Calon Presiden-Wakil Presiden nomor urut 01, Joko Widodo-Ma\'ruf Amin, akan mengerahkan setidaknya dua juta saksi untuk Pemilu Presiden 2019.
Oleh
A Ponco Anggoro
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Calon presiden dan wakil presiden nomor urut 01, Joko Widodo-Ma’ruf Amin, akan mengerahkan setidaknya 2 juta saksi untuk Pemilu Presiden 2019. Jokowi secara khusus meminta para saksi untuk sungguh-sungguh mengawasi dan mengawal suara Jokowi-Ma’ruf selama proses pemungutan suara hingga rekapitulasi suara di setiap jenjang tuntas.
”Yang jelas mereka harus mengawasi dan mengawal suara yang ada di TPS (tempat pemungutan suara) masing-masing. Tiap TPS disiapkan satu saksi, kalau kurang, ya tiga,” kata Joko Widodo seusai memberikan pengarahan dalam acara pelatihan saksi untuk Jokowi-Ma’ruf yang diselenggarakan oleh Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma’ruf , di Jakarta, Rabu (20/2/2019).
Selain itu, untuk mengawal suara Jokowi-Ma’ruf , akan dibangun sistem khusus untuk memudahkan pelaporan dari saksi ke TKN.
”Manajemen dan sistemnya kami siapkan sehingga nanti memudahkan laporan dari TPS ke atas,” ujarnya.
Wakil Direktur Saksi TKN Jokowi-Ma’ruf, Lukman Edy, mengatakan, dua juta saksi yang akan dikerahkan untuk mengawal suara Jokowi-Ma’ruf pada Pilpres 2019 itu tidak hanya akan ditempatkan di TPS yang totalnya berjumlah sekitar 800.000 TPS. Mereka juga akan ditempatkan saat proses rekapitulasi suara di desa, kecamatan, kabupaten, provinsi, hingga pusat.
Selain mengawal proses pemungutan hingga rekapitulasi suara, para saksi diminta untuk mengawal sisa masa kampanye pilpres selama sekitar dua bulan, khususnya saat masa kampanye terbuka.
”Mereka akan meningkatkan fokus pada 21 hari masa kampanye terbuka yang dimulai 24 Maret mendatang,” ujarnya.
Jika ditemukan pelanggaran kampanye oleh kubu lawan, saksi diminta segera menyerahkan hasil temuannya kepada Direktorat Hukum TKN Jokowi-Ma’ruf.
Selain itu, saksi juga diminta untuk mengajak para pemilih Jokowi-Ma’ruf agar hadir di tempat-tempat pemungutan suara saat pemilu digelar, 17 April 2019.
Selama pelatihan para saksi, Lukman melanjutkan, saksi tidak hanya disiapkan dari sisi teknis, tetapi juga ideologis. Dengan demikian, kelak akan lahir saksi-saksi yang militan dalam mengawal suara Jokowi-Ma’ruf.
”Mereka diberikan pengertian bahwa mendukung Jokowi-Ma’ruf bukan hanya untuk kepentingan pribadi, tetapi seluruh Indonesia,” kata Lukman.
Potensi kecurangan
Ketua TKN Jokowi-Ma’ruf, Erick Thohir, mengatakan, saksi perlu dilatih agar mereka memiliki visi dan militansi yang sama dengan personel yang ada di TKN.
”Ada kecurangan-kecurangan yang harus diantisipasi. Hal itu bisa terjadi kalau saksi-saksi kita lemah,” ujarnya.
Thohir melanjutkan, selain ditugaskan mengawal suara Jokowi-Ma’ruf, saksi juga diminta memberikan sosialisasi kepada calon pemilih mengenai jenis-jenis surat suara dan cara mencoblosnya. Dengan demikian, calon pemilih yang ingin memilih Jokowi-Ma’ruf tidak salah mencoblos atau memilih.
Sosialisasi itu juga penting karena surat suara pada pemilu kali ini lebih banyak daripada pemilu sebelumnya. Ini menyusul model pemilu yang baru diterapkan pada 2019, yaitu pemilu presiden dan legislatif digelar serentak.
Selain surat suara untuk pilpres, ada juga surat suara untuk calon anggota DPR, DPD, DPRD provinsi, dan DPRD kabupaten/kota yang perlu dicoblos oleh calon pemilih di tempat pemungutan suara pada 17 April 2019.
”Kita harapkan saksi-saksi kita terus membantu sosialisasi, selain memastikan tidak ada kecurangan di bawah,” ungkap Thohir. (FAJAR RAMADHAN)