Peringkat Lippo Karawaci Membaik Pasca Terbitkan “Right Issues”
Oleh
ELSA EMIRIA LEBA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Peringkat perseroan perusahaan properti PT Lippo Karawaci Tbk membaik pascapenerbitan rights issues atau hak memesan efek terlebih dahulu dan penjualan aset. Strategi ini dinilai akan memperbaiki likuiditas perusahaan.
Lembaga pemeringkat internasional, Moody’s Investors Service, mengubah peringkat Lippo Karawaci menjadi BBB dengan proyeksi stabil per 14 Maret 2019. Sebelumnya, proyeksi Lippo Karawaci adalah negatif.
Sedangkan Standard & Poor’s (S&P) mempertahankan peringkat surat utang Lippo Karawaci pada CCC+ dengan proyeksi positif per 14 Maret 2019. Peringkat surat utang Lippo Karawaci telah berada di level ini sejak 24 Januari 2019, setelah sempat berada pada peringkat B-.
“Perbaikan positif dari kedua lembaga pemeringkat ini memvalidasi program pendanaan kami yang akan memperkuat neraca keuangan, meningkatkan likuiditas, dan melanjutkan investasi di proyek utama,” kata CEO Lippo Karawaci John Riady, yang baru saja menjabat, melalui keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (15/3/2019).
John melanjutkan, Lippo Karawaci akan menjaga pengelolaan modal perusahaan secara ketat. Dengan begitu, perusahaan dapat bertumbuh secara optimal di tiga segmen utama, yaitu perumahan di daerah perkotaan, mal gaya hidup, dan layanan kesehatan.
Perbaikan peringkat membuat perdagangan saham Lippo Karawaci (kode LPKR) dibuka menguat empat poin pada level Rp 272 per saham pada hari ini, dilansir dari Bursa Efek Indonesia (BEI). Harga saham mencapai puncak pada level Rp 294 per saham.
Saham Lippo Karawaci ditutup menguat pada level Rp 286 per saham. Secara keseluruhan, saham menguat 18 poin atau sebesar 6,72 persen.
Lippo Karawaci baru saja mendapat pendanaan sebesar 1,01 miliar dollar AS atau setara Rp 14,39 triliun. Dana ini berasal dari penerbitan right issues keluarga Riady yang merupakan pendiri Lippo Group sebesar 730 juta dollar AS. Sisa dana sebesar 280 juta dollar AS berasal dari penyelesaian rencana divestasi aset.
Hasil pendanaan akan digunakan untuk membayar sebagian kewajiban utang sebesar 275 juta dollar AS serta menyangga likuiditas dari kewajiban bunga dan sewa dana investasi lahan yayasan hingga 2020. Lippo Karawaci juga akan melanjutkan investasi dalam proyek-proyek utama yang sedang berjalan.
Adapun Moody mempertahankan posisi BBB untuk surat utang yang diterbitkan oleh Theta Capital Pte. Ltd., perusahaan yang bergerak di bidang properti. Perusahaan ini dimiliki oleh Lippo Karawaci.
Jaga likuiditas
Wakil Presiden dan Pejabat Kredit Senior Moody’s, Jacintha Poh, menyampaikan, penambahan dana akan menjaga likuiditas perusahaan. “Lippo Karawaci akan memiliki uang tunai yang cukup untuk operasional dan utang selama 12-18 bulan ke depan,” tuturnya, dalam situs resmi.
Lippo Karawaci sebelumnya berada dalam posisi kritis karena kekurangan pendanaan untuk membayar utang. Hingga 31 Desember 2018, perusahaan ini memiliki utang sebesar Rp 2,5 triliun yang jatuh tempo pada 2019 dan 2020.
Poh melanjutkan, peringkat BBB Lippo Karawaci mencerminkan perusahaan masih bergantung pada pendanaan dari luar dan penjualan aset. Lippo Karawaci belum mampu mengembangkan bisnis, mengingat proyek perusahaan terakhir diluncurkan pada 2016.
Analis dari Standard & Poor’s, Kah Ling Chan menambahkan, penerbitan right issues dan divestasi aset akan menjaga likuiditas perusahaan hingga akhir tahun 2020. “Investasi untuk melanjutkan proyek Meikarta akan menambah aliran dana di masa depan,” ucapnya.