Ratusan Bus Dibiarkan Rusak dan Komponennya Dicuri
Sejak pertengahan tahun lalu, sedikitnya 300 bus berlabel Transjakarta dibiarkan rusak dan komponennya dicuri, di lahan kosong di Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Padahal, saat dibawa ke Dramaga, kondisinya masih laik pakai.
Oleh
STEFANUS ATO
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Di tengah kekurangan armada moda transportasi bus yang terjadi di sejumlah daerah, sedikitnya 300 bus berlabel Transjakarta dibiarkan rusak di lahan kosong di Desa Dramaga, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Tak hanya itu, komponen bus dibiarkan dicuri. Padahal, saat bus dibawa ke areal tersebut, tahun lalu, kondisinya masih laik pakai.
Berdasarkan pantauan Kompas, Minggu (28/7/2019), ratusan bus itu diparkir di lahan seluas sekitar 5 hektar. Bus-bus diparkir tidak beraturan. Kondisinya ”compang-camping”. Bus terlihat kotor. Cat bus terkelupas dan berkarat. Sebagian ban bus kempes. Kaca jendela sejumlah bus pecah. Kemudian, sebagian bus sudah tidak berpintu. Di dalamnya, kursi bus juga sudah tak terlihat.
Padahal, tahun lalu, persisnya pertengahan 2018, kondisi bus-bus itu terlihat masih bagus dan masih laik pakai. Menurut Abdullah (43), penjaga lahan, bus-bus tersebut berjalan baik saat tiba di Dramaga.
”Cuma sekarang sepertinya ada yang sudah tidak hidup lagi. Ada yang kabelnya hilang dicuri orang. Saya, kan, tugasnya hanya jaga lahan, jadi enggak urus keamanan bus-bus ini,” katanya.
Ucok (50), tukang rumput, mengatakan, sekitar enam bulan lalu masih ada petugas keamanan yang berjaga di sekitar bus-bus itu.
”Sejak habis puasa, sudah tidak ada orang lagi yang jaga. Dulunya, ratusan bus itu semua kursinya lengkap. Sekarang ada yang hilang,” kata lelaki asal Desa Cibatok, Cibungbulang, Bogor, itu.
Lahan sewaan
Sepengetahuan Abdullah, ratusan bus itu milik tiga perusahaan. Namun, dia tidak tahu pasti nama-nama perusahaan yang memiliki bus tersebut.
”Waktu itu (bus) didatangkan dari Sawangan (Depok) dan Pulogadung (Jakarta Timur). Awalnya hanya 104 unit, tetapi terus bertambah dan terakhir bulan Mei itu sudah sekitar 300 unit,” kata Abdullah.
Dia menambahkan, lahan tempat penyimpanan bus itu milik Sugiono. Namun, pemilik lahan tidak ada kaitan dengan bus-bus yang tersimpan di sana.
”Kalau kata bos (Sugiono), mereka simpan di sini karena sewa lahan. Kalau enggak salah, dua bulan lagi masa sewanya habis. Mungkin nanti diperpanjang lagi atau bagaimana, itu tergantung bos,” kata Abdullah yang sudah 17 tahun menjaga lahan tersebut.
Camat Dramaga Adi Henriyana mengatakan, 300 bus berlabel Transjakarta itu milik PT Adi Teknik Ecopindo. Namun, berdasarkan putusan pengadilan niaga, perusahaan itu dinyatakan pailit.
”Akan tetapi, ini bukan suatu usaha, hanya sebatas penyimpanan aset dari salah satu PT yang pailit dan sekarang dikuasakan ke Kurator Lumbang Tobing cs,” katanya pada Jumat (26/7/2019), seperti dikutip dari Kompas.com.
Ini yang menjelaskan mengapa di kaca depan bus-bus itu terdapat tulisan ”Berada dalam Pengawasan Tim Kurator PT Saptaguna Dayaprima (Dalam Pailit) berdasarkan Putusan Pengadilan Niaga No.71/Pdt.Sus.Pailit/2017/PN.Niaga.Jkt.Pst”.
Kemudian di bagian lain lahan terdapat tulisan yang menyatakan areal parkir bus tersebut di bawah pengawasan Advokat Lumban Tobing dan Rekan.