Untuk mengantisipasi kebutuhan gula masyarakat saat Lebaran, empat pabrik gula di PT Perkebunan Nusantara XI mulai melakukan giling lebih awal. Giling dilakukan dengan tetap memperhatikan tingkat kemasakan tebu yang akan digiling.
Oleh
IQBAL BASYARI/AGNES SWETTA PANDIA
·3 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Untuk mengantisipasi kebutuhan gula masyarakat saat Lebaran, empat pabrik gula di PT Perkebunan Nusantara XI mulai giling lebih awal. Giling dilakukan dengan tetap memperhatikan tingkat kemasakan tebu yang akan digiling.
Empat pabrik gula (PG) yang sudah mulai giling adalah PG Poerwodadie, PG Pagottan, PG Kedawoeng, dan PG Semboro. Hingga saat ini, produksi gula yang sudah dihasilkan dari keempat pabrik gula itu mencapai 8.000 ton gula kristal putih (GKP) dengan kualitas Standar Nasional Indonesia (SNI).
”Kebutuhan gula saat Lebaran cukup tinggi. Jangan sampai harganya naik karena tidak ada pasokan saat permintaan meningkat,” kata Direktur Utama PTPN XI Gede Meivera, Kamis (23/5/2019) di Surabaya.
Kebutuhan gula saat Lebaran cukup tinggi. Jangan sampai harganya naik karena tidak ada pasokan saat permintaan meningkat.
Pabrik gula yang mulai giling tersebut disesuaikan dengan ketersediaan tebu yang sudah masak. Giling hanya akan dilakukan jika bahan baku tebu sudah dalam kondisi siap giling sehingga hasilnya bisa maksimal.
”Giling akan berhenti sesaat pada tiga hari jelang Lebaran, baru akan dilanjutkan lagi seusai Lebaran,” ujarnya.
Gede menuturkan, tingkat rendemen pada awal musim giling kali ini sekitar 7 persen. Pihaknya menargetkan tingkat rendemen rata-rata tahun ini setidaknya sama dengan tahun lalu, yakni 7,8 persen. Target rendemen ini berdasarkan cuaca di beberapa wilayah, khususnya di Jatim, yang memiliki curah hujan cukup tinggi.
Di sisi lain, lanjutnya, revitalisasi di PG Assembagoes dan PG Djatiroto hampir tuntas. Di PG Assembagoes mulai dilakukan general test sebelum melakukan giling tahun 2019. Pengujian performa pabrik dilakukan pada minggu lalu, didampingi tim ahli dan pelaksana proyek revitalisasi.
Revitalisasi di PG Assembagoes akan meningkatkan kapasitas giling dari 3.000 ton tebu per hari (TCD) menjadi 6.000 TCD atau naik dua kali lipat. ”Sementara di PG Djatiroto, revitalisasi sudah mencapai 90 persen dan nantinya akan meningkatkan kapasitas giling dari 6.500 TCD menjadi 10.000 TCD,” ucap Gede.
Target PTPN X meningkat
Secara terpisah, Direktur Operasional PTPN X Aris Toharisman mengatakan, PTPN X menargetkan produksi gula mencapai 352.000 ton di musim giling 2019. Produksi gula itu berasal dari tebu rakyat yang digiling mencapai 4,3 juta ton dengan rendemen 8,15 persen. Target ini naik dibandingkan dengan produksi tahun lalu yang mencapai 336.259 ton gula dari 4,1 juta ton tebu yang digiling.
”Produksi gula dari PTPN X memberikan kontribusi sebesar 15 persen dari produksi gula nasional sehingga mampu memberikan laba sebesar Rp 105,68 miliar pada 2018 dari total pendapatan yang mencapai Rp 2,5 triliun,” ungkap Aris.
Ia mengatakan, pihak manajemen melakukan evaluasi mendalam dari musim giling tahun lalu agar bisa meningkatkan produksi tebu. Evaluasi menjadi bahan pertimbangan dalam peningkatan di sisi on farm ataupun off farm sehingga target-target bisa terpenuhi.
Di sisi on farm, PTPN X memanfaatkan melakukan pengelolaan dan pemantauan lahan melalui penggunaan e-Farming. Penggunaan metode secara digital diharapkan mampu meningkatkan pengelolaan lebih akurat dan terukur. Di sisi off farm, perawatan pabrik terus dilakukan secara berkala.
Ketua Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) PTPN X H Mubin menyebutkan, petani siap memberikan hasil tebunya untuk digiling. Dia optimistis hasil giling tebu pada musim giling kali ini lebih baik dibandingkan dengan tahun lalu.