Suku Bunga Acuan Turun, Biaya Beban Perbankan Makin Ringan
Perbankan menyambut baik kebijakan penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia atau BI 7-day Reverse Repo Rate sebesar 25 basis poin. Kebijakan itu membuat perbankan dapat menurunkan tingkat suku bunga deposito sehingga meringankan biaya dana perbankan.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Perbankan menyambut baik kebijakan penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia atau BI 7-day Reverse Repo Rate sebesar 25 basis poin. Kebijakan itu membuat perbankan dapat menurunkan tingkat suku bunga deposito sehingga akan meringankan biaya dana perbankan.
BI memutuskan untuk menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5,75 persen dalam Rapat Dewan Gubernur, Kamis (18/7/2019). Ini merupakan pertama kalinya suku bunga acuan BI turun sejak September 2017.
Direktur Keuangan dan Strategi PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Panji Irawan menilai, penurunan suku bunga acuan akan berpengaruh positif. Bank bisa turut menurunkan tingkat suku bunga deposito.
”Penurunan suku bunga acuan akan membuat special rate turun 25 bps. Dengan ini, pasti cost of fund (biaya dana perbankan) akan ikut turun,” kata Panji.
Penurunan biaya dana perbankan itu akan memperbaiki margin bunga bersih (NIM) Bank Mandiri. Adapun pada paruh pertama 2019, NIM bank pelat merah itu menurun 14 bps secara tahunan menjadi 5,58 persen.
Penurunan suku bunga acuan akan membuat special rate turun 25 bps. Dengan ini, pasti cost of fund (biaya dana perbankan) akan ikut turun.
Menurut Panji, Bank Mandiri sempat menaikkan tingkat special rate deposito pada bulan lalu. Kenaikan itu yang menyebabkan penurunan NIM.
Penurunan suku bunga, lanjut Panji, melengkapi kebijakan BI sebelumnya yang menurunkan giro wajib minimum (GWM) atau simpanan likuiditas bank di BI sebanyak 50 bps. Hal itu membuat likuiditas bank melonggar dengan tambahan dana Rp 4 triliun. Dana itu akan digunakan untuk ekspansi kredit.
”Jadi dengan kebijakan ini sangat menunjang dengan target kami. Apalagi kalau suku bunga turun, portofolio bank nantinya juga akan bagus,” ujar Panji.
Direktur Keuangan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Mahelan menyambut baik penurunan suku bunga acuan BI. Menurut dia, kebijakan penurunan suku bunga acuan dan GWM menyudahi era likuiditas ketat perbankan.
”Yang pasti, ketika BI menurunkan suku bunga acuan, bank akan mengikuti tren penurunan suku bunga dan dalam hal ini BTN tentunya akan juga mengikuti,” ucap Mahelan.
Mahelan mengatakan, BTN akan segera menyesuaikan kebijakan itu terhadap tingkat suku bunga deposito. Dengan penurunan tingkat suku bunga dari dana mahal seperti deposito, biaya dana perbankan akan berkurang. Bank akan mengeluarkan biaya lebih rendah untuk suku bunga deposito.
Survei Perbankan BI menyebutkan, pada triwulan III-2019, rata-rata biaya yang dikeluarkan bank atas dana nasabah diperkirakan turun 10 bps dari triwulan sebelumnya menjadi 6,5 persen.
Kepala Ekonom PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Ryan Kiryanto mengatakan, penurunan suku bunga acuan sudah sangat tepat karena akan melonggarkan likuiditas. Selain karena penurunan biaya dana perbankan, suku bunga kredit ikut turun.
”Penurunan ini akan mendorong permintaan kredit sehingga memacu gairah aktivitas ekonomi dan investasi pascapemilu. Sektor keuangan yang bergairah akan menopang kegiatan sektor riil yang selama ini menanti penurunan suku bunga,” ucap Ryan.