SOLOK SELATAN, KOMPAS — Memasuki hari ke delapan masa tanggap darurat gempa bumi Solok Selatan, sebagian besar warga yang sebelumnya tinggal di tenda-tenda pengungsian berangsur kembali ke rumah masing-masing. Sejalan dengan itu, warga juga mulai beraktivitas seperti biasa.
Kepala Dinas Sosial Solok Selatan Hafison saat dihubungi dari Padang, Sumatera Barat, Kamis (7/3/2019), mengatakan, pascagempa bermagnitudo 4,8 dan 5,3 pada Kamis (28/3/2019), warga di tiga kecamatan, yakni Sangir Balai Janggo, Sangit Batang Hari, dan Sangir Jujuan, tidak berani kembali ke rumah karena khawatir gempa susulan. Akibatnya, mereka memutuskan tinggal di tenda darurat yang dibangun sendiri atau yang disediakan pemerintah.
”Sejak kemarin hingga hari ini, sebagian besar sudah kembali. Apalagi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) kemarin sudah sosialisasi ke warga kalau intensitas gempa dan guncangan gempa sudah semakin berkurang,” kata Hafison.
Menurut data Posko Penanganan Gempa Bumi Solok Selatan, tercatat hampir 500 rumah rusak yang terdiri dari 124 rusak berat dan sisanya rusak ringan hingga sedang. Total keluarga terdampak 1.389 keluarga. Selain rumah, sejumlah fasilitas umum, termasuk sekolah, kantor, dan kios, turut rusak. Tercatat, ada 61 warga luka karena kejadian itu.
”Warga yang kembali ke rumah sekitar 60 persen, terutama yang rumahnya rusak ringan dan sedang. Mereka juga sudah beraktivitas seperti biasa seperti ke kebun sawit, karet, berdagang, dan sebagainya,” kata Hafison.
Warga yang kembali ke rumah sekitar 60 persen, terutama yang rumahnya rusak ringan dan sedang. Mereka juga sudah beraktivitas seperti biasa, seperti ke kebun sawit, karet, berdagang, dan sebagainya.
Sementara yang masih tinggal di tenda adalah warga yang rumahnya rusak berat. ”Kebutuhan tenda sudah terpenuhi. Apalagi itu jadi prioritas kami. Selain menggunakan tenda keluarga, kami juga bantu warga membuat tenda dari terpal,” kata Hafison.
Khusus untuk warga yang rumahnya rusak berat, menurut Hafison, muncul rencana dari Bupati Solok Selatan agar mendapat bantuan pembiayaan untuk kos. Itu agar warga tidak tidur di tenda sepanjang hari.
”Jadi kalau malam, mereka pulang ke sana (kos) dan siang bisa ke rumah atau pengungsian. Tapi ini masih menunggu kepastian karena Pak Bupati sedang di Jakarta,” kata Hafison.
Distribusi bantuan juga masih terus masuk ke Posko Penanganan Gempa Bumi Solok Selatan di Kantor Camat Sangir Balai Janggo. Bantuan yang masuk berupa bahan kebutuhan pokok, makanan ringan, family kit, serta perlengkapan bayi.
”Tahap pertama, bantuan sudah disalurkan ke 1.389 keluarga terdampak. Sementara untuk tahap selanjutnya, tidak lagi disalurkan dari posko, tetapi ke walinagari-walinagari. Hal itu karena dia lebih tahu kondisi warganya,” kata Hafison.
Gempa susulan
Seperti diberitakan, menurut data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Klas I Padang Panjang, gempa bumi pada pukul 01.55 berada di darat pada koordinat 1,59 Lintang Selatan (LS) dan 101.27 Bujur Timur (BT). Tepatnya 19 kilometer Barat Daya Kabupaten Solok Selatan. Pusat gempa berada pada kedalaman 11 kilometer.
Adapun gempa pada pukul 06.27 terletak pada koordinat 1,4 LS dan 101,53 BT atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 36 kilometer arah Timur Laut Kota Padang Aro, Kabupaten Solok Selatan. Pusat gempa berada pada kedalaman 10 km.
Jika memperhatikan lokasi episenter (titik pusat gempa bumi di atas permukaan bumi) dan kedalaman hiposenter (titik gempa di bawah permukaan bumi), gempa yang terjadi adalah jenis gempa bumi tektonik kerak dangkal (shallow crustal earthquake).
Gempa terjadi akibat aktivitas Zona Sesar Sumatera (Sumatera Fault Zone) tepatnya pada pertemuan segmen Suliti dan Siulak. Gempa bumi pada pukul 06.27 juga terjadi akibat aktivitas yang sama.
Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Geofisika Klas 1 Padang Panjang Mamuri, hingga sepanjang Sabtu (2/3/2019) sampai Minggu (3/3/2019), mereka mencatat ada 43 gempa susulan dengan magnitudo di bawah 3. Dari seluruh gempa itu, hanya tujuh yang dirasakan.
”Kami terus menerima laporan dari masyarakat kalau gempa yang terasa masih terjadi. Semalam (Rabu), terasa dua kali,” kata Mamuri.
Menurut Mamuri, meski masih terjadi gempa, dia memprediksikan tidak akan terjadi gempa dengan magnitudo besar lagi. ”Sesar belum stabil dan untuk stabil masih melepas energi (sehingga masih terjadi gempa-gempa kecil),” kata Mamuri.
Mamuri menambahkan, dengan kondisi seperti itu, tidak masalah jika warga kembali ke rumah. ”Tetapi itu hanya untuk yang rumahnya rusak ringan hingga sedang. Tetapi kalau yang berat, baiknya tidak dulu dan menunggu hingga rekonstruksi ulang,” kata Mamuri.