Laba Bersih Bank-bank Kecil Cenderung Turun pada 2018
Oleh
ELSA EMIRIA LEBA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Laba bersih bank-bank kecil cenderung turun pada 2018. Kondisi ini berbanding terbalik dengan bank-bank besar yang membukukan pertumbuhan laba bersih secara signifikan.
Berdasarkan Statistik Perbankan Indonesia (SPI) Desember 2018, yang diterbitkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), bank-bank dalam kategori bank umum kelompok usaha (BUKU) 1 memperoleh total laba bersih sebesar Rp 700 miliar. Nilai tersebut turun 2,23 persen dibandingkan pada 2017 yang sebesar Rp 716 miliar.
Bank-bank dalam BUKU 2 mengalami kondisi serupa. Total laba bersih bank kelompok ini anjlok 10,7 persen dari Rp 10,28 triliun pada 2017 menjadi Rp 9,18 triliun pada 2018.
Bank berkategori BUKU 1 memiliki modal kurang dari Rp 1 triliun, BUKU 2 bermodal Rp 1 triliun-Rp 5 triliun, BUKU 3 bermodal Rp 5 triliun-Rp 30 triliun, serta BUKU 4 bermodal lebih dari Rp 30 triliun.
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Abdul Manap Pulungan saat dihubungi di Jakarta, Senin (4/3/2019), mengatakan, terdapat tiga hal yang membuat laba bank kecil turun. ”Skala bisnis yang terbatas, transformasi teknologi informasi yang lambat, serta persaingan dengan bank besar dalam menyalurkan kredit,” ujarnya.
Tiga hal yang membuat laba tumbuh bank kecil turun adalah skala bisnis yang terbatas, transformasi teknologi informasi yang lambat, serta persaingan dengan bank besar untuk menyalurkan kredit.
Menurut Abdul, bank kecil kebanyakan mengandalkan penerimaan dari suku bunga kredit. Namun, pada 2018, kredit bank kecil tidak tumbuh signifikan karena bank besar menawarkan suku bunga yang lebih rendah.
Sementara itu, laba bersih bank-bank besar tumbuh signifikan pada 2018. OJK mencatat, bank-bank BUKU 3 memperoleh total laba bersih Rp 38,32 triliun pada 2018, tumbuh 17,6 persen dibandingkan Rp 32,57 triliun pada 2017.
Adapun kelompok bank BUKU 4 menghasilkan laba bersih Rp 98,99 triliun, atau tumbuh 14,3 persen dari Rp 86,58 triliun. Secara keseluruhan, laba bersih industri perbankan tumbuh 14,3 persen, mencapai Rp 150,01 triliun.
Secara keseluruhan, laba industri perbankan tumbuh 14,3 persen, yaitu sebesar Rp 150,01 triliun.
Salah satu bank BUKU 4, PT Bank Central Asia ( BCA) Tbk, mencatat laba bersih sebesar Rp 25,9 triliun pada 2018. Laba ini meningkat 10,9 persen dari perolehan tahun sebelumnya yang sebesar Rp 23,3 triliun. Pertumbuhan laba ini sejalan dengan pertumbuhan kredit sebesar 15,1 persen.
Direktur BCA Henry Koenaifi menyampaikan, BCA menargetkan pertumbuhan kredit dan dana pihak ketiga (DPK) yang konservatif pada 2019, yaitu 9-10 persen. ”Kami akan menjaga agar bunga tetap kompetitif,” katanya.
Konsolidasi
Abdul melanjutkan, jumlah bank kecil terlalu banyak sehingga konsolidasi bank perlu untuk dilakukan. Konsolidasi akan meningkatkan modal dan daya saing bank yang telah berkonsolidasi.
Berdasarkan data OJK, jumlah bank di Indonesia mencapai 114 unit, terdiri dari 5 bank BUKU 4; 28 bank BUKU 3; 59 bank BUKU 2; serta 22 bank BUKU 1.
Secara terpisah, Wakil Sekretaris Jenderal Perhimpunan Bank-bank Umum Nasional (Perbanas) Taswin Zakaria menambahkan, Perbanas mendukung konsolidasi sesuai imbauan OJK. ”Kami juga mendukung upaya konsolidasi yang dilakukan oleh setiap bank,” ujarnya.
Adapun OJK sedang mengkaji ulang Peraturan OJK Nomor 39/POJK.03/2017 tentang Kepemilikan Tunggal pada Perbankan Indonesia guna mendorong konsolidasi. Aturan itu menyebutkan, setiap pihak hanya bisa menjadi pemegang saham pengendali (PSP) atas satu bank.