Calon presiden nomor urut 01, Joko Widodo, dalam orasinya pada kampanye terakhirnya, di Gelora Bung Karno, Jakarta, mengajak rakyat untuk selalu optimistis bahwa Indonesia akan menjadi negara maju.
Oleh
PRADIPTA PANDU/WISNU WARDHANA DHANY
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pasangan calon presiden-wakil presiden nomor urut 01, Joko Widodo-Ma’ruf Amin, menggelar kampanye akbar yang terakhir di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Sabtu (13/4/2019). Dalam orasinya, Jokowi mengajak rakyat untuk selalu optimistis bahwa Indonesia akan menjadi negara maju. Dia juga memaparkan pencapaiannya selama menjabat Presiden RI periode 2014-2019.
Jokowi naik ke panggung seusai band Slank unjuk gigi. Kehadiran Jokowi yang mengenakan kemeja putih di panggung langsung disambut tepukan dan sorakan yang meriah dari massa pendukungnya yang memadati Stadion Utama GBK.
Dalam orasi politiknya, Jokowi menekankan, tidak ada negara yang maju karena rakyatnya terpecah belah. Negara dapat maju karena rakyatnya bersatu.
Indonesia pun diyakininya mempunyai modal besar untuk maju, yakni dengan terus memupuk optimisme.
Jokowi juga menyampaikan, negara maju memiliki infrastruktur yang baik dan sumber daya manusia (SDM) yang unggul serta berkualitas. Dalam lima tahun terakhir, di bawah kepemimpinannya, pemerintah berfokus pada pembangunan infrastruktur. Kemudian, jika dirinya bersama Ma’ruf Amin terpilih pada Pemilu Presiden 2019, fokus lima tahun ke depan akan diprioritaskan pada pembangunan SDM.
”Tidak ada negara maju yang rakyatnya pesimis. Rakyatnya harus optimis. Modal besar untuk Indonesia maju adalah optimis yang besar,” ucap Jokowi.
Sebagai wujud optimistis tersebut, Jokowi-Amin akan mewakafkan diri untuk kesejahteraan rakyat Indonesia. Lima tahun mendatang, perekonomian negara dijanjikannya akan semakin kuat sehingga menjamin kesejahteraan rakyat.
Untuk mewujudkan hal itu, banyak pekerjaan besar serta tantangan yang akan dihadapi. Oleh karena itu, pemimpin harus mengetahui kebutuhan dan keinginan rakyat. Caranya, dengan terjun langsung dari kota sampai pelosok untuk mengontrol program kerja dan memastikan berjalan atau terlaksana.
Ia menyebutkan, Indonesia juga berhasil masuk negara-negara dengan perekonomian terbesar di dunia atau G20. Bahkan, lanjut Jokowi, Indonesia diproyeksikan pada 2045 akan menjadi negara dengan ekonomi terkuat empat besar di dunia. Guna mewujudkannya, kembali Jokowi menekankan optimisme, bukan sikap pesimisme, lemah, dan rendah diri.
Tak akan bubar
Selain itu, di tengah perekonomian global yang menurun, dia menyampaikan, Indonesia mampu bertahan dengan pertumbuhan di atas 5 persen. Pertumbuhan itu dibarengi penurunan angka kemiskinan menjadi satu digit dan penurunan angka pengangguran dari 5,9 persen jadi 5,3 persen.
”Indonesia negara yang besar, bangsa yang besar, dengan masa depan yang baik dan harapan yang baik. Perlu saya tegaskan, negara Indonesia tidak akan bubar. Kita sudah berada pada jalur yang benar. Memang ada kesulitan, kepahitan, tetapi itu jalan menuju Indonesia maju. Jangan semua hal maunya instan dan langsung sejahtera. Semua perlu proses dibarengi optimisme,” tutur Jokowi.
Dalam orasinya, Jokowi juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada 10 partai pengusung dan partai pendukungnya, yakni PDI-P, Golkar, Nasdem, PKB, PPP, Hanura, PKPI, Perindo, PSI, dan PBB.
Baju putih
Di akhir orasi, Jokowi mengajak seluruh pendukungnya agar datang ke tempat pemungutan suara (TPS) pada 17 April untuk mencoblos.
”Saya mengajak kita datang ke TPS dengan baju putih karena yang akan dicoblos memakai baju berwarna putih. Jangan ada yang takut datang ke TPS karena TNI dan Polri kita akan menjaga keamanan,” ujarnya.
Ma’ruf Amin yang naik ke panggung bersama Jusuf Kalla memimpin doa untuk menutup orasi dari Jokowi. Seusai doa penutup, Ustaz Yusuf Mansur memimpin shalawat atau puji-pujian kepada Tuhan Yang Maha Esa dan diikuti seluruh pendukung yang hadir.