Kasus pembunuhan Indrawati Cipta mengundang perhatian publik. Di malam yang sama, Kamis (25/4/2019), dan di hotel yang sama tempat mayat Indrawati ditemukan, terjadi kebakaran yang menewaskan sekuriti hotel, Dian Eka Putra.
Penemuan mayat Indrawati Cipta (45) di parkiran bawah tanah Hotel Media, Jalan Gunung Sahari, Jakarta Pusat, pada Kamis (18/4/2019) bukan satu-satunya kejadian di hotel tersebut.
Karyawati itu ditemukan tewas oleh suaminya dalam posisi tergeletak di kursi tengah mobilnya sekitar pukul 18.50. Malamnya sekitar pukul 21.20, gudang hotel tersebut terbakar dan menewaskan sekuriti hotel bernama Dian Eka Putra (35).
Indrawati biasa memarkir mobilnya di parkiran bawah tanah lalu pulang ke rumahnya di Kelurahan Kartini, Jakarta Pusat, naik ojek daring. Pada hari naas itu, suami Indrawati menyusul ke parkiran karena istrinya pulang terlambat.
Kanit Reskrim Polsek Sawah Besar Ajun Komisaris Ade Candra menuturkan, polisi telah memastikan penyebab kematian korban akibat dijerat dengan tali. Dari penyisiran TKP diketahui tas, ponsel, dan kunci mobil milik Indrawati hilang.
Polisi menemukan cairan pembersih keramik yang disiramkan pelaku di seluruh bagian mobil dan di tubuh korban.
”Tujuan pelaku menyiram cairan itu untuk menghilangkan jejak. Anjing pelacak akan kesulitan. Cairan itu keras, dapat menghilangkan sidik jari di handel mobil,” kata Ade.
Menurut Ade, polisi telah memeriksa sembilan saksi, yaitu sekuriti hotel, suami korban, dan atasan korban. Pemeriksaan kamera pemantau (CCTV) menunjukkan korban masuk ke parkiran hotel sendirian.
Petunjuk yang mengarah ke pelaku pembunuhan mulai muncul pada Selasa (23/4/2019) dengan ditemukannya barang-barang yang diduga milik korban tidak jauh dari lokasi penemuan mayat dan lokasi kebakaran.
Kepala Polres Metro Jakarta Pusat Komisaris Besar Harry Kurniawan, Selasa, membenarkan penemuan barang-barang yang bisa jadi petunjuk.
”Kami belum bisa pastikan dompet atau barang itu milik korban atau pelaku, tapi ada beberapa petunjuk tambahan yang kami temukan. Kami kumpulkan semua lalu kirim ke Puslabfor,” kata Harry.
Menurut Harry, polisi menyelidiki apakah peristiwa pembunuhan dan kebakaran itu saling berkaitan atau hanya kebetulan belaka.
”Kami masih mendalami apakah ada kesesuaian fakta, petunjuk, dan keterangan saksi. Kalau polisi tidak bicara kebetulan, tetapi sesuai fakta dan petunjuk. Doakan semoga cepat terungkap,” katanya.
Upaya keras juga tengah dilakukan Polres Metro Tangerang Selatan. Polisi belum dapat memastikan penyebab kematian jasad lelaki yang ditemukan membusuk dalam ember kaleng cat besar yang dilubangi alasnya dan kepala terpisah di Desa Cihuni, Pagedangan, Kabupaten Tangerang, Minggu (21/4/2019).
Akan tetapi, dari hasil pemeriksaan, tim dokter forensik Rumah Sakit Polri Kramatjati, Jakarta Timur, menyatakan, tidak ditemukan bekas kekerasan, luka, atau trauma pada jasad tersebut. Diduga, jasad itu bukan korban pembunuhan.
”Berdasarkan hasil pemeriksaan itu, korban diduga telah meninggal selama satu setengah bulan,” kata Kepala Satuan Reserse dan Kriminal Polres Tangerang Selatan Ajun Komisaris Alexander Yurikho, Selasa.
Alexander mengatakan, kemungkinan korban adalah pemulung dan biasa menggunakan ember untuk alas tidur.
Di luar kasus mayat dalam ember, Polres Tangerang Selatan kemarin menetapkan 14 tersangka dalam kasus pembunuhan atas Stevan Saulus Kevin (22), karyawan swasta di Bukit Raya, Kelurahan Serua, Ciputat, Tangerang Selatan, Jumat (19/4/2019).
Tiga dari tujuh tersangka yang ditangkap adalah remaja, yakni BTG (16), FJR (17), dan RDW (17). Tersangka lainnya adalah TA (19), Rus (21), FH (20), dan DF (19). Sementara tujuh tersangka lainnya, yang masih dalam daftar pencarian orang (DPO), adalah DWI, Pa, Gi, Ad, Ap, Ri, dan De alias Jawa.
”Kami sengaja menutup wajah dari tiga tersangka karena mereka masih tergolong anak di bawah umur,” kata Alexander.
Kami sengaja menutup wajah dari tiga tersangka karena mereka masih tergolong anak di bawah umur.
Terungkap, kasus pidana pembunuhan berencana dan atau menghilangkan nyawa orang lain dan atau kekerasan di muka umum yang menyebabkan korban meninggal berawal dari saling meledek di media sosial, yakni Facebook messenger.
Bisa jadi kasus pembunuhan Indrawati dan kebakaran yang menewaskan Dian di Sawah Besar juga kasus mayat dalam ember lebih rumit untuk diungkap daripada kasus Stevan. Publik menunggu hasil kerja polisi mengungkap misteri ini.