Pemilihan Umum 2019 yang digelar pada 17 April 2019 telah berlalu tujuh hari. Kesibukan kini bergeser ke proses rekapitulasi suara di seluruh kecamatan di Indonesia. Petugas rekapitulasi seperti Panitia Pemungutan Kecamatan dan Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara terus bekerja keras. Mereka berpacu dengan waktu untuk merampungkan rekapitulasi sebelum 4 Mei 2019.
Di balik kesibukan mereka, kabar duka terus berdatangan. Di Kota Bekasi, Jawa Barat hingga Rabu (24/4/2019), korban yang meninggal telah bertambah menjadi empat orang.
Sonny Soemarsono (74), anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 157, Jatirahayu, Pondok Melati, merupakan petugas terakhir yang menghembuskan nafas pada Selasa malam. Tiga hari sebelum pemungutan suara, lelaki asal Surabaya, Jawa Timur, itu sudah jatuh sakit. Hasil diagnosa dokter tak menemukan indikasi gangguan kesehatan lain kecuali kelelahan.
"Kondisi bapak sudah drop satu minggu sebelum pemilu. Mereka tiap malam sibuk rapat untuk persiapan pemilu. Kadang selesai rapat itu di atas jam 12 malam," kata Anak Soni Soemarsono, Prana Widakso (36), di rumah duka, di Jatirahayu.
Prana menuturkan, meski sakit, tekad Sonny untuk turut serta menyukseskan Pemilu 2019 tak pernah padam. Dia aktif menjalin komunikasi dengan anggota KPPS dari TPS 157 terkait kelancaran persiapan sebelum pemilu. Hal itu dia lakukan semata-mata demi terselenggaranya demokrasi yang berkualitas di TPS 157.
"Bapak ingin di masa tuanya berarti bagi banyak orang. Sejak dulu, dia memiliki semangat tinggi untuk mengabdi. Dia sudah tiga periode dipercaya jadi Ketua RT di sini," kata Prana.
Pengabdian yang berakhir kematian juga menimpa Ahmad Salahudin (43), Ketua KPPS TPS 081, Kelurahan Kranji, Bekasi Barat. Lelaki itu gugur karena terlibat kecelakaan saat hendak mengantar anaknya ke pondok pesantren, di Depok, Jawa Barat, Kamis (18/4/2019) lalu.
Ahmad Saefudin (45), kakak kandung Ahmad Salahudin, di rumah duka, di Kranji, mengatakan, sebelum terlibat kecelakaan, adiknya bersama anggota KPPS lain sibuk menyelesaikan proses penghitungan suara hingga pagi hari, tanpa beristirahat.
"Habis perhitungan, mereka langsung antar kotak suara ke kecamatan. Setelah itu dia buru-buru antar anaknya ke pesantren karena mau ujian. Mungkin karena mengantuk dan tidak fokus, mereka tabrak truk dan adik saya meninggal di tempat," kata Saefudin.
Selain Soni dan Ahmad, petugas KPPS di Kota Bekasi yang gugur adalah Fransiskus Ismantara (53) dan Sudirjo (66). Fransiskus merupakan Ketua KPPS TPS 031 Kelurahan Bojong Rawalumbu, Kecamatan Rawalumbu, Kota Bekasi. Dia gugur pada Jumat (19/4/2019) karena serangan jantung.
Adapun Sudirjo, anggota KPPS TPS 126 Kelurahan Aren Jaya, Bekasi Timur, gugur pada Selasa (23/4/219) dini hari. Selain kelelahan karena tidak beristirahat selama 24 jam, Sudirjo juga didiagnosa mengalami komplikasi banyak penyakit.
Diberi santunan
Ketua Komisi Pemilihan Umum Kota Bekasi Nurul Sumarheni yang dihubungi terpisah, menuturkan, dia turut berduka cita akibat terus jatuhnya korban jiwa para petugas KPPS. Mereka kini intensif berkoordinasi dengan Komisi Pemilihan Umum dan Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk memberikan santunan kepada para pahlawan demokrasi itu.
"Kami selalu ingatkan teman-teman jaga ritme kerja. Misalnya mulai jam 9 pagi, selesai jam 9 malam," kata Nurul.
Selain itu, KPU Kota Bekasi bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Pemerintah Kota Bekasi menyiapkan tim medis yang ditugaskan melakukan pemeriksaan kesehatan keliling kepada seluruh anggota KPPS dan PPK di seluruh tempat rekapitulasi yang ada di 12 Kecamatan. Tindakan medis itu sebagai pencegahan dini untuk menghindari jatuhnya korban jiwa karena faktor kelelahan.