Suarakan Kesetaraan bagi Difabel, Wartawati ”Kompas” Raih Penghargaan
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA/AYU PRATIWI
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Asian Para Games 2018 telah berlalu, tapi perjuangan penyandang disabilitas untuk mencapai kesetaraan tak boleh berhenti. Peran media massa, termasuk harian Kompas, dalam menggugah kesadaran khalayak terhadap hak-hak kaum difabel akan terus dijalankan.
Uni Eropa mengerti betul betapa media massa punya peran besar menyadarkan publik akan hak-hak penyandang disabilitas tersebut. Oleh sebab itu, Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia Vincent Guerend, Jumat (8/2/2019), memberikan penghargaan kepada lima jurnalis Indonesia, termasuk jurnalis Kompas.
”Media berperan penting dalam menggugah masyarakat serta pemerintah untuk mengubah sikap dan mengambil tindakan dalam melawan diskriminasi. Selain itu, untuk memastikan hak asasi manusia berlaku untuk semua orang tanpa kecuali,” ujar Guerend di Jakarta.
Melalui karya jurnalistik, kelima jurnalis itu dinilai telah berkontribusi terhadap peningkatan kesadaran publik tentang nilai-nilai hak asasi manusia (HAM). Nilai-nilai yang dimaksud adalah nilai-nilai HAM yang bersifat universal dan inklusi sosial, seperti nondiskriminasi, kesetaraan jender, toleransi, dan keberagaman.
Jurnalis harian Kompas, Denty Piawai Nastitie, menjadi salah satu pekerja media yang mendapat penghargaan Uni Eropa. Empat jurnalis lainnya adalah Diko Oktara Achmad Yani (Koran Tempo), Erik Purnama Putra (Republika), Suci Sekarwati (Tempo.co), dan Yus Mei Sawitri (Bola.com).
Denty menerima penghargaan atas karya jurnalistiknya di situs berita harian Kompas, yakni Kompas.id, yang berjudul ”Asian Para Games 2018, Perjuangan Atlet untuk Kesetaraan”. Artikel itu berkisah mengenai atlet penyandang disabilitas yang tidak hanya berjuang untuk menjadi lebih tinggi, cepat, dan kuat, tetapi juga berjuang untuk mencapai kesetaraan dan inklusivitas.
Anggota dewan juri, Hermin Y Kleden, mengatakan, indikator penilaian artikel mencakup aspek orisinalitas, keunikan, mengandung nilai kemanusiaan, dan alur cerita serta pemilihan sudut pandang atau angle.
Kelima artikel terpilih telah melewati penilaian yang ketat. Total ada 25 artikel yang diseleksi dewan juri. ”Lima artikel ini punya benang merah, yaitu sama-sama membawa kekuatan manusia. Mereka mengedepankan unsur manusia, yaitu para penyandang disabilitas,” kata Hermin.
Sebagai bentuk apresiasi Uni Eropa kepada kelima jurnalis tersebut, mereka mendapat kesempatan untuk mengunjungi kantor pusat Uni Eropa di Brussels, Belgia, pada April 2019. Selama sepekan di Brussels, mereka bakal mengikuti sejumlah program yang saat ini sedang disiapkan pihak Uni Eropa.
Denty mengungkapkan, dirinya berniat untuk terus menyuarakan kesetaraan bagi penyandang disabilitas. Ia ingin memberikan hal lebih kepada para atlet yang telah memberikan inspirasi. Oleh sebab itu, Denty akan berusaha mempelajari lebih dalam bagaimana Uni Eropa memandang isu-isu HAM.
”Mereka sudah memberi banyak inspirasi kepada kita. Sekarang, apa yang bisa kita berikan kepada mereka?” ujar Denty setengah bertanya.
Selain itu, dia juga berniat mengamati cara masyarakat Eropa memperlakukan kaum difabel. Semisal, bagaimana menempatkan kaum difabel dalam kehidupan sosial dan melihat fasilitas publik yang ramah difabel.