JAKARTA, KOMPAS - Jazz Festival menjadi penghibur di awal tahun 2019 bagi pengunjung Mal Ciputra Jakarta. Baik penonton yang masih awam hingga komunitas pecinta musik jazz berkumpul menjadi satu menikmati alunan lagu yang dibawakan para band.
“Komunitas jazz di Jakarta makin banyak, dari situ kami mencoba mengawali tahun 2019 dengan acara Jazz Festival,” ujar General Manager Mal Ciputra Ferry Irianto di Jakarta, Minggu (6/1/2019.
Mengambil tema Bavarian Village dengan perpaduan warna putih gading dan merah, panggung pertunjukkan musik langsung terlihat begitu indah. Bangunan rumah yang khas dengan banyak jendela, ditambah hiasan jam dinding dibagian tengah atas dan setiap satu jam akan keluar asap diiringi bunyi lonceng. Hal itu menandakan akan ada hujan salju buatan yang terbuat dari busa sabun dan membuat pertunjukkan band semakin meriah.
Acara tersebut berlangsung dari tanggal 3 – 6 Januari 2019 yang merupakan serangkaian program “It’s Christmas Time” oleh Mal Ciputra. Band-band Jazz dari berbagai komunitas di Jakarta ditampilkan untuk menghibur pengunjung.
Pengunjung berkumpul di area depan panggung. Saat musik mengalun banyak di antaranya mengayunkan kaki pelan ke atas dan ke bawah mengikuti alunan musik yang dibawakan oleh band jazz. Lagu-lagu yang dibawakan bukan hanya lagu jazz, tetapi bervariasi seperti hujan gerimis milik Benyamin Sueb atau Balonku ada Lima yang dimainkan secara jazz tentunya.
Tak jarang banyak yang mengambil gambar atau video dari telepon genggam untuk mengabadikan penampilan dari band yang pentas. “Permainannya bagus banget, interaktif juga ngajak penonton nyanyi bareng,” kata Andi (30) sebagai pengunjung yang datang untuk melihat pertunjukkan Jazz Fezstival.
Ia menambahkan, meski jazz dianggap susah tapi Beben & Friends bisa merangkul penonton dengan beberapa lagu populer yang dibawakan. Selain itu, yang menarik juga bagi Andi adalah band tersebut membuat setlist (daftar lagu) secara spontan benar-benar saat di atas panggung.
Banyak yang mengambil gambar atau video dari telepon genggam untuk mengabadikan penampilan band yang pentas
Hal serupa juga diungkapkan oleh Helen (30) yang merasa puas dengan adanya acara Jazz Festival tersebut. Namun, ia menyayangkan area panggung yang disatukan dengan wahana bermain salju anak-anak.
“Orang yang ingin menonton jazz dengan orang yang mengawasi anaknya bermain, bahkan yang hanya sekadar numpang duduk bercampur. Sayang aja, mereka main bagus tapi suasananya tidak kondusif,” kata Helen sebagai salah satu penonton dan penikmat musik jazz. Di luar itu, ia berharap akan lebih sering ada acara Musik Jazz di tempat umum seperti pusat perbelanjaan yang mudah dijangkau.
Sementara itu, hal berbeda diutarakan oleh Indri (34) yang duduk di kursi plastik depan panggung, menunggu penampilan dari Barry & Friends. "Penasaran pengen tahu musiknya seperti apa," kata Indri. Ia mengaku, musik yang selama ini sering didengarkan adalah dangdut dan ini kali pertama ia mendengarkan musik Jazz secara langsung.
Pada hari terakhir, festival tersebut ditutup oleh Beben & Friends bersama dua band lainnya. Sebelumnya, acara Jazz Festival tersebut juga dimeriahkan oleh penampilan dari Idang Rasjidi dan Barry Likumahua. (FRANSISCA NATALIA ANGGRAENI)