MAGELANG, KOMPAS — Perayaan tahun baru Imlek 2019 di Kelenteng Liong Hok Bio, Kota Magelang, Jawa Tengah, Senin (4/2/2019) malam, disambut meriah oleh warga. Selain umat kelenteng, banyak orang dari berbagai agama ikut berkumpul serta melihat perayaan dan ibadat pergantian tahun di kelenteng tersebut.
Banyak orang, terutama anak-anak, sengaja datang ke kelenteng untuk melihat aksi pertunjukan barongsai dan kembang api yang dinyalakan tepat pada akhir ibadat pergantian tahun.
Ketua Yayasan Tri Bhakti Paul Chandra Wesi Aji mengatakan, pertunjukan barongsai dan kembang api sengaja ditampilkan sebagai bagian dari pentas hiburan untuk masyarakat.
”Dengan pertunjukan barongsai dan kembang api, kami berharap perayaan Imlek bisa sekaligus menjadi momen perayaan bagi masyarakat luas di Kota Magelang,” ujarnya, Senin malam. Yayasan Tri Bhakti adalah yayasan yang menaungi Kelenteng Liong Hok Bio.
Dengan pertunjukan barongsai dan kembang api, kami berharap perayaan Imlek bisa sekaligus menjadi momen perayaan bagi masyarakat luas di Kota Magelang.
Senin malam, banyak orang terlihat antusias datang ke Kelenteng Liong Hok Bio. Fitri (33), warga dari daerah Potrobangsan, Kecamatan Magelang Utara, Kota Magelang, misalnya, sengaja datang ke kelenteng bersama keluarga demi memenuhi keinginan dua anaknya yang ingin menonton barongsai. Di tengah gerimis, mereka bahkan rela menunggu karena pertunjukan barongsai yang semula dijadwalkan pukul 20.00, mundur sekitar setengah jam.
Fitri mengatakan, sekalipun hujan, keinginan anak-anaknya tidak bisa ditolak. ”Anak-anak saya memang suka menonton barongsai. Sejak beberapa hari sebelumnya, mereka sudah meminta ditemani untuk menonton barongsai saat perayaan Imlek,” ujarnya.
Namun, tidak hanya anak-anaknya, Fitri dan suaminya pun menikmati suasana di kelenteng. Mereka kemudian berfoto dengan berlatar belakang kelenteng yang dominan dengan warna merah.
I’in (53), warga Kampung Jaranan, Kecamatan Magelang Tengah, juga menganggap perayaan Imlek kali ini juga penting karena dua anaknya ikut tampil menjadi pemain barongsai.
”Ini adalah kali pertama mereka kembali tampil setelah sebelumnya dua anak saya absen latihan lulus SD,” ujarnya. Dua anaknya kini duduk di bangku kelas dua SMA dan kelas 2 SMP.
Kelenteng Liong Hok Bio terbakar pada 2014 dan akhirnya selesai dipugar tahun 2018. Kini, kelenteng pun tampil makin cantik dengan semakin banyak hiasan, terutama lampion-lampion berwarna merah muda, yang dipasang di tempat sembahyang. Tampilan kelenteng inilah kemudian juga menarik banyak orang untuk datang dan berswafoto.
Nuansa kebersamaan tersebut juga terangkum dalam doa yang dipanjatkan oleh sekitar 700 orang, umat dari Kelenteng Liong Hok Bio. Pembina Yayasan Tri Bhakti, David Herman Jaya, mengatakan, dalam perayaan Imlek kali ini, warga Tionghoa juga berdoa untuk kehidupan serta kebersamaan masyarakat, bangsa dan negara.
Secara khusus, David mengatakan, warga Tionghoa akan berdoa agar situasi politik menjelang pemilu dan pemilihan presiden tidak menganggu kedamaian kehidupan berbangsa dan bernegara.
”Kami pun akan berdoa agar kinerja pemerintahan ke depan tetap berjalan baik dan dapat terus memajukan kehidupan bangsa,” ujarnya.
David mengatakan, jika aktivitas politik berjalan baik, dia pun meyakini, kehidupan ekonomi masyarakat juga akan berjalan semakin baik. Mengacu pada keyakinan tersebut, dia pun berharap segenap masyarakat mau ikut terlibat mewujudkan situasi politik yang baik dengan memberikan hak pilih dan menghargai perbedaan pilihan di antara warga sendiri.