Tim Evaluasi Tata Kelola Air DKI Jakarta akan menemui Komisi Pemberantasan Korupsi, Jumat (10/5/2019). Pertemuan dilakukan terkait dengan pengelolaan air di wilayah DKI Jakarta.
JAKARTA, KOMPAS — Saefullah, Sekretaris Daerah Provinsi DKI Jakarta, yang ditemui seusai rapat di Balai Kota DKI Jakarta, mengatakan, pertemuan dengan Komisi Pemberantasan Korupsi Jumat ini untuk memberikan penjelasan mengenai tata kelola air di Jakarta. Ditemui secara terpisah, Direktur Utama Perusahaan Air Minum Jaya Priyatno Bambang Hernowo juga menjelaskan hal itu.
Selama sekitar 20 tahun terakhir air bersih di Jakarta dikelola dua mitra PAM Jaya, yaitu PT PAM Lyonnaise Jaya (Palyja) dan PT Aetra Air Jakarta (Aetra). Sejak 11 Februari 2019, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menegaskan akan mengambil alih pengelolaan air. Guna memuluskan pengambilalihan pengelolaan air itu, sebelumnya Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan lalu membentuk tim evaluasi tata kelola air pada pertengahan 2018.
Tim itu bertugas mengevaluasi dan menyusun rekomendasi pengelolaan air Jakarta. Tim yang tugasnya berakhir pada 10 Februari 2019 itu sudah memaparkan hasil evaluasinya.
Sejumlah opsi untuk pengambilalihan juga dipaparkan tim dan kembali akan dikaji. Saat itu, tim menyebutkan langkah yang dipilih ialah mekanisme perdata atau renegosiasi antara PAM Jaya dan Palyja serta Aetra. Renegosiasi bisa menghasilkan pembelian dua perusahaan swasta oleh DKI Jakarta, perjanjian kerja sama untuk mengakhiri kontrak, atau pengambilalihan sebagian sebelum kontrak habis pada 2023.
”Ini kami menyampaikan hal telaah-telaah, apa yang harus dikerjakan, aspek hukumnya seperti apa, belum ada kebijakan yang diambil. Kami menjelaskan saja apa yang sudah kami lakukan,” kata Saefullah.
Bambang menambahkan, di KPK, tim akan membuka dan memaparkan data rekomendasi. ”Nanti dijelaskan dari tim evaluasi rekomendasi yang kemarin bagaimana, prosesnya yang sekarang seperti apa,” kata Bambang.
Saefullah menambahkan, di KPK, Tim Evaluasi Tata Kelola Air Minum bertemu dengan anggota Koordinasi dan Supervisi Pencegahan KPK. Ia membantah pertemuan itu karena ada dugaan korupsi.
”Semuanya juga boleh (konsultasi). Kejaksaan Agung saja ada Jaksa Pengacara Negara kita sering minta fatwa-fatwa,” ujarnya.
Tata air
Masih terkait dengan tata air, tetapi secara umum mencakup pengelolaan sungai, Pemprov DKI Jakarta kini juga tengah berupaya menemukan pemicu pencemaran di Sungai Sunter.
Sudah sepekan berlalu, kondisi Kali Sunter yang membelah wilayah Cipinang Muara, Jatinegara, dan Pondok Bambu, Duren Sawit, masih berwarna biru kehitaman.
Kepala Seksi Penanganan Pengaduan dan Penyelesaian Sengketa Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta Rusliyanto, Kamis, mengatakan masih berupaya mengungkap kasus pencemaran Kali Sunter.
Awalnya, Dinas Lingkungan Hidup menduga ada kegiatan pembuangan limbah cat dari salah satu bengkel reparasi mobil. Namun, setelah mengidentifikasi kegiatan usaha di lokasi, Dinas Lingkungan Hidup tidak menemukan indikasi pembuangan limbah.
Rusliyanto melanjutkan, upaya menemukan pihak perusahaan atau industri nakal yang mencemari Kali Sunter melalui pemeriksaan crossing saluran air oleh Suku Dinas Sumber Daya Air Jakarta Timur. Namun, hasilnya nihil, tidak ditemukan keberadaan crossing saluran air dari industri yang mengarah ke pipa air tempat cairan limbah keluar.
Tosim (60), petugas Unit Pelaksana Kebersihan Badan Air di Cipinang Muara, Jatinegara, mengatakan, sudah seminggu kondisi Kali Sunter berwarna hitam kebiruan dan sering mengeluarkan bau seperti tiner (pengencer cat).
Sejak Sunter tercemar, ia mengeluh, tangannya sering gatal-gatal akibat memungut sampah. ”Padahal, sebelum air berwarna seperti ini, saat memungut sampah enggak pernah gatal-gatal,” ujar Tosim.
Jole (49) dan Karsim (45), warga Cipinang Muara, yang tinggal tidak jauh dari Kali Sunter, mengatakan, warna air Kali Sunter kerap berubah warna. Namun, mereka tidak tahu penyebabnya.
Karsim mengatakan, tidak sepanjang hari Sunter berwarna biru kehitaman. ”Airnya kadang coklat, lalu beberapa jam kemudian berubah biru kehitaman,” katanya sembari menunjuk ke arah Kali Sunter.