Hitung Cepat Litbang “Kompas”, Prioritaskan Akurasi
Litbang Kompas kembali mengadakan hitung cepat di Pemilu 2019. Kali ini, sampel yang dipilih menggunakan basis daftar pemilih tetap. Sekalipun proses dengan sampel tersebut terbilang rumit, Litbang Kompas memilihnya karena hasilnya lebih akurat.
Oleh
Fajar Ramadhan
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Litbang Kompas kembali mengadakan hitung cepat di Pemilu 2019. Kali ini, sampel yang dipilih menggunakan basis daftar pemilih tetap. Sekalipun proses dengan sampel tersebut terbilang rumit, Litbang Kompas memilihnya karena hasilnya lebih akurat.
Kepala Litbang Kompas Harianto Santoso menjelaskan, dalam hitung cepat di waktu pemungutan suara Pemilu 2019, 17 April 2019, sampel yang digunakan sebanyak 2.000 TPS. Sampel yang dipilih menggunakan basis Daftar Pemilih Tetap (DPT), bukan Tempat Pemungutan Suara (TPS).
Pemilihan sampel dari DPT, jauh lebih kompleks dibandingkan TPS. Berdasarkan penetapan DPT hasil perbaikan kedua KPU, akan ada sebanyak 190.770.329 pemilih yang akan menjadi basis untuk menentukan 2.000 sampel.
“Prosesnya rumit karena tim harus merinci seluruh DPT yang ada di tanah air. Itu semua demi mendapatkan hasil yang akurat,” katanya saat peluncuran hitung cepat Litbang Kompas, di Jakarta, Selasa (9/4/2019) siang.
Selain itu, dalam hitung cepat kali ini, Litbang Kompas akan memanfaatkan teknologi penunjang bernama Open Data Kit (ODK). Nantinya, relawan dari masing-masing TPS akan mengirimkan laporannya lengkap dengan foto formulir C1 melalui ODK.
Data yang masuk akan diolah oleh tim di Jakarta. Tim akan melakukan proses konfirmasi dan validasi, salah satunya dengan menghubungi kelompok penyelenggara pemungutan suara (KPPS) terkait, sebelum hasilnya dipublikasikan.
“Jika data tersebut lolos validasi, baru akan masuk dalam database yang siap untuk ditampilkan,” ujar Harianto.
Selain 2.000 relawan yang tersebar di daerah, Litbang Kompas akan menyebarkan 41 orang untuk menjadi koordinator daerah. Selain itu, ada 35 orang dari tim TI yang terlibat dan ditempatkan di tiga wilayah yakni Medan, Jakarta dan Makassar.
Transparansi
Wakil Pemimpin Umum Harian Kompas Budiman Tanuredjo menegaskan prinsip transparansi akan dipegang dalam hitung cepat Pemilu 2019.
Litbang Kompas siap untuk diaudit dengan menunjukkan detil lokasi masing-masing TPS, lengkap dengan nomor telepon Kelompok penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS).
“Niat kita baik dan dipersiapkan dengan baik. Kita yakin hasilnya pun akan baik,” ujarnya.
Hitung cepat tersebut, menurut Budiman, sekaligus menjadi alat ukur kualitas pemilu. Sebab, secara tidak langsung, proses berjalannya pemilu di tingkat TPS dapat teramati. Berdasarkan pada hal tersebut, Litbang Kompas sengaja mengambil langkah yang sulit.
“Kalau kita memilih jalan mudah dan tidak berisiko, bisa saja kita tidak terlibat. Kita bisa mengambil dari lembaga survei lain,” kata Budiman.
Pemimpin Redaksi Harian Kompas, Ninuk Madiana Pambudi mengatakan, Litbang Kompas sejauh ini telah mendapatkan kepercayaan bukan hanya dari dalam negeri tetapi juga dunia internasional. Utamanya, setelah hasil jajak pendapat Litbang Kompas terakhir, pada 20 Maret 2019.
“CNN menghubungi, bolehkah menggunakan data Litbang Kompas. Setelah survei keluar, ada pula ekonom yang meminta Litbang bicara di depan investor Hongkong dan London,” katanya.
Hal itu menunjukkan bahwa kredibilitas dan Integritas Litbang Kompas diakui dan akan tetap dijaga. Berkaca pada hitung cepat di gelaran pemilu ataupun pemilihan kepala daerah yang telah sering dilakukan sebelumnya oleh Litbang Kompas, Ninuk meyakini hasil hitung cepat Pemilu 2019 tidak kalah akuratnya.