Pemudik di Jawa Barat Bakal Ditemani Aplikasi Teknologi
Sebanyak 50 kamera pengawas lalu lintas sepanjang jalur mudik di Jawa Barat diintegrasikan agar bisa diakses masyarakat melalui telepon pintar. Informasi yang didapat dari kamera ini bisa menggambarkan kondisi arus lalu lintas.
Oleh
MACHRADIN WAHYUDI RITONGA
·3 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Sejumlah aplikasi teknologi dan program anyar bakal menemani masyarakat atau pemudik yang melintasi Jawa Barat dalam arus mudik-balik Lebaran tahun ini. Selain untuk memantau kepadatan kendaraan, aplikasi itu juga akan memastikan keamanan pemudik di perjalanan.
”Lalu lintas Jabar menjadi perhatian karena menjadi jalur utama mudik. Informasi aktual terkait kepadatan diperlukan masyarakat agar bias menjadi gambaran jalur yang akan dilewati,” kata Kepala Dinas Perhubungan Jawa Barat Hery Antasari di Bandung, Senin (27/5/2019).
Salah satu yang jadi andalan adalah aplikasi yang diberi nama Jabar Transport Hub, berisi akses ke kamera pengawas dari sejumlah daerah jalur mudik, mulai dari jalur utara, tengah, hingga jalur selatan. Menurut Hery, aplikasi ini sudah masuk tahap uji coba sehingga masih terbatas di jalur nasional.
Sebanyak 50 kamera pengawas lalu lintas akan dipasang di sepanjang jalur mudik di Jawa Barat. Keberadaannya akan diintegrasikan agar bisa diakses masyarakat melalui telepon pintar. Informasinya diharapkan mampu menggambarkan kondisi arus lalu lintas sehingga bisa jadi pertimbangan pengguna jalan saat arus mudik-balik Lebaran tahun ini.
”Kualitas aplikasi ini akan terus kami tingkatkan, termasuk akses kamera pengawas lalu lintas di sejumlah daerah di Jabar. Namun, semua itu butuh waktu karena ada tahapan birokrasi. Kamera pengawas tingkat kota dimiliki pemerintahan daerah masing-masing. Namun, di jalur nasional sudah ada 50 kamera yang bisa dipantau,” tuturnya seusai Apel Kesiapan Angkutan Lebaran di Gedung Sate, sekaligus peluncuran aplikasi tersebut.
Bertindak sebagai instruktur apel, Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum menyatakan, Jabar merupakan jalur yang penting. Tidak hanya sebagai lalu lintas darat utama menuju timur, sebanyak 3,7 juta pemudik pun diprediksi berasal dari Jabar. Seluruh petugas dan pemangku kebijakan diminta memantau secara maksimal sehingga warga bisa melewati Jabar tanpa kendala.
”Sejumlah tempat perlu diantisipasi. Tidak hanya dari kemacetan, pantauan di daerah rawan kecelakaan dan rawan bencana alam juga diperlukan. Saya berterima kasih kepada semua petugas yang telah bersedia masuk dan bertugas saat warga yang lain menikmati mudik,” tuturnya.
Tidak hanya meluncurkan program integrasi kamera pengawas, dalam apel ini, Pemerintah Daerah Jabar juga meluncurkan dua program lain dalam mempersiapkan mudik Lebaran tahun 2019.
Uu menjelaskan, kedua program itu adalah Integrasi Mudik Gratis dan Unit Reaksi Cepat Bina Marga Siap Aksi Konektivitas Transportasi Terintegrasi (URC Bima Sakti).
Integrasi Mudik Gratis adalah mudik bersama pemerintah dan BUMN. Adapun URC Bima Sakti adalah tentang unit yang akan menindaklanjuti laporan kerusakan infrastruktur dan fasilitas umum di jalur mudik Jabar.
Menurut Uu, kedua program ini menjadi bukti hadirnya peran pemerintah memastikan keamanan warga yang akan mudik ke kampung halaman masing-masing.
Di setiap rest area jalan tol dan titik-titik keramaian dibangun posko taktis yang juga berfungsi sebagai tempat peristirahatan warga yang mudik. Dia berharap, mudik tahun ini bisa berjalan lancar tanpa ada kendala berarti.