransiskus memprotes langkah Trump.
”Saya tidak akan berdiam diri begitu saja,” kata Paus. Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyebut keputusan Trump itu ”sangat mencemaskan”.
Uni Eropa mengungkapkan sebuah ”keprihatinan yang serius” dan sekutu-sekutu AS, seperti Inggris, Perancis, dan Italia, mengatakan kebijakan Trump ini ”salah besar”.
Dewan Keamanan PBB akan melakukan pertemuan darurat untuk menyikapi langkah Trump pada Jumat (8/12).
Dewan Keamanan PBB akan melakukan pertemuan darurat untuk menyikapi langkah Trump pada Jumat (8/12) sekitar pukul 10.00 waktu di New York.
Pertemuan itu dilakukan atas desakan antara lain dari Bolivia, Inggris, Mesir, Perancis, Italia, Senegal, Swedia, dan Uruguay.
Sikap keras Trump itu mengubah peta konflik Arab-Israel saat ini dan mendatang. Sikap itu sama artinya mengubur Kesepakatan Oslo 1993 yang digalang AS.
Pengakuan Jerusalem sebagai ibu kota Israel dan pemindahan kantor Kedubes AS ke Jerusalem merupakan permusuhan terhadap umat Islam, Kristen, bangsa Arab, dan rakyat Palestina.
Sidang darurat Liga Arab tingkat duta besar di Kairo, Selasa, menegaskan, pengakuan Jerusalem sebagai ibu kota Israel dan pemindahan kantor Kedubes AS ke Jerusalem merupakan permusuhan terhadap umat Islam, Kristen, bangsa Arab, dan rakyat Palestina.
Liga Arab akan kembali menggelar sidang darurat tingkat menteri luar negeri, Sabtu pekan ini.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan—yang kini menjadi Ketua Organisasi Kerja Sama Islam (OKI)—menyerukan digelarnya KTT OKI di Istanbul, 13 Desember, untuk membahas reaksi atas pengakuan AS terhadap kota Jerusalem sebagai ibu kota Israel.
Di Palestina, unjuk rasa mengecam keras Trump dan Israel terjadi di beberapa kota di Tepi Barat dan Jalur Gaza. Sejumlah pemuda Palestina bentrok dengan pasukan Israel.
Faksi-faksi Palestina menyerukan digelarnya hari kemarahan rakyat selama tiga hari, dari Rabu hingga Jumat, sebagai protes atas sikap AS.(AFP/REUTERS/AP/MTH)