Sebagian orang sering melupakan sarapan pada pagi hari. Tanpa asupan energi di awal hari, akan menyulitkan orang berkonsentrasi dalam aktivitasnya. Sarapan sehat juga dapat memberikan energi sehingga dapat beraktivitas dengan penuh semangat.
Oleh
PRAYOGI DWI SULISTYO
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Sebagian orang sering melupakan sarapan pada pagi hari. Tanpa asupan energi di awal hari, akan menyulitkan orang berkonsentrasi dalam aktivitasnya. Sarapan sehat juga dapat memberikan energi sehingga dapat beraktivitas dengan penuh semangat.
Lantaran pentingnya sarapan, Hamid Jan dari Dewan Penasihat Nutrisi Herbalife Nutrition menganjurkan agar aktivitas ini jangan sampai dilewatkan. ”Orang yang tidak sarapan dengan sehat akan sulit berkonsentrasi saat beraktivitas,” kata Hamid dalam konferensi pers Survei Sarapan Sehat di Asia Pasifik 2019, Kamis (9/5/2019) di Jakarta.
Survei tersebut dilakukan Herbalife Nutrition kepada 5.500 responden yang ada di 11 negara Asia Pasifik pada Maret 2019. Ke-11 negara tersebut adalah Australia, Hong Kong, Indonesia, Jepang, Korea Selatan, Malaysia, Filipina, Singapura, Taiwan, Thailand, dan Vietnam.
Mengonsumsi sarapan sehat dapat memberikan energi untuk beraktivitas, meningkatkan metabolisme tubuh, lebih bersemangat, dapat menjaga berat badan, dan berkontribusi pada kesejahteraan pribadi. Sebaliknya, orang yang tidak sarapan sehat mudah lemas dan sulit fokus, contohnya anak sulit konsentrasi ketika belajar di sekolah, orang yang sudah bekerja akan sulit fokus saat mengikuti rapat.
Sarapan sehat sebaiknya dilakukan maksimal 2-3 jam setelah bangun pagi. Jika melebihi waktu tersebut, makanan yang dikonsumsi akan menyebabkan penimbunan gula dalam darah. Agar tidak tergesa-gesa untuk sarapan, sebaiknya bangun 15 menit lebih awal.
Memulai sarapan sebaiknya dengan porsi yang kecil dan mengonsumsi makanan yang mudah dicerna serta bernutrisi, seperti susu, telur rebus, serta sayur dan buah-buahan. Selain itu, dapat mengonsumsi makanan berprotein tinggi lainnya, seperti ikan dan tempe.
Hamid menganjurkan agar tidak terlalu banyak mengonsumsi nasi sebab nasi mengandung karbohidrat yang tinggi sehingga akan mudah mengantuk dan akan terasa mudah lapar. Protein mudah dicerna di dalam perut untuk waktu lama sehingga akan memberikan rasa kenyang yang lebih lama dan mengurangi jumlah kalori yang dikonsumsi sepanjang hari.
Senior Director and Country General Manager Herbalife Nutrition Indonesia Andam Dewi mengatakan, dari hasil Survei Sarapan Sehat 2019, mayoritas responden Indonesia menganggap sarapan penting. Sebanyak 75 persen responden Indonesia mengonsumsi sarapan dalam periode 2-3 jam setelah bangun pagi setiap hari.
Sebanyak 52 persen responden menyiapkan sarapan rutin mereka dari bahan-bahan dasar yang ada di rumah dan 89 persen mengonsumsi sarapan rutin di rumah.
Di Indonesia, Filipina, Thailand, Vietnam, dan Jepang, susu dianggap sebagai minuman yang lebih sehat dibandingkan kopi untuk dikonsumsi pada saat sarapan pagi. Namun, pada praktiknya, masyarakat Indonesia lebih banyak mengonsumsi teh daripada susu saat sarapan.
Meskipun responden Indonesia menyadari pentingnya sarapan bagi tubuh, masih ada yang melewatkan sarapan. Sebanyak 58 persen responden beralasan, kurangnya waktu menjadi hambatan utama untuk mengonsumsi sarapan sehat.
Alasan lain, 37 persen responden tidak mengonsumsi sarapan sehat karena terlalu banyak usaha untuk menyiapkannya. Sebanyak 28 persen responden beralasan, mengonsumsi sarapan sehat membutuhkan biaya yang lebih banyak.
Menurut Andam, masyarakat Indonesia sudah memahami pentingnya sarapan sehat, tetapi masih ada yang melewatkannya karena tidak ada waktu untuk menyiapkannya. Ia juga mengimbau, pada masa puasa agar mengonsumsi sarapan yang sehat pada waktu sahur.
Agar masyarakat dapat terus menyadari pentingnya sarapan sehat pada pagi hari, perlu ada edukasi secara rutin. Ia mengapresiasi pemerintah yang terus menyosialisasikan pentingnya sarapan sehat bagi tubuh.