Bek senior Real Madrid, Sergio Ramos, mengatakan, dirinya ingin pensiun dan meninggalkan klubnya saat dalam kondisi berjaya. Ramos tidak ingin meninggalkan Madrid dalam kondisi sedang terpuruk seperti saat ini
Oleh
Emilius Caesar Alexey
·2 menit baca
MADRID, JUMAT — Bek senior Real Madrid, Sergio Ramos, mengatakan, dirinya ingin pensiun dan meninggalkan klubnya saat dalam kondisi berjaya. Ramos tidak ingin meninggalkan Madrid dalam kondisi sedang terpuruk seperti saat ini.
”Saya adalah madridista. Saya ingin pensiun di sini, menyelesaikan kontrak saya, dan membangun masa depan setelah musim buruk yang kami alami. Pada hari saat saya pergi, saya akan pergi dengan bangga, setelah sebuah kejayaan. Jika saya meninggalkan tim ini, itu karena penampilan saya sudah menurun. Namun, saya tidak akan bergabung dengan tim yang berkompetisi melawan Real Madrid,” kata Ramos (32), Kamis (30/5/2019) waktu Madrid.
Pernyataan itu dikemukakan Ramos sebagai klarifikasi atas berbagai spekulasi yang menyebutkan bahwa bek temperamental itu akan meninggalkan Los Blancos pada awal musim mendatang. Rumor yang berkembang menyebutkan, dia diminta manajemen Madrid untuk meninggalkan klub itu.
Ramos mengakui, dirinya mendapat tawaran dari sebuah klub China dan dia sudah mendiskusikan tawaran itu dengan Manajer Real Madrid Zinedine Zidane dan Presiden Real Madrid Florentino Perez.
”Ada tawaran dari China di meja. Saya bukan orang yang suka berbohong. Namun, saya tidak diminta untuk pergi dengan gratis. (Rumor) Itu bohong. Saya sudah mendiskusikannya bersama Perez dan Zidane,” kata Ramos.
Menurut Ramos, ada jalan yang panjang antara kemungkinan pindah dan benar-benar pindah. Pertemuannya dengan Perez dan Zidane adalah pertemuan pribadi, tetapi dikabarkan secara berlebihan.
”Saya ingin semua rumor soal Ramos berakhir sekarang. Saya tetap tinggal di klub ini,” kata Ramos.
Seperti ayah dan anak
Bek tengah Madrid itu memiliki semua yang diperlukan untuk menjadi palang pintu terakhir sebelum kiper. Selain teknik yang mumpuni, Ramos juga memiliki postur yang tinggi dan kecepatan yang bagus sehingga mampu menghalau bola atas dan bawah sekaligus.
Ramos juga memiliki jiwa kepemimpinan dan ditaati oleh semua pemain Madrid lainnya. Kemampuannya membantu serangan, terutama dalam duel udara dan tendangan penalti, membuatnya menjadi bek ideal dan pernah digoda Manchester United, sebelum melakukan perpanjangan kontrak dengan Madrid.
Pada kesempatan itu, bek yang sangat sering mendapat kartu merah karena kerap bermain kasar itu juga membantah dirinya bermusuhan dengan Florentino Perez, sang presiden klub. Menurut Ramos, hubungannya dengan Perez justru seperti anak dan ayah.
”Presiden (klub) dan saya memiliki hubungan seperti ayah dan anak. Kami saling mencintai meskipun kadang-kadang ada momen yang tegang. Namun, siapa yang tidak pernah bertengkar dengan ayah mereka? Ini masalah perasaan dicintai,” kata Ramos.