SOLO, KOMPAS — Memasuki tahun baru Imlek 2570/2019, warga Tionghoa di Solo, Jawa Tengah, berharap kerukunan masyarakat Solo yang majemuk dapat terus terjaga dengan baik. Kondisi negara Indonesia juga diharapkan tetap aman dan damai pada tahun politik ini.
Setelah digelar perayaan malam tahun baru Imlek yang berlangsung meriah, Senin, di kawasan Pasar Gede, Solo, pada hari pertama tahun baru dengan shio Babi ini, Selasa (5/2/2019), sebagian warga Tionghoa di Solo silih berganti datang ke Kelenteng Tien Kok Sie di samping Pasar Gede untuk bersembahyang.
”Semoga di tahun yang baru ini, ekonomi rakyat makin makmur dan keamanan terjamin. Pemilu semoga berjalan sukses dan damai,” ujar Sugiarto (65), warga Solo, seusai bersembahyang di Kelenteng Tien Kok Sie.
Salah satu pengurus Kelenteng Tien Kok Sie, Heru Subianto atau Soei Tie Bian, berharap, pada Imlek 2570 dengan shio Babi ini, kehidupan masyarakat di Solo yang majemuk selalu rukun. Tidak terjadi pergolakan apa pun walau kini memasuki tahun politik.
”Saya harapkan semua menyadari bahwa yang masyarakat butuhkan adalah bisa hidup tenteram dan damai. Semua aspek kehidupan semoga berjalan baik,” katanya.
Heru berharap, persatuan dan kesatuan di Indonesia semakin kokoh. Dengan kondisi yang aman, damai, dan bersatu, Indonesia akan semakin maju sehingga sejajar dengan negara-negara besar lain.
”Indonesia adalah negara besar, jangan sampai kita ketinggalan dari negara-negara lain. Karena itu, kita semua harus selalu rukun dan bersatu padu untuk mencapai kemajuan itu,” lanjutnya.
Jaga dan rawat
Secara terpisah, Sumartono Hadinoto, Ketua Perkumpulan Masyarakat Surakarta, organisasi sosial yang mewadahi masyarakat Tionghoa di Solo, menuturkan, Indonesia akan menggelar pesta demokrasi pemilu presiden dan wakil presiden serta pemilu legislatif sehingga masyarakat Tionghoa juga harus ikut menyukseskan pesta demokrasi tersebut.
Jika sebelumnya, masih ada sebagian warga Tionghoa yang merasakan trauma berkepanjangan karena politik sehingga menjadi golput, dengan semangat tahun baru Imlek saatnya berubah untuk ikut memilih.
”Siapa pun yang menang atau kalah, kita semua kan tetap bersaudara. Indonesia itu Bhinneka Tunggal Ika dari Sabang sampai Merauke. Kita harus menjaga Indonesia,” ujarnya.
Saya harapkan semua menyadari bahwa yang masyarakat butuhkan adalah bisa hidup tenteram dan damai.
Sumartono menambahkan, perjuangan para pejuang dalam menyatukan wilayah Indonesia dari Sabang sampai Merauke sangat tidak mudah. Karena itu, kebinekaan di Indonesia harus senantiasa dirawat bersama-sama untuk menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.