Perlu Integrasi Moda Transportasi dengan LRT Palembang
Oleh
Satrio Pangarso Wisanggeni
·3 menit baca
PALEMBANG, KOMPAS — Kereta ringan (light rail transit/LRT) diharapkan dapat mencegah risiko kemacetan parah yang dapat terjadi di Palembang, Sumatera Selatan, di masa mendatang. Namun, perlu kebijakan integrasi transportasi yang tepat dengan moda eksisting dan perluasan jaringan agar salah satu Proyek Strategis Nasional itu dapat benar-benar bermanfaat bagi masyarakat.
Progres penyelesaian proyek LRT Palembang dengan panjang 23,4 kilometer ini telah mencapai 93 persen. Kini, lima dari delapan set kereta telah tiba di Depo LRT. Uji laju kereta telah dilaksanakan. Namun, pembangunan prasarana masih menyisakan pekerjaan yang harus diselesaikan sebelum diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada Minggu (15/7/2018) mendatang.
Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Sumatra Selatan Nelson Firdaus mengatakan, kelak hanya ada 4 dari 13 stasiun yang sudah selesai saat diresmikan pekan depan. Stasiun-stasiun itu adalah Jakabaring Sport City, Ampera, Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II, dan Palembang Icon.
”Namun, 13 stasiun ini pada dasarnya telah fungsional. Hanya akses tangga yang belum selesai,” kata Nelson ketika ditemui di Stasiun Jakabaring Sport City, Palembang, Sabtu (7/7/2018) sore. Ia memperkirakan, dalam waktu kurang dari 14 hari seluruh pengerjaan tangga akses stasiun akan rampung.
Akibat pengerjaan akses tangga stasiun tersebut, beberapa titik di jalan protokol Palembang menjadi rusak karena dilewati truk proyek. Kini, setiap malam beberapa titik di ruas jalan tersebut ditutup untuk perbaikan lapisan aspal.
Di luar pembangunan tangga akses stasiun yang belum selesai, pengerjaan fisik stasiun sebetulnya sudah selesai. DI Stasiun Jakabaring Sport City, papan-papan petunjuk tampak telah dipasang di dalam stasiun. Loket tiket telah disiapkan dan gate elektronik pemindai tiket juga telah menyala.
Nelson mengatakan, harga tiket hingga saat ini masih dalam diskusi. Harga tiket normal akan dipatok Rp 5.000. Harga tiket dari stasiun mana pun menuju Stasiun Bandara belum ditentukan, tetapi berada pada cakupan Rp 15.000-Rp 20.000. Kapasitas maksimum setiap trainset sekitar 400 penumpang.
Dalam beberapa minggu terakhir, uji dinamis atau laju kereta telah dilaksanakan setiap malam. Uji dinamis ini dilakukan untuk memeriksa kesiapan sistem daya, persinyalan, dan rem dari setiap trainset LRT Palembang.
Selama ini, uji dinamis berjalan dengan baik. Nelson mengatakan bahwa pada Selasa (10/7/2018), uji penumpang terbatas akan dilaksanakan.
Perlu integrasi
LRT Palembang ditargetkan sudah beroperasi sebelum Asian Games 2018 agar dapat melayani atlet, suporter, dan tamu asing. Waktu tempuh dari Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II menuju Jakabaring Sport City sepanjang 23,4 kilometer diperkirakan akan memakan waktu 20 menit.
Namun, manfaat utama yang diharapkan dari keberadaan LRT Palembang adalah mencegah kemacetan parah terjadi di ibu kota Sumatera Selatan yang memiliki populasi 1,6 juta jiwa itu.
Gubernur Sumatera Selatan Alex Noerdin mengatakan, pembangunan moda transportasi massal sudah harus dilakukan di kota yang padat penduduknya seperti Palembang. Hal ini perlu dilakukan untuk mencegah kemacetan parah yang dapat terjadi di masa mendatang.
”Pertama-tama, tujuan LRT adalah sebagai solusi kemacetan. Berdasarkan studi kami, pada 2020 diperkirakan akan terjadi gridlock pada lalu lintas Palembang. Solusinya adalah angkutan massal,” katanya.
Namun, ia menilai, perlu ada upaya yang berkesinambungan dari pemerintahan Sumatera Selatan selanjutnya agar manfaat ini dapat dirasakan oleh masyarakat. Perluasan cakupan LRT Palembang dinilai menjadi langkah yang harus diambil selanjutnya.
”Bagi pemerintah selanjutnya, LRT harus dibuat rute-rute baru. LRT Palembang hanya akan berfungsi optimal apabila rutenya telah berupa loop (melingkar),” kata Alex.
Perluasan koridor penting untuk meningkatkan area cakupan LRT Palembang, tetapi perlu ada integrasi antara LRT Palembang dengan moda transportasi eksisting.
Saat ini, trase rute LRT Palembang masih berimpitan dengan rute bus transmusi. Nelson mengungkapkan, pengaturan kembali rute perjalanan (rerouting) transmusi sedang dipersiapkan.
”Saat ini masih berimpitan dengan moda transportasi lain, tetapi akan ada rerouting. Bus transmusi akan dijadikan feeder untuk LRT,” kata Nelson.