Kok dan Bulu Tangkis
Bola bulu tangkis biasa kita sebut kok. Menyebutnya bola sebenarnya terasa agak janggal sebab kata ini mengisyaratkan benda bulat, jadi cukup praktis ada kata sendiri: kok. Tapi, dari mana kata ini berasal? Orang Inggris sering menyebut bola badminton ini shuttle yang merupakan singkatan dari shuttlecock. Kata ini sudah ada sejak bulu tangkis mulai jadi populer di Inggris pada abad ke-19, dan bahasa Indonesianya kok berasal dari bagian terakhir kata ini, yang berarti \'ayam jantan\'. Dengan demikian shuttlecock bisa diartikan sebagai \'ayam jantan yang mondar-mandir\', \'ayam jantan yang hilir-mudik\', atau barangkali \'ayam jantan yang lalu lalang\'. Setiap orang yang dengan mata capai pernah menonton pertandingan bulu tangkis sudah tahu bahwa bola yang berbentuk khas itu memang bagaikan ayam yang hilir-mudik tanpa tahu lelah. Bola yang asli (tidak berbahan plastik) juga terbuat dari bulu angsa atau bebek, yang dengan mudah dapat menyerupai ayam. Mengapa bahasa Indonesia menyerap shuttlecock dalam bentuk kok, dan bukan syatel (shuttle) atau pun ayam saja, saya tidak tahu. Orang Inggris juga mengenal istilah bird atau birdie sebagai sinonimnya, tapi burung jelas bukan nama lain untuk kok ini.
Cabang olahraga yang memakai kok ini saya sebut di atas sebagai bulu tangkis. Nah, dalam ucapan ini, bulu (ayamnya) baru muncul! Namun, istilah bulu tangkis sendiri sering membuat saya bingung. Kamus Besar Bahasa Indonesia tidak menyediakan penjelasan untuk kata tangkis, tapi merujuk langsung ke menangkis, yang artinya “1. menolak atau menahan (pukulan atau serangan dng senjata dsb) dng menggunakan tangan, perisai, dsb), 2. menghadapi, melawan, dan menggagalkan (serangan dsb), 3. menahan dan memukul kembali, 4. menjawab, menanggapi (kecaman, tuduhan, dsb)”. Saya belum yakin penjelasan yang manakah yang semestinya dipakai untuk bulu tangkis, yang menurut KBBI adalah “olahraga dng memakai raket dan kok yang dipukul melampaui jaringan yg direntangkan di tengah lapangan”.