Percepat RCEP, Indonesia Lobi Australia dan Selandia Baru
Oleh
ANDREAS MARYOTO
·3 menit baca
SINGAPURA, KOMPAS - Delegasi Indonesia dalam Pertemuan Ke-50 Menteri Ekonomi ASEAN melobi Selandia Baru dan Australia terkait dengan perundingan Regional Comprehensive Economic Partnership atau RCEP. Indonesia berharap kedua negara bisa sepakat untuk menuntaskan pembicaraan substantif pada akhir tahun ini sehingga perundingan itu bisa dilanjutkan ke detil kesepakatan dan segera bisa diimplementasikan.
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita kepada wartawan di Singapura, Kamis (30/8/2018) mengatakan, pihaknya kemarin telah bertemu dengan perwakilan dua negara, yaitu Selandia Baru dan Australia. Dalam dua pertemuan terpisah pemerintah Indonesia selaku koodinator negosiasi ASEAN telah melobi mereka agar bisa secara bersama dengan mitra lainnya menyepakati hal-hal substantif dari RCEP pada tahun akhir ini.
“Mereka berada dalam posisi tinggi dalam perundingan, akan tetapi kami meminta mereka agar realistis dan pragmatis. Selandia Baru sempat bertanya, apa keuntungan RCEP bagi kami yang negara kecil? Kita sempat menjelaskan bahwa justru sebagai negera kecil akan menikmati pasar yang lebih luas. Mereka bisa mendapat akses yang lebih besar dari yang ada sekarang. Dalam konteks ini saya sudah mengemukakan dalam perundingan memang harus ada yang memberi dan menerima,” kata Enggartiasto.
Setelah bertemu dengan delegasi Selandia Baru, Enggartiasto juga bertemu dengan delegasi Australia. Kembali ia meyakinkan negara itu agar bisa menyepakati berbagai hal substantif hingga akhir tahun ini. Enggartiasto juga meminta dukungan dari Australia agar hal yang substantif dari RCEP bisa diselesaikan pada akhir tahun ini. RCEP adalah kerjasama perdagangan antara Asean dengan negara mitra seperti China, Australia, Selandia Baru, dan India.
Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan, Iman Pambagyo mengatakan, dalam berbagai kesempatan Indonesia semakin menegaskan bahwa secara substansial materi kerjasama RCEP harus selesai pada akhir tahun ini. Di kalangan ASEAN, mereka sudah setuju sehingga sekarang lobi diarahkan ke mitra ASEAN.
“Dengan China kita menanyakan isu apa saja yang perlu dibahas? Dengan Jepang kita juga bertanya isu apa saja yang perlu dibahas? Dalam waktu dekat saya akan memberikan laporan mengenai berbagai isu yang perlu dibahas seperti isu kompetisi, hak kekayaan intelektual, dan lain-lain,” katanya. Iman telah ditunjuk sebagai ketua negosiasi ASEAN
Saat bertemu dengan delegasi Selandia Baru, Enggartiasto juga sempat menjelaskan tentang sengketa di Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) yang terkait dengan aturan impor produk hortikultura. Ia mengatakan bahwa pemerintah Indonesia tengah menyelesaikan perubahan beberapa aturan.
“Saya meminta agar mereka memahami kita karena untuk mengubah aturan membutuhkan waktu. Pada dasarnya kita sepakat dengan mereka soal akses pasar beberapa produk,” kata Enggartiasto.
ASEAN dan Mitra
Sementera itu dalam pertemuan ASEAN dengan China, ASEAN memiliki potensi besar untuk bekerja sama dengan China dalam bidang teknologi finansial (tekfin) dan e-dagang. Kerja sama ini diperkirakan akan meningkatkan kemampuan kedua pihak.
Ketua Pertemuan Ke-50 Menteri Ekonomi ASEAN yang juga Menteri Perindustrian dan Perdagangan Singapura, Chan Chun Sing, ketika membuka forum Konsultasi Menteri Perdagangan ASEAN dengan Wakil Menteri Perdagangan China, Gao Yan mengatakan, tahun ini adalah Tahun Inovasi Asean-China sehingga pada tahun ini merupakan kesempatan untuk melakukan kerjasama inovasi.
ASEAN dan Jepang berharap ada kerja sama usaha kecil dan menengah di antara keduanya. Langkah ini sejalan dengan fokus ASEAN tahun ini yaitu menjadi kawasan yang inovatif. Chan saat membuka forum pertemuan Menteri Perdagangan Asean dengan Menteri Ekonomi Perdagangan dan Industri Jepang Hiroshige Seko mengatakan, kerjasama antara ASEAN dengan Jepang telah berlangsung lama, mendalam, dan di berbagai bidang.
"Tahun ini sebagai Tahun Inovasi ASEAN maka hal ini menjadi penting untuk usaha kecil.dan menengah baik di ASEAN maupun di Jepang untuk membangun kerjasama dan membangun jaringan dalam menangkap peluang bisnis yang potensinya sangat besar," kata Chan.