MAGELANG, KOMPAS — Warga Desa Giripurno, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, berharap pembangunan balai ekonomi desa di desa mereka berdampak positif menggerakkan perekonomian. Berdasarkan pertimbangan tersebut, kantor balai desa direlakan untuk dirobohkan. Lokasinya dikosongkan untuk pembangunan balai ekonomi desa.
”Kami berupaya balkondes (balai ekonomi desa) harus terbangun karena balkondes inilah yang nantinya menjadi penggerak ekonomi warga dan menjadi penggerak wisatawan datang ke Desa Giripurno,” ujar Kepala Desa Giripurno, Sukisno, Rabu (13/2/2019).
Ia menambahkan, perobohan kantor balai desa sudah dibahas bersama warga selama berbulan-bulan.
Setelah kantor balai desa dirobohkan, untuk sementara seluruh aparatur pemerintah Desa Giripurno menjalankan tugas dengan menempati pendopo rumah milik salah seorang mantan kepala desa.
Luas areal balai desa 1.027 meter persegi. Karena Kementerian BUMN menetapkan syarat luas areal minimal untuk pendirian balkondes mencapai 3.000 meter persegi, Pemerintah Desa Giripurno pun harus mencari areal tambahan.
November 2018, Pemerintah Desa Giripurno mendapatkan lahan bekas pertanian cengkeh seluas 1.525 meter persegi, yang dibeli dengan dana dari desa dan sumbangan pihak ketiga sebesar Rp 320 juta. Lokasi tersebut terpisah dari lahan yang sebelumnya menjadi lokasi berdirinya balai desa.
Sekalipun belum memenuhi syarat luasan 3.000 meter persegi, seluruh areal yang sudah tersedia tersebut dinyatakan sudah cukup untuk pendirian balkondes berikut homestay. BUMN yang akan mendampingi Desa Giripurno dalam hal pembangunan dan pengelolaan balkondes adalah PT Pupuk Indonesia.
Lokasi yang semula menjadi lokasi kantor balai desa akan menjadi lokasi berdirinya balkondes. Adapun di lokasi yang merupakan bekas lahan pertanian cengkeh, diharapkan akan dibangun tiga bangunan homestay dan enam kamar. Di sebelah homestay, direncanakan juga akan dibangun balai desa baru.
Program balkondes adalah program dari Kementerian BUMN, yang dilaksanakan di 20 desa di Kecamatan Borobudur. Dalam program ini, untuk pembangunan balkondes, setiap desa di Kecamatan Borobudur akan mendapatkan kucuran dana Rp 1 miliar dan pendampingan dari salah satu BUMN.
Sukisno mengatakan, pembangunan balkondes memang tidak menjadi program wajib. Masyarakat bisa menolak jika memang tidak menyetujui atau merasa desanya tidak cocok untuk program tersebut. Namun, karena 19 desa lain sudah terlebih dahulu menyetujui dan telah membangun balkondes, Desa Giripurno pun berkeinginan untuk menjalankan program yang sama.
Desa ini akhirnya menjadi desa terakhir yang akan membangun balkondes. Balkondes Desa Giripurno saat ini tengah dibangun dan direncanakan selesai, siap dibuka untuk pengunjung pada Maret mendatang.
Bantuan dari BUMN untuk pembangunan balkondes, menurut dia, memang selayaknya tidak dilewatkan karena dapat menggerakkan ekonomi desa. Balkondes juga menjadi program yang penting untuk didukung sebagai bagian dari persiapan desa untuk menyambut kedatangan wisatawan setelah bandara baru Kulon Progo dibuka pada April mendatang.
”Tanpa semangat dari kami, mustahil desa kami dilirik wisatawan,” ujarnya. Desa Giripurno berjarak sekitar 10 kilometer dari Candi Borobudur dan berjarak 1,7 kilometer dari Samigaluh, Kulon Progo.
Sementara itu, Desa Kenalan berupaya menyambut kedatangan wisatawan dengan membuat paket-paket wisata baru. Bekerja sama dengan Desa Majaksingi, paket-paket wisata tersebut baru diluncurkan tahun ini dan sudah menarik minat banyak wisatawan.
Kepala Desa Kenalan Kamidi mengatakan, paket wisata tersebut diikuti rombongan yang terdiri atas 30 orang. Dimulai dengan menyaksikan pemandangan matahari terbit di salah satu bukit di Desa Majaksingi, aktivitas wisata dilanjutkan dengan menjelajahi obyek wisata alam dan sentra kerajinan di Desa Kenalan. Biaya ditetapkan Rp 200.000 per orang dan pendapatan yang masuk langsung dibagi rata di antara dua desa.
Kamidi menyebutkan, pihaknya juga pernah mencoba membuat paket wisata serupa, bekerja sama dengan Desa Giritengah dan Karanganyar. Pendapatan yang diperoleh pun dibagi rata untuk tiga desa.