Sekolah di Sulteng Hadapi Ujian Nasional dalam Kondisi Darurat
Ujian nasional di Sulawesi Tengah dibayangi berbagai kekurangan seusai dilanda gempa hampir enam bulan lalu. Sekolah menengah dan dasar di Sulawesi Tengah mengantisipasi itu dengan menyiapkan diri secara maksimal untuk kesuksesan ujian nasional tahun 2019.
Oleh
Videlis Jemali
·2 menit baca
PALU, KOMPAS — Ujian nasional di Sulawesi Tengah dibayangi berbagai kekurangan seusai dilanda gempa hampir enam bulan lalu. Sekolah menengah dan dasar di Sulawesi Tengah mengantisipasi hal itu dengan menyiapkan diri secara maksimal untuk kesuksesan ujian nasional tahun 2019.
Rata-rata sekolah di semua jenjang telah melaksanakan simulasi untuk ujian nasional baik yang berbasis komputer maupun kertas dan pensil. Sebagian sekolah menggelar simulasi di ruang kelas semipermanen dan yang lainnya tetap di ruang kelas lama karena tidak terlalu rusak.
Ujian nasional 2019 dilaksanakan pada awal April untuk SMA/SMK dan sederajat serta akhir April untuk SMP dan SD dan sederajat.
Tahun ini, ujian nasional berbasis komputer di sekolah itu tidak dilaksanakan di laboratorium komputer seperti tahun sebelumnya. Laboratorium rusak karena gempa pada 28 September 2018. Untuk mengatasi masalah itu, komputer dipindahkan ke sejumlah ruang kelas yang layak dipakai. Ruang kelas itu dipakai sejak simulasi dua minggu lalu. Pemindahan itu tak memengaruhi operasi komputer.
”Berdasarkan simulasi secara nasional kemarin, kami menilai, persiapan berjalan lancar. Tak ada kendala teknis yang berarti. Siswa bisa mengoperasikan komputer,” kata Kepala Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Kecamatan Sigi Biromaru Herman Januddin di Desa Lolu, Sigi Biromaru, Kabupaten Sigi, Sulteng, Rabu (20/3/2019).
Menurut Herman, pihaknya terus memeriksa sistem komputer agar tak bermasalah saat dipakai untuk ujian nanti. ”Kami berusaha menunjukkan gempa tak memengaruhi persiapan dan pelaksanaan ujian nasional,” ujar Herman. Jumlah peserta ujian nasional SMA Negeri 1 Sigi Biromaru 158 orang.
Kami berusaha untuk menunjukkan gempa tak memengaruhi persiapan dan pelaksanaan ujian nasional.
Kepala SMA Negeri 2 Kota Palu Edi Siswanto menyampaikan hal sama. Simulasi dengan menggunakan komputer berjalan lancar.
Di kompleks hunian sementara Kelurahan Petobo, Kecamatan Palu Selatan, Kota Palu, ujian nasional untuk peserta dari lima sekolah dasar dilaksanakan di ruang kelas semipermanen. Ruang kelas yang akan digunakan peserta ujian lebih luas daripada yang mereka pakai saat ini. Di ruang kelas baru itu nanti para siswa menggunakan meja dan kursi. Di ruang kelas semipermanen saat ini, para siswa tak menggunakan kursi. Mereka duduk di lantai dengan meja pendek.
”Memang dari simulasi kemarin para siswa mengerjakan soal dengan baik di ruang yang dipakai saat ini. Tetapi, para siswa tetap butuh kenyamanan. Kami usahakan ruang kelas semipermanen yang sedang dirampungkan bisa dipakai untuk ujian nasional nanti,” kata Kepala SD Negeri 1 Petobo Marlina Alimin.
Gedung dari lima sekolah di Petobo tertimbun lumpur saat likuefaksi setelah gempa lalu. Sebelum menempati ruang kelas semipernanen, mereka sempat belajar di tenda darurat.