Prabowo: Ratna Sarumpaet Mungkin Alami Tekanan Jiwa
Oleh
Dhanang David/Satrio Wisanggeni/Pradipta Pandu
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Calon presiden Prabowo Subianto meyakini mantan juru kampanye nasionalnya, Ratna Sarumpaet, mengalami semacam tekanan jiwa. Kondisi ini yang dipercayai menyebabkan aktris senior itu menciptakan kebohongan bahwa dirinya mengalami penganiayaan.
Prabowo mengungkapkan dirinya mendapat kabar dari keluarga korban bahwa kondisi Ratna yang telah berusia lanjut, 70 tahun, dan dikombinasikan dengan kegiatan padat menimbulkan depresi dan tekanan jiwa.
”Dari keluarga Ratna, saya dengar beliau punya kegiatan yang sangat sibuk dan gangguan ekonomi. Saya dengar (Ratna) ada indikasi di bawah tekanan jiwa yang sangat berat,” kata Prabowo di kediamannya, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (3/10/2018) malam.
Dalam menyampaikan keterangan itu, Prabowo didampingi calon wakil presiden Sandiaga Uno; politisi senior Partai Amanat Nasional, Amien Rais; dan Koordinator Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Dahnil Anzar Simanjuntak.
Dari keluarga Ratna, saya dengar beliau punya kegiatan yang sangat sibuk dan gangguan ekonomi. Saya dengar (Ratna) ada indikasi di bawah tekanan jiwa yang sangat berat.
Mengenai kondisi kejiwaan Ratna yang ia sebut itu, Prabowo menyampaikan empatinya. ”Saya tidak mau mencampuri urusan privasi, tetapi saya juga empati dan kasihan sama (Ratna),” kata Prabowo.
Prabowo, atas nama pribadi dan tim pemenangannya, menyampaikan permintaan maaf. Ia menilai, dirinya telah ikut menyebarkan sesuatu yang belum dapat dipastikan kebenarannya.
”Saya di sini, atas nama pribadi dan sebagai pimpinan dari tim kami ini, saya minta maaf kepada publik. Bahwa saya telah ikut menyuarakan sesuatu yang belum diyakini kebenarannya,” kata Prabowo.
Prabowo mengatakan, Ratna telah mengundurkan diri dari tim pemenangannya. Ia juga mempersilakan siapa pun yang akan membawa Ratna ke dalam proses hukum atas penyebaran kabar bohong itu.
Dahnil Anzar Simanjuntak mengapresiasi kinerja polisi yang bisa lekas mengusut kasus hoaks ini. ”Kami berharap polisi juga bisa mengusut kasus hoaks lainnya yang masih belum tuntas,” katanya.
Sebelumnya, pengacara Farhat Abbas melaporkan ke Bareskrim Polri sejumlah 17 nama dari kubu Prabowo-Sandi yang diduga turut menyebarkan hoaks. Beberapa nama itu seperti Fadli Zon, Fahri Hamzah, Amien Rais, Prabowo, Sandiaga, dan Dahnil.
Menanggapi laporan itu, Dahnil mengatakan bahwa kubu Prabowo-Sandi menjadi korban dari berita bohong yang dilontarkan Ratna.
”Kami berusaha membantu beliau (Ratna) dan kami merupakan korban kebohongannya. Secara pidana, kami tidak dalam posisi menyebar hoaks. Kami tidak tahu sama sekali kalau itu hoaks atau tidak. Kabar penganiayaan ini keluar dari mulut Ratna,” katanya.
Selain itu, Prabowo mengatakan bahwa dirinya mengambil sisi positifnya karena kejadian penganiayaan ini tidak benar-benar terjadi. ”Saya minta maaf, tetapi saya tidak merasa bersalah. Saya mengaku bahwa ketika itu saya agak grasah-grusuh (tergesa-gesa) dan tim saya baru terbentuk sehingga perlu banyak belajar,” ucapnya.