Dua Helikopter Dikerahkan untuk Atasi Kebakaran Hutan di Kalsel
Kebakaran hutan dan lahan semakin kerap terjadi di Kalimantan Selatan. Sejak dua hari lalu, dua helikopter bom air mulai dikerahkan untuk pemadaman lewat udara.
Oleh
JUMARTO YULIANUS
·2 menit baca
BANJARBARU, KOMPAS — Kebakaran lahan semakin kerap terjadi di Kalimantan Selatan akibat cuaca panas terik dalam beberapa minggu terakhir. Sejak dua hari lalu, dua helikopter bom air mulai dikerahkan untuk pemadaman lewat udara.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kalimantan Selatan Wahyuddin mengatakan, titik api di Kalsel sudah semakin banyak. Hampir setiap hari rata-rata ada 10 lokasi lahan yang terbakar.
”Sebagian lokasi lahan yang terbakar sulit dijangkau satuan tugas (satgas) darat sehingga pemadaman harus dilakukan lewat udara dengan helikopter bom air,” kata Wahyuddin di Banjarbaru, Jumat (26/7/2019).
Sejauh ini, Kalsel baru mendapat bantuan dua helikopter bom air dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk menanggulangi kebakaran hutan dan lahan. Bantuan peralatan itu dipastikan kurang jika intensitas kebakaran hutan dan lahan terus meningkat.
Sebagian lokasi lahan yang terbakar sulit dijangkau satuan tugas (satgas) darat sehingga pemadaman harus dilakukan lewat udara dengan helikopter bom air.
”Kami juga sudah mengusulkan tambahan delapan helikopter bom air, satu pesawat untuk modifikasi cuaca hujan buatan, dan satu pesawat patroli kebakaran hutan dan lahan. Kami berharap usulan itu nanti bisa dipenuhi seiring meningkatnya titik api,” tuturnya.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah Kalsel Komisaris Besar Mochamad Rifai memastikan, pihaknya siap membantu penanggulangan kebakaran hutan dan lahan di Kalsel seperti tahun-tahun sebelumnya.
”Dalam waktu dekat, kami akan mendirikan posko serta melakukan operasi gelar pasukan dan gelar peralatan untuk menanggulangi kebakaran hutan dan lahan di Kalsel,” ujarnya.
Menurut Rifai, sekitar 500 personel Polda Kalsel akan diturunkan untuk membantu mengatasi kebakaran hutan dan lahan. Mereka akan ditempatkan di posko-posko, daerah rawan kebakaran hutan dan lahan. ”Kami akan memonitor, membantu pemadaman, dan melakukan penindakan,” katanya.