Harga bawang putih impor di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, mulai turun. Pada Rabu (8/5/2019), salah satu bahan makanan pokok itu dijual Rp 40.000 hingga Rp 45.000 per kilogram. Dua hari sebelumnya, harganya mencapai Rp 80.000 per kg.
Oleh
ISMAIL ZAKARIA
·3 menit baca
MATARAM, KOMPAS — Harga bawang putih impor di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, mulai turun. Pada Rabu (8/5/2019), salah satu bahan makanan pokok itu dijual Rp 40.000-Rp 45.000 per kilogram. Dua hari sebelumnya, harganya mencapai Rp 80.000 per kg. Pemerintah kota setempat berjanji akan menjaga kestabilan harga dan mengimbau masyarakat untuk tidak khawatir.
Di Pasar Mandalika, pasar induk di Kota Mataram, pasokan bawang putih impor dari Jawa sempat kosong sejak Sabtu (4/5/2019). Kekosongan itu, menurut Asmah (50), seorang pedagang, membuat harganya melabung hingga Rp 80.000 per kg. ”Sejak kemarin hingga hari ini, harga bawang putih impor dijual Rp 40.000 per kg,” kata Asmah.
Berbeda dengan bawang putih impor, harga bawang putih lokal yang dipasok dari daerah Sembalun, Lombok Timur, tetap. Menurut Asmah, bawang putih lokal dijual Rp 70.000 per kg. Harga itu termasuk tinggi, tetapi secara kualitas jauh lebih baik.
Adapun bawang merah dijual Rp 20.000 per kg untuk yang belum dibersihkan dan masih disertai daunnya. Sementara bawang merah bulat atau yang sudah dibersihkan dijual Rp 22.000-Rp 25.000 per kg. ”Belum tahu apakah harga tetap seperti itu hingga Lebaran. Sangat tergantung pada pasokan,” kata Jaena (52), pedagang bawang merah yang sudah berjualan di pasar Mandalika selama puluhan tahun.
Belum tahu apakah harga tetap seperti itu hingga Lebaran. Sangat tergantung pada pasokan.
Harga daging sapi juga naik, tetapi belum signifikan. Supartini (50), salah satu pedagang daging, mengatakan, daging sapi sejak memasuki Ramadhan dijual Rp 130.000 per kg atau naik Rp 10.000 dari sebelumnya Rp 120.000 per kg. ”Menjelang Lebaran pun, naiknya sama, sekitar Rp 10.000. Itu biasanya karena permintaan yang tinggi,” kata Supartini.
Wali Kota Mataram Ahyar Abduh saat sidak di Pasar Mandalika bersama Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTB Achris Sarwani mengatakan, harga bawang putih impor memang sempat melonjak tinggi dan menyebabkan kekhawatiran terhadap masyarakat. ”Namun, sekarang harganya sudah turun menjadi Rp 40.000-Rp 45.000 per kg. Penyebab melambungnya harga adalah ketersendatan pasokan dari luar. Akan tetapi, begitu stok masuk, harganya langsung turun,” tutur Ahyar.
Menurut Ahyar, kenaikan harga akan terus mereka awasi. Apalagi Pemerintah Kota Mataram memiliki Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID). ”Peluang untuk menaikkan harga selalu ada, terutama pada waktu-waktu tertentu. Oleh karena itu, kami akan berupaya menyeimbangkan harga atau terjangkau oleh masyarakat,” kata Ahyar.
Achris meminta masyarakat untuk tidak khawatir. TPID akan terus memonitor stok dan harga. ”Kalau stok bermasalah, langsung dicarikan solusi, termasuk langsung ke distributor. Selain itu, selama Ramadhan juga akan terus-menerus digelar operasi pasar. Operasi pasar bertujuan untuk mendekatkan distributor kepada masyarakat, serta masyarakat bisa mendapatkan harga distributor dan masyarakat tidak khawatir,” tutur Achris.