Hingga 60 kilometer (km) pertama, juara bertahan dua tahun beruntun, Eni Rosita (40), jauh mengungguli peserta putri lain di Kompas Tambora Challenge 2019 – Lintas Sumbawa 320 K. Wanita bertubuh kurus itu terus melaju menembus malam yang dingin dan nyaris gelap total di sepanjang Lintas Sumbawa.
SUMBAWA BESAR, KOMPAS – Hingga 60 kilometer (km) pertama, juara bertahan dua tahun beruntun, Eni Rosita (40), jauh mengungguli peserta putri lain di Kompas Tambora Challenge 2019 – Lintas Sumbawa 320 K. Wanita bertubuh kurus itu terus melaju menembus malam yang dingin dan nyaris gelap total di sepanjang Lintas Sumbawa.
Eni langsung tancap gas setelah start dimulai pada Rabu (1/5/2019), pukul 15.00 waktu Indonesia tengah. Di titik pemeriksaan atau check point (40 km) pertama, Desa Marga Utan, pelari beranak dua itu berhasil sampai pada pukul 19.19. Pelari putri terdekat yang mencapai titik tersebut adalah Iriyanti Harun, lebih lambat hampir satu jam.
Hingga Rabu pukul 23.30, Eni masih menjadi pelari individual putri terdepan. Dia merupakan peserta putri pertama yang mencapai titik 60 km di water station ketiga. Saat malam tiba, Eni bermodalkan lampu senter kepala dengan cahaya minim terus menembus Lintas Sumbawa. Dia berlari di antara sawah-sawah yang tidak memiliki penerangan jalan. Kondisinya nyaris gelap gulita.
Pelari asal Pemalang tersebut mampu berlari tanpa waktu istirahat yang lama. Padahal, Eni mengalami luka gores saat berhenti sejenak di titik pemeriksaan pertama.
Setelah tiba, Eni langsung membuka sepatunya. Dia menempelkan plester ke satu jari di kaki kanan dan dua jari di kaki kiri. “Ini luka. Kena duri tanaman yang nempel di kaus kaki. Nggak tahu kenanya kapan. Tetapi masih bisa kok,” kata pelari yang masih memegang rekor waktu terbaik di kategori putri.
Selain luka gores di jari kaki, Eni masih menahan sakit di bagian lutut dan betis kakinya. Bekas luka bakar akibat siraman air keras pada tiga tahun silam itu masih sering memunculkan rasa sakit ketika berlari.
Eni punya motivasi tinggi tahun ini. Dia ingin memecahkan rekor waktu terbaik yang dipecahkannya pada 2017, yaitu 63 jam 42 menit. Mimpi itu nampaknya akan terwujud jika dia terus konsisten hingga titik akhir di Doro Ncanga, Dompu.
Di kategori individu putra, Hendra Siswanto (39), menjadi pelari pertama dari kategori individu putra yang berhasil mencapai titik pemeriksaan kedua, di Dusun Pan, Batu Gong. Dia meninggalkan dua jawara edisi sebelumnya, Alan Maulana dan Willian Binjai.
Perjalanan para pelari masih sangat panjang. Mereka masih akan menempuh jarak ratusan kilometer sebelum mencapai Dompu. Di Lintas Sumbawa, para pelari harus melalui jarak 320 km dengan batas waktu 68 jam untuk individu dan 64 jam untuk relay atau estafet.