Perubahan Jalur KRL Bingungkan Penumpang
JAKARTA, KOMPAS – Penutupan jalur 10 di Stasiun Manggarai, Jakarta Selatan, berdampak pada keterlambatan perjalanan kereta rel listrik. Penumpang juga kebingungan mencari kereta yang sesuai dengan jurusan yang diinginkan.
Akumulasi keterlambatan KRL bisa mencapai 20 menit pada pagi hari dan semakin lama di sore dan malam hari.
Jalur 10 di Stasiun Manggarai ditutup selama 45 hari untuk pengerjaan jalur dwiganda di stasiun itu mulai 23 Januari hingga 10 Maret 2019. Jalur 10 biasa digunakan KRL rute Jakarta Kota/Angke/Jatinegara-Bogor/Depok.
Penumpang KRL tujuan Depok atau Bogor dipindahkan ke jalur 8, 5, dan 4. Selama ini, jalur 4 digunakan untuk KRL rute Jakarta Kota-Bekasi/Cikarang dan juga KA jarak jauh. Adapun jalur 5 dipakai KRL Bogor/Depok-Jatinegara/Jakarta Kota, sedangkan jalur 8 dipakai KRL tujuan Depok/Bogor.
Bety (31), karyawan swasta yang tinggal di Depok, mengatakan, pada pagi hari perjalanan KRL terhambat terutama saat menunggu sinyal masuk Stasiun Manggarai.
Pada hari biasa, perjalanan kereta dari Stasiun Depok Baru-Karet memakan waktu 40-50 menit. Namun, setelah jalur 10 ditutup ditambah dengan pergantian masuk stasiun, perjalanan KRL menjadi 1 jam lebih.
Jika biasanya Bety berangkat pada pukul 06.41, kini ia harus berangkat setidaknya pukul 06.20 dari Stasiun Depok Baru supaya tidak terlambat masuk kerja pada pukul 08.00.
“Sekarang harus berangkat lebih awal supaya sampai Stasiun Karet tidak terlalu mepet. Dari Karet yang biasanya jalan kaki jadi naik ojek online supaya tidak terlambat,” kata Bety.
Penumpang lain, Aan Sulistyadi (35), merasakan keterlambatan kereta dari Bogor-Jakarta Kota mencapai 15 menit pada dua hari terakhir. Keterlambatan terutama disebabkan oleh antrean masuk ke Stasiun Manggarai.
Setiap hari, Aan berangkat dari Stasiun Pondok Cina sekitar pukul 06.30 dan sampai Stasiun Juanda pukul 07.30. Namun, selama dua hari terakhir ini, kereta yang dinaiki Aan terlambat sekitar 15 menit.
“Biasanya juga sudah telat beberapa menit karena menunggu antrean KRL masuk ke Stasiun Manggarai. Sekarang, tampaknya terlambatnya lebih parah lagi,” kata Aan, karyawan swasta yang bekerja di Jakarta Pusat.
Selain itu, penumpang yang menunggu di peron 4, 5, dan 8 Stasiun Manggarai juga terpantau lebih padat setelah jalur 10 ditutup.
Baca juga https://kompas.id/baca/utama/2019/01/24/pengguna-komuter-bingung-akibat-perubahan-jalur/
Pada Kamis (24/1) sore, penumpang tujuan arah Angke dan Jatinegara masih kebingungan karena di jalur tersebut juga dipakai untuk kereta ke arah Depok/Bogor. Selain itu, penumpang tujuan ke Bekasi juga harus berbondong-bondong pindah dari peron 4 ke peron 1 karena kereta dialihkan ke jalur tersebut.
“Kalau jarang naik dari Stasiun Manggarai memang membingungkan. Apalagi mereka tidak membaca spanduk yang disediakan oleh pengelola stasiun, dan tidak mendengarkan pengumuman,” kata Sofi (38).
Untuk mengantisipasi kebingungan tersebut, dua orang petugas dari PT Kereta Commuterline Indonesia bersiaga di peron 5 dan peron 8. Mereka membawa pengeras suara sembari menginformasikan kereta jurusan mana yang datang ke jalur tersebut. Mereka juga kerap mengarahkan penumpang jurusan Depok atau Bogor untuk menuju ke peron 8. Di peron 8 tersebut, kereta jurusan Depok/Bogor paling banyak melintas.
Vice President Komunikasi Perusahaan PT KCI Eva Chairunisa mengatakan, sosialisasi terkait penutupan jalur 10 Stasiun Manggarai selama 45 hari disampaikan baik melalui spanduk di stasiun, informasi di sosial media seperti Twitter, dan pemberitaan media massa.
PT KCI juga selalu menyiagakan petugas terutama pada saat jam sibuk untuk mengumumkan kepada penumpang yang mengantre. Petugas akan disiagakan selama dua pekan selama masa sosialisasi. Setelah itu, informasi akan disampaikan lewat pelantang yang ada di stasiun.
“Tidak ada pengurangan perjalanan kereta. Hanya saja, waktu tempuh memang menjadi lebih panjang karena ada jalur yang digunakan bersamaan sehingga harus bergantian saat masuk ke Stasiun Manggarai,” terang Eva.
Eva meminta kepada pelanggan KRL CL untuk memahami kondisi tersebut mengingat revitalisasi dan pembangunan jalur rel layang adalah program positif bagi perbaikan stasiun sentral Manggarai. Apabila penumpang masih merasa kebingungan saat berada di stasiun, mereka bisa bertanya ke petugas-petugas yang ada di stasiun. (Fransiskus Wisnu Wardhana Dhany)