5.913 Hektar Ladang Pertanian Terpapar Abu Vulkanis
Sebanyak 5.913 hektar ladang pertanian terpapar abu vulkanis letusan Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatera Utara.
Oleh
NIKSON SINAGA
·3 menit baca
KABANJAHE, KOMPAS – Sebanyak 5.913 hektar ladang pertanian terpapar abu vulkanis letusan Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatera Utara. Para petani diberikan bantuan mesin pengembus abu untuk mencegah kerusakan tanaman akibat abu yang menempel di daun.
“Banyak ladang yang terpapar abu, tetapi belum bisa dibilang rusak. Kami masih terus berusaha untuk membersihkan abu dari daun tanaman,” kata Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Karo Sarjana Purba, Selasa (11/6/2019).
Sarjana mengatakan, komoditas yang paling banyak terpapar abu adalah tanaman pangan, yakni mencapai 4.208 hektar. Sementara, tanaman hortikultura yang terdampak abu seluas 1.705 hektar.
Tiga kecamatan yang ladangnya paling banyak terpapar abu yakni Kuta Buluh, Naman Teran, dan Berastagi. Jika tidak segera diatasi, produksi tanaman bisa berkurang, bahkan rusak.
Menurut Sarjana, langkah utama yang mereka lakukan adalah membagikan mesin pengembus abu kepada para petani. Mesin tersebut mengeluarkan angin sehingga bisa membersihkan daun tanaman dari abu yang menempel.
Abu tersebut merupakan abu vulkanis Sinabung yang meletus besar dengan tinggi kolom abu 7.000 meter pada Minggu (9/6). Selain menggunakan mesin pengembus, para petani juga menyiram tanaman menggunakan air yang dicampur detergen pencuci piring.
Menurut Sarjana, mereka belum bisa menentukan apakah letusan Sinabung tersebut menimbulkan kerusakan atau tidak. Kerusakan biasanya terjadi setelah beberapa hari daun terpapar abu. Jika langsung dibersihkan, kerusakan bisa dihindarkan. Namun, penurunan produksi tanaman tetap berpotensi terjadi.
Letusan Sinabung yang telah berlangsung bertahun-tahun membuat para petani lingkar Gunung Sinabung kini mulai beralih ke tanaman perkebunan yang lebih tahan abu, terutama kopi. Untuk tanaman muda, tanaman paling cocok adalah umbi-umbian berdaun sempit, seperti bawang dan kentang. Tanaman sayur yang paling tahan yakni kubis.
Selain berdampak pada pertanian, abu vulkanis juga masih menumpuk di jalan dan atap rumah warga.
Namun, kata Sarjana, sebagian besar petani masih tetap bertahan dengan cabai, tomat, dan kentang meskipun rentan terhadap paparan abu vulkanis. Hal itu karena komoditas tersebut mempunyai nilai ekonomi yang lebih tinggi.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Karo Martin Sitepu mengatakan, selain berdampak pada pertanian, abu vulkanis juga masih menumpuk di jalan dan atap rumah warga. Namun, sebagian besar sudah dibersihkan oleh warga dan petugas.
Mereka juga mengerahkan mobil pemadam kebakaran dan kendaraan taktis meriam air untuk membersihkan jalan dari tumpukan abu. “Abu yang sebelumnya menumpuk di jalan hingga setebal dua sentimeter kini sudah hilang,” katanya.
Warga pun masih terus membersihkan atap rumahnya dari tumpukan abu. Tumpukan abu tersebut berpotensi membuat atap rumah roboh karena akan menjadi lumpur yang berat jika hujan turun.
Pengamat di Pos Pengamatan Gunung Api Sinabung Rudra Wibowo mengatakan, aktivitas vulkanis Gunung Sinabung yang kini berstatus Siaga sudah mulai menurun. Dalam dua hari ini tidak ada teramati letusan, tetapi masih ada asap kawah berwarna putih dengan intensitas tipis hingga tebal dengan ketinggian 100-300 meter di atas kawah.