Realisasi penyaluran Kredit Usaha Rakyat atau KUR Kementerian Koodinator Bidang Perekonomian hingga semester 1-2019 mencapai 53 persen. Tahun ini, pemerintah menargetkan penyaluran KUR mencapai Rp 140 triliun dengan salah satu fokus di sektor pariwisata.
Oleh
ANDREAS BENOE ANGGER PUTRANTO
·3 menit baca
BANYUWANGI, KOMPAS – Realisasi penyaluran Kredit Usaha Rakyat atau KUR Kementerian Koodinator Bidang Perekonomian hingga semester 1-2019 mencapai 53 persen. Tahun ini, pemerintah menargetkan penyaluran KUR mencapai Rp 140 triliun dengan salah satu fokus di sektor pariwisata.
Hal tersebut disampaikan Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso dalam penyaluran KUR kepada sejumlah pelaku usaha di Banyuwangi, Jawa Timur, Jumat (19/7/2017). “Hingga semester satu ini, realisasi penyaluran kredit sudah Rp 75 triliun atau sekitar 53 persen dari target Rp 140 triliun,” ujarnya.
Target penyaluran tersebut lebih tinggi Rp 20 triliun dari tahun 2018 sebesar Rp 120 triliun. Kemenko Perekonomian berharap peningkatan pembiayaan dapat membantu mengangkat ekonomi dan kesejahteraan rakyat.
KUR merupakan program pembiayaan yang digulirkan pemerintah untuk pelaku usaha mikro, kecil dan menengah. Program ini diluncurkan tahun 2007. Pada tahun ini, salah satu sektor yang menjadi fokus pembiayaan ialah pariwisata.
Hal tersebut tertuang dalam Peraturan Menteri Koordinator Perekonomian Nomor 8 Tahun 2018 tentang Perubahan Atas Peraturan Menko Perekonomian Selaku Ketua Komite Kebijakan Pembiayaan Bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Pedoman Pelaksanaan Kredit Usaha Rakyat.
Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Iskandar Simorangkir mengatakan, sejak diinisiasi pada September 2018, KUR Pariwisata hingga semester pertama 2019, telah disalurkan sebesar Rp 21,7 triliun. Dana tersebut diterima 1,1 juta debitur atau penerima manfaat.
“Khusus di Banyuwangi, KUR Pariwisata telah disalurkan sebanyak Rp 657 miliar. Hari ini, kami kembali menyalurkan Rp 279 miliar KUR pariwisata untuk Banyuwangi yang diterima 26.000 orang debitur,” ujar Iskandar
Para debitur tersebut, lanjut Iskandar, ialah para pelaku usaha di bidang pariwisata, antara lain pemilik rumah singgah (home stay) dan UMKM yang memproduksi oleh-oleh maupun kuliner.
Sejak diinisiasi pada September 2018, KUR Pariwisata hingga semester pertama 2019, telah disalurkan sebesar Rp 21,7 triliun. Dana tersebut diterima 1,1 juta debitur atau penerima manfaat.
Iskandar mengatakan, KUR merupakan pembiyaan yang mudah dan murah bagi pelaku usaha mikro, kecil dan menengah. Para debitur hanya dibebani bunga sebesar 7 persen.
KUR Pariwisata ditujukan khusus bagi pelaku UMKM dan bukan para pengusaha besar. Setiap debitur, bisa memperoleh dana KUR hingga Rp 500 juta.
Banyuwangi merupakan salah satu kabupaten yang menjadi sasaran utama KUR pariwisata. Hal itu karena potensi wisata di Banyuwangi saat ini menjadi salah satu destinasi idaman wisatawan Nusantara maupun mancanegara.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas menyebutkan, terjadi peningkatan jumlah pelaku usaha wisata dalam 10 tahun terakhir. Salah satu yang tumbuh pesat yakni pemilik home stay.
“Pada 2010 jumlah home stay se-Banyuwangi hanya 30 rumah. Kini, jumlahnya sudah lebih dari 300 rumah. Pertumbuhan ini sejalan dengan peningkatan jumlah wisatawan yang datang ke Banyuwangi,” ujarnya.
Pada 2010, jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Banyuwangi sekitar 12.000 orang dan wisatawan nusantara 380.000 orang. Kini jumlah wisatawan meningkat menjadi 90.000 wisatawan mancanegara dan 5 juta wisatawan nusantara.