Begini Upaya Solo Turunkan Inflasi Empat Tahun Terakhir
Oleh
ERWIN EDHI PRASETYA
·3 menit baca
SOLO, KOMPAS — Berbagai upaya mengendalikan laju inflasi di Kota Solo, Jawa Tengah, membuahkan hasil positif. Ada empat langkah prioritas dijalankan Tim Pengendalian Inflasi Daerah Solo, yakni ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, keterjangkauan harga, dan komunikasi yang efektif. Hasilnya, nilai inflasi empat tahun terakhir terus turun.
Wakil Ketua Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Solo yang juga Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Solo Bandoe Widiarto mengatakan, selama empat tahun terakhir, inflasi di Solo dapat dijaga sesuai target sehingga mampu mendukung pencapaian sasaran inflasi nasional.
Berdasarkan data Bank Indonesia Solo, pada 2014 inflasi tercatat 8,01 persen, 2015 turun menjadi 2,56 persen, dan pada 2016 turun lagi menjadi 2,15 persen. Pada 2017, angkanya naik menjadi 3,1 persen, tetapi pada 2018 kembali turun menjadi 2,45 persen.
”Pencapaian ini tidak lepas dari peran dan koordinasi Tim Pengendalian Inflasi Daerah dalam melaksanakan program 4K, yaitu ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, keterjangkauan harga, dan komunikasi yang efektif,” kata Bandoe di Solo, Selasa (12/2/2019).
Ia juga mengapresiasi langkah taktis Pemerintah Kota Solo menjaga inflasi. Dicontohkan, sehari setelah Pasar Legi terbakar pada 2018, Pemkot Solo telah menentukan lokasi pasar darurat dan sebagian pedagang pun langsung berjualan lagi. Hal itu membuat inflasi mampu dijaga sehingga tidak melonjak tinggi karena dampak kebakaran pasar terbesar di Solo tersebut.
”Saat itu, saya membayangkan inflasi akan tergelincir karena Pasar Legi merupakan pasar induk, tetapi ternyata itu bisa dicegah,” ujar Bandoe.
Bandoe menambahkan, untuk menjamin ketersediaan pasokan bahan kebutuhan pokok, Pemkot Solo melalui Dinas Perdagangan Solo aktif memantau rantai distribusi dari distributor hingga pasar tradisional. Kelancaran distribusi kini semakin baik dengan rampungnya Tol Trans-Jawa.
Kios Mirunggan
Untuk memastikan keterjangkauan harga, TPID membuka Kios Mirunggan di pasar tradisional yang menjual sejumlah bahan kebutuhan pokok, antara lain beras, minyak goreng, telur, dan tepung terigu, dengan harga jual sesuai harga acuan yang ditetapkan Kementerian Perdagangan.
”Untuk 2019 telah ditetapkan sasaran inflasi 3,5 persen plus minus 1. Ini berarti, batas atas 4,5 persen dan batas bawah 2,5. Tidak boleh kurang atau lebih dari itu,” katanya.
Pada Januari 2019, inflasi Solo tercatat 2,29 persen. Inflasi ini cenderung lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun lalu ataupun dibandingkan dengan rata-rata inflasi tahunan bulan Januari dalam kurun waktu tiga tahun terakhir sebesar 2,86 persen.
Kepala Dinas Perdagangan Solo Subagiyo mengatakan, Pemkot Solo terus memantau perkembangan harga-harga di pasar-pasar serta ketersediaan pasokan untuk menjamin stabilitas harga. Dia mengakui, sejumlah bahan kebutuhan pokok yang dipasok dari daerah lain selalu bergerak naik turun karena sejumlah faktor.
Dia mencontohkan, cabai yang dipasok dari Mojokerto dan Jember, Jawa Timur, harganya cenderung fluktuatif dipengaruhi produksi dan permintaan. ”Tingkat produksi itu dipengaruhi antara lain musim, kalau musim hujan, harga cabai cenderung naik,” ujarnya.
Subagiyo mengatakan, Kios Mirungan efektif mengendalikan inflasi. ”Kalau terjadi kenaikan harga, kami tingkatkan suplai barang dengan harga standar yang ditetapkan pemerintah maupun harga yang sesuai dengan daya jangkau masyarakat,” katanya.