5.000 Penari Jaranan Siap Semarakkan Hari Tari Sedunia
Peringatan Hari Tari Sedunia di Solo, Jawa Tengah, pada 29 April nanti, akan disemarakkan oleh perhelatan tari jaranan massal yang melibatkan 5.000 penari.
Oleh
ERWIN EDHI PRASETYA
·3 menit baca
SOLO, KOMPAS – Peringatan Hari Tari Sedunia di Solo, Jawa Tengah, pada 29 April nanti, akan semakin semarak. Pemerintah Kota Solo telah menyiapkan perhelatan tari jaranan massal yang melibatkan 5.000 penari pelajar SD dan SMP di Solo.
“Kalau saat peringatan Hari Tari Sedunia 2018 disajikan Tari Gambyong 5.000 Penari, sekarang kami akan tampilkan Solo Menari Jaranan 5.000 Penari,” kata Kepala Dinas Kebudayaan Solo Kinkin Sultanul Hakim, di Solo, Kamis (25/4/2019).
Kinkin mengatakan, kegiatan ini melibatkan siswa dari 80 SMP/MTs negeri dan swasta serta 258 SD negeri dan swasta. “Solo Menari Jaranan 5.000 Penari ini akan diadakan di Stadion Sriwedari saat peringatan Hari Tari Sedunia, 29 April 2019,” katanya.
Menurut Kinkin, peserta pagelaran massal ini diprioritaskan bagi siswa-siswi SD-SMP. Pelibatan pelajar SD-SMP merupakan upaya menanamkan kecintaan seni budaya, khususnya seni tari, sejak usia dini. Hal itu sebagai upaya mewujudkan Solo sebagai kota budaya secara berkesinambungan.
“Tari jaranan selama ini sudah menjadi kegiatan ekstrakurikuler di sekolah-sekolah. Jadi, para pelajar itu sudah sangat familiar. Nah, kegiatan ini juga sebagai ruang berekspresi bagi mereka,” tuturnya.
Kinkin mengatakan, persiapan latihan yang dilakukan peserta lebih menitikberatkan pada kekompakan gerakan. Selain itu, juga menyusun sejumlah konfigurasi. Beberapa konfigurasi yang disiapkan antara lain menggambarkan pulau-pulau besar di Nusantara, meliputi Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua. Selain itu, ada pula konfigurasi tulisan “SOLO MENARI 2019” dan “SOLO KOTA BUDAYA”.
Menurut Kinkin, Solo Menari Jaranan 5.000 Penari tidak menggunakan ruas Jalan Slamet Riyadi, seperti saat perhelatan ”Gambyong 5.000 Penari” pada 2018 karena sejumlah pertimbangan. Salah satunya karena konfigurasi yang akan ditampilkan membutuhkan tempat yang lebih luas.
Masyarakat atau penonton akan diajak menari bersama.
Selain itu, perhelatan Solo Menari Jaranan 5.000 Penari juga diadakan pada hari Senin sehingga akan mengganggu arus kendaraan di jalan utama kota Solo itu. “Baru persiapan saja membutuhkan waktu 1-2 jam, belum ketika mulai menari,” katanya.
Kepala Bidang Kesenian, Sejarah, dan Sastra Dinas Kebudayaan Solo Mareta Dinar menuturkan, pementasan akan diawali dengan tari kuda-kuda karya maestro tari asal Solo, S Maridi. Tari itu dibawakan 50 siswa laki-laki selama 8 menit.
Pagelaran lalu dilanjutkan tari jaranan 5.000 penari dengan membentuk sejumlah konfigurasi selama 15 menit, kemudian diakhiri menari bersama dengan lagu dolanan jaranan. “Menari bersama dengan iringan lagu dolanan jaranan ini juga akan ditarikan 5.000 penari. Masyarakat atau penonton akan diajak menari bersama,” ujarnya.
Kinkin mengatakan, kegiatan ini digelar secara terpisah dengan acara 24 Jam Menari yang akan digelar Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta. Dengan diadakannya 24 Jam Menari oleh ISI Surakarta, ditambah pementasan tari jaranan massal, diharapkan gaung perayaan Hari Tari Sedunia di Solo benar-benar menggema dan semakin semarak.
“Kami berharap gelaran seni bisa mengurangi ketegangan suasana usai pemilu,” kata Kinkin.