Panelis Terima Masukan untuk Pertanyaan Debat Kedua
Oleh
PRADIPTA PANDU
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Komisi Pemilihan Umum dan panelis mulai menyusun pertanyaan debat presidensial kedua selama tiga hari sejak Jumat hingga Minggu (8-10/2/2019). Dalam proses menyusun pertanyaan itu, para panelis mendapat masukan dari sejumlah pihak dari sivitas akademika hingga lembaga swadaya masyarakat.
Ketua KPU Arief Budiman di Jakarta, Jumat (8/2/2019), menuturkan, sejumlah pihak yang telah memberikan masukan kepada panelis berasal dari perkumpulan yang memiliki perhatian terhadap isu debat kedua, yakni energi, pangan, sumber daya alam, lingkungan hidup, dan infrastruktur.
’Catatan dan temuan mereka sudah disampaikan kepada panelis. Ada yang berupa narasi, bentuk pertanyaan, hingga video. Mudah-mudahan catatan itu bisa menjadi referensi bagi panelis,” ujar Arief seusai pertemuan antara KPU, panelis, dan moderator.
Arief mengemukakan, dalam menyusun pertanyaan, KPU memberikan ruang bagi para panelis untuk berdiskusi dengan pihak mana pun, termasuk sivitas akademika tempat panelis bernaung. Namun, para panelis tetap harus berkomitmen untuk tidak membocorkan pertanyaan yang telah disusun kepada pihak mana pun.
”Saya meminta komitmen para panelis untuk menandatangani pakta integritas. Insya Allah besok siang pakta integritas itu akan ditandatangani bersama,” katanya.
Sebelumnya, KPU telah menentukan delapan orang yang akan menjadi panelis debat kedua. Enam panelis berlatar belakang akademisi dan dua orang lainnya merupakan seorang aktivis.
Panelis berlatar belakang akademisi antara lain Rektor Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Joni Hermana; Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) Arif Satria; pakar lingkungan hidup Universitas Diponegoro (Undip), Sudharto P Hadi; pakar energi Universitas Gadjah Mada (UGM), Ahmad Agus Setiawan; pakar pertambangan Institut Teknologi Bandung (ITB), Irwandy Arif; dan pakar hukum lingkungan Universitas Airlangga (Unair), Suparto Wijoyo.
Sementara dua panelis berlatar belakang aktivis adalah Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Nur Hidayati dan Sekretaris Jenderal Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA) Dewi Kartika.
Joni Hermana mengatakan, panelis telah mendengar dan menerima sejumlah isu dari lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang dianggap penting dan layak untuk dirumuskan ke dalam pertanyaan. LSM juga memberikan data yang diperoleh langsung dari lapangan sebagai acuan panelis untuk lebih mempertajam pertanyaan.
”Setelah pertanyaan tersusun, nantinya akan ada pembahasan secara pleno dari para panelis. Ini untuk menghindari adanya pertanyaan yang sama. Setelah itu, kami akan berdiskusi dengan moderator agar mereka paham dengan konteks pertanyaannya,” tutur Joni.
Joni berharap, dirinya dan panelis lainnya dapat menyusun pertanyaan yang tidak normatif, tajam, dan langsung ke inti persoalan. Dia juga berharap kedua kandidat dapat menjawab pertanyaan secara rinci sehingga publik dapat melihat substansi visi dan misi hingga rencana dalam menangani permasalahan yang berkaitan dengan tema debat.
Debat presidensial kedua yang diselenggarakan pada 17 Februari di Hotel Sultan, Jakarta, ini akan dipandu dua moderator, yaitu jurnalis Anisha Dasuki dan Tommy Tjokro. Debat disiarkan langsung oleh empat stasiun televisi, yakni RCTI, JTV, MNC TV, dan iNews TV. Adapun peserta debat hanya diikuti oleh kedua capres, Joko Widodo dan Prabowo Subianto.