TANGERANG SELATAN, KOMPAS — Kehadiran bank sampah di Tangerang Selatan belum diikuti dengan kesadaran warga untuk memilah sampah. Selain itu, di sekitar lokasi bank sampah masih ditemukan lokasi pembuangan sampah ilegal.
Berdasarkan pantauan, Selasa (19/2/2019), berjarak sekitar 300 meter dari Bank Sampah Jawara, terdapat tumpukan sampah plastik yang teronggok di pinggir Jalan Cendrawasih Raya. Tumpukan sampah juga terlihat di Jalan Merpati Raya.
Bank Sampah Jawara berada di RT 004 RW 002 Jalan Cendrawasih II, Sawah Baru, Ciputat, Tangsel. Bank sampah yang beroperasi sejak Mei 2018 ini terlihat lengang pada Selasa siang.
Diki Hermawan (39), warga yang rumahnya berada di depan gudang Bank Sampah Jawara, mengatakan, aktivitas di bank sampah tersebut baru ramai pada akhir pekan. ”Penimbangan sampah dilakukan setiap dua bulan sekali,” ujarnya.
Di gudang bank sampah itu, terdapat puluhan sampah plastik yang sudah dimasukkan ke karung. Pintu gudang yang terbuat dari bambu itu dikunci dengan menggunakan borgol.
Rumah Cacih (49) hanya berjarak 30 meter dari lokasi bank sampah. Namun, ia baru mengetahui kehadiran bank sampah itu sebulan terakhir. Hingga kini, dia belum pernah menimbang sampahnya di bank sampah tersebut. Sampah plastik dan sampah organik ia letakkan di dalam satu wadah. Lalu, sampah itu dibungkus dengan plastik.
”Sekali dua hari, ada petugas sampah yang mengangkut,” kata Cacih.
Aminah (64) sudah mengetahui adanya bank sampah di wilayahnya. Namun, dia belum pernah menjual sampah ke bank sampah tersebut. Ia tidak mau memisahkan sampah plastik dan sampah organik yang dihasilkan.
”Saya malas ngumpulin botol-botol begitu. Selain memakan banyak tempat, kalau diletakkan, lama-lama juga bisa mengundang nyamuk,” ucap Aminah, yang membayar iuran Rp 30.000 setiap bulan untuk membayar petugas mengangkut sampah.
Bank Sampah Jawara merupakan salah satu dari sekitar 300 bank sampah yang tersebar di 54 kelurahan di Tangsel. Bank sampah ini diharapkan mengurangi volume sampah yang akan dibuang ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Cipeucang, Tangsel.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Tangerang Selatan Toto Sudarto mengatakan, selama ini, TPA Cipeucang tidak maksimal menampung 800 ton per hari sampah rumah tangga dan industri. Yang tertampung hanya sekitar 300 ton per hari (Kompas, 19 Februari 2019).
Berhenti operasi
Selain kesadaran warga yang rendah, masalah sewa lahan juga membuat salah satu bank sampah yang bisa menampung 600 kilogram sampah per hari di Kelurahan Jombang, Ciputat, Tangerang Selatan, berhenti beroperasi sejak dua tahun lalu. Bank sampah itu bernama Ya Bunayya, dikelola oleh Yayasan Ya Bunayya Bina Mandiri.
Komaruddin Akyas sebagai pengelola yayasan itu mennyebutkan, Bank Sampah Ya Bunayya bisa menampung 6 kuintal sampah plastik per hari. Selain sampah warga, pengurus bank sampah juga mendapat pasokan sampah dari pemulung dan pengepul. Sampah tersebut dicacah menggunakan mesin, lalu dijual ke industri.
Pada tahun 2017, kata Komaruddin, bank sampah yang ada sejak 2010 itu terpaksa berhenti beroperasi. Pihak yayasan tak mampu lagi menyewa lahan seluas 4.000 meter persegi.
”Awalnya sewa lahan Rp 20 juta per tahun. Menjelang tutup, sewa tanah dinaikkan, jadi kami putuskan untuk berhenti beroperasi,” ujar Komaruddin. (INSAN ALFAJRI)