Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat memasang thermal scanner, alat pendeteksi suhu tubuh, di jalur masuk ruang kedatangan penerbangan internasional Bandara Internasional Lombok. Pemasangan alat itu dimaksudkan untuk mengantisipasi masuknya virus zika sebagai penular penyakit cacar monyet (monkeypox).
Oleh
KHAERUL ANWAR
·2 menit baca
MATARAM, KOMPAS — Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat memasang thermal scanner, alat pendeteksi suhu tubuh, di jalur masuk ruang kedatangan penerbangan internasional Bandara Internasional Lombok. Pemasangan alat itu dimaksudkan untuk mengantisipasi masuknya virus zika sebagai penular penyakit cacar monyet (monkeypox).
”Alat pendeteksi ini diletakkan di jalur kedatangan internasional di Bandara Internasional Lombok. Para penumpang pesawat dari luar negeri, seperti Singapura dan Malaysia, harus melewati thermal scan itu,” ujar Nurhandini Eka Dewi, Kepala Dinas Kesehatan NTB, Senin (20/5/2019).
Menurut Nurhandini, belum ada laporan masuknya virus zika ke NTB. Namun, Pemprov NTB tetap waspada dan melakukan langkah antisipasi mengingat Lombok, khususnya, menjadi destinasi wisata yang dikunjungi wisatawan mancanegara, yang di antaranya menumpang pesawat dari Malaysia dan Singapura—tempat ditemukannya virus monkeypox yang dibawa warga negara Nigeria—ke Lombok.
Alat pendeteksi ini diletakkan di jalur kedatangan internasional di Bandara Internasional Lombok. Para penumpang pesawat dari luar negeri, seperti Singapura dan Malaysia, harus melewati thermal scan itu.
Pertimbangan itu yang membuat Pemprov NTB memasang alat pemindai suhu tersebut di Bandara Internasional Lombok (BIL). Thermal scanner mendeteksi suhu tubuh penumpang lewat sorotan sinar inframerah. Alat itu memberi tanda apabila suhu tubuh penumpang lebih dari 38 derajat celsius. Tanda itu adalah perubahan warna menjadi merah dari warna biru di sekeliling tubuh penumpang. Alat ini juga mengeluarkan bunyi beep yang menandai suhu tubuh penumpang cukup tinggi.
Thermal scanner mampu menandai suhu tubuh hingga 43 derajat celsius. Namun, alat itu memberi tanda saat suhu tubuh lebih dari 38 derajat celsius. Suhu itu mengindikasikan tubuh mungkin terinfeksi bakteri, virus, atau organisme lainnya. Para penumpang yang terdeteksi memiliki suhu tinggi akan mendapatkan penanganan khusus, bahkan jika perlu dirujuk ke RSUD Provinsi NTB, kata Nurhandini.
General Manager BIL Nugroho Jati mengatakan, BIL sejak Senin (13/5/2019) memasang dan mengaktifkan thermal scanner milik Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) di jalur kedatangan internasional di BIL. Di bandara itu juga disiapkan lokasi parkir khusus kendaraan ambulans untuk membawa suspect ke rumah sakit rujukan di Mataram. Para petugas juga menggunakan masker muka dan sarung tangan karet untuk menghindari kontak langsung dengan suspect.
Manajemen BIL selalu melakukan prosedur kewaspadaan dan pemantauan bagi penumpang internasional yang datang mendarat dari Singapura sebagai antisipasi cacar monyet. Para petugas memantau dan menginspeksi kabin pesawat yang datang dari Singapura, kemudian diminta melapor ke KKP apabila menemukan dan curiga terhadap suspect cacar monyet, ucap Nugroho Jati.