Edisi Milenial ”Kompas” Menangi Praktik Terbaik Penggunaan Koran
Oleh
Didit Putra Erlangga Rahardjo
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Harian Kompas mendapatkan bronze winner di ajang Citra Pariwara Advertising Festival 2017 lewat Kompas Edisi Khusus Sumpah Pemuda. Koran yang terbit untuk edisi 28 Oktober 2017 itu disebut sebagai ”edisi milenial” karena partisipasi dari para desainer muda dan berasal dari generasi milenial yang sebelumnya tidak pernah masuk ke dalam dapur Redaksi Kompas.
Kategori yang dimenangi oleh Kompas adalah praktik terbaik dalam penggunaan koran. Penyerahan penghargaaan dilakukan oleh Crisela Cervantes Head of Digital Mindshare dan diterima oleh tim harian Kompas.
Harian Kompas memutuskan untuk merayakan Hari Sumpah Pemuda dengan melibatkan 35 desainer muda yang untuk hari itu diberi kebebasan dalam menuangkan kreativitasnya ke rancangan koran yang kini menjadi kanvasnya. Hasilnya seluruh 32 halaman yang terbit pada 28 Oktober memiliki desain tata letak yang jauh dari kesan konvensional yang selama ini dikenal dari perwajahan Kompas.
Seperti dicuplik dari artikel ”Di Balik Berita” yang ada di kompas.id, perombakan yang dilakukan para desainer tidak sekadar wajahnya saja, tetapi tata letak hingga pengalaman membaca. Halaman depan koran, yang biasa diisi empat artikel, diubah dengan hanya menampung tiga artikel panjang.
Judul berita utama berada di tengah-tengah, memanjang dari atas ke bawah seperti membelah koran. ”Anak Muda Jaga Indonesia”. Bentuknya mirip tugu obelisk yang ditancapkan sebagai land mark (penanda kawasan) di kota-kota bersejarah.
Itu ceritanya kami seperti mengupas, membuka lembaran baru, sebuah gebrakan anak muda. Warnanya merah dan putih, yaitu Indonesia.
”Itu ceritanya kami seperti mengupas, membuka lembaran baru, sebuah gebrakan anak muda. Warnanya merah dan putih, yaitu Indonesia,” kata Agra Satria (31), desainer yang menggawangi halaman depan Kompas.
Dari linimasa media sosial, reaksinya beragam. Ada yang memberi selamat atas inisiatif Kompas dalam memberi ruang kepada anak muda. Tidak sedikit pula yang mengkritik karena tata letak tersebut mengorbankan kemudahan mereka dalam membaca konten. Namun, umumnya respons yang muncul adalah mengharapkan inisiatif serupa dilakukan kembali di masa mendatang.