Volume Turun, Rekayasa Lalu Lintas Tetap Diterapkan
Oleh
MACHRADIN WAHYUDI RITONGA
·3 menit baca
BANDUNG, KOMPAS – Volume arus balik di jalur selatan Jawa Barat melalui jalur Nagreg mulai menurun pada H+4 Lebaran, Senin (10/6/2019). Meski dianggap berkurang, jumlah kendaraan yang melintas masih di atas lalu lintas normal sehingga petugas masih tetap menerapkan rekayasa lalu lintas.
Dari Senin siang hingga sore, arus balik di Jalan Nasional III daerah Rancaekek, Kabupaten Bandung, dari arah Nagreg menuju Cileunyi, terpantau ramai lancar. Kendaraan roda empat dapat dipacu hingga lebih dari 40 kilometer per jam sepanjang ruas jalan.
Namun, laju kendaraan terhambat di beberapa titik keramaian, salah satunya Pasar Dangdeur, Rancaekek. Penumpukan kendaraan akibat aktivitas keluar masuk di tempat peristirahatan dan pom bensin, seperti yang terjadi sehari sebelumnya, sudah tidak terlihat.
Koordinator Posko Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Bandung Isnuri Winarko menyatakan, arus balik diprediksi telah melewati puncaknya. Berdasarkan data yang dihimpun Dishub hingga pukul 15.00 WIB, arus balik melewati Nagreg dari arah timur ke barat mencapai 45.941 kendaraan, sedangkan dari arah sebaliknya berjumlah 28.177 kendaraan.
Meski demikian, Isnuri belum menganggap arus lalu lintas mendekati normal karena kepadatan masih terlihat di beberapa titik. Namun, dia menuturkan, jalur Nagreg menuju Cileunyi tidak sepadat sebelumnya sehingga laju kendaraan lebih tinggi dibandingkan sebelumnya.
“Arus balik kali ini tidak akan melewati hari sebelumnya yang mencapai lebih dari 130.000 kendaraan. Begitu juga di jalur alternatif. Namun, kepadatan masih kami amati di tempat-tempat wisata. Meski di jalur Nagreg ke Cileunyi terbilang lancar, saya mengimbau warga untuk tetap menjaga kecepatan agar tidak terjadi kecelakaan,” ujar Isnuri.
Rekayasa lalu lintas yang mempengaruhi kepadatan ruas jalan berada di perbatasan Limbangan dan Kadungora, Garut menuju Nagreg. Mekanisme satu arah masih menjadi andalan petugas untuk mengendalikan arus. Akibat pemberlakuan ini, kendaraan mengantre sepanjang lebih dua kilometer dari turunan Nagreg hingga melewati percabangan Garut-Tasikmalaya.
Penerapan yang serupa juga terjadi pada arah sebaliknya. Hendri (28), pemudik dari Bandung, tertahan di Kadungora selama lebih dari satu jam karena menunggu jalur menuju Bandung dibuka. Padahal, dia sengaja kembali dari kampung halaman Senin ini untuk menghindari kemacetan di puncak arus balik sebelumnya.
“Saya berangkat dari rumah di Wanaraja, Garut, dari pukul 14.00. Sekitar satu jam kemudian, saya tertahan di Kadungora. Saya pikir jalanan akan lancar, tetapi ternyata masih ada rekayasa satu arah,” ujarnya saat ditemui di tempat peristirahatan di jalur Nagreg.
Menurut Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Bandung Ajun Komisaris Hasby Ristama, petugas melaksanakan mekanisme satu arah akibat penumpukan arus kendaraan yang terjadi dari Senin siang menuju sore hari. Volume arus yang besar berasal dari arah Tasik dan Garut menuju Bandung dan bertumpuk di perbatasan Garut-Kabupaten Bandung.
“Semuanya datang bersamaan. Karena itu, kami menerapkan dua kali mekanisme satu arah, baik dari Limbangan maupun Kadungora dan sebaliknya," ujar Hasby.
Hingga arus lalu lintas kembali normal, Hasby menambahkan, pihaknya akan tetap memprioritaskan arus lalu lintas mengarah ke barat. Hal ini dilakukan karena jumlah kendaraan akibat arus balik mudik masih di atas normal meski sudah berkurang.