Bandara Internasional Yogyakarta Beroperasi Penuh Desember 2019
Bandara Internasional Yogyakarta di Kabupaten Kulon Progo, DIY, ditargetkan beroperasi penuh pada Desember tahun ini. Bandara butuh infrastruktur dan moda transportasi pendukung untuk memudahkan mobilitas penumpang.
Oleh
HARIS FIRDAUS
·3 menit baca
WATES, KOMPAS — Bandara Internasional Yogyakarta di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, ditargetkan beroperasi penuh pada Desember tahun ini. Namun, agar bisa beroperasi secara optimal, bandara itu membutuhkan infrastruktur dan moda transportasi pendukung untuk memudahkan mobilitas penumpang.
”Desember 2019 sudah bisa dioperasikan 100 persen. Sampai sejauh ini, pembangunan sudah mencapai 70 persen, jadi tinggal 30 persen lagi,” kata Direktur Utama PT Angkasa Pura I Faik Fahmi sesuai pertemuan dengan anggota Komisi V DPR, Senin (5/8/2019), di Kulon Progo.
Sejak Mei 2019, Bandara Internasional Yogyakarta sebenarnya sudah mulai dioperasikan untuk melayani penerbangan komersial. Namun, pengoperasian bandara itu masih bersifat minimum karena pembangunan konstruksi Bandara Internasional Yogyakarta belum selesai. Hingga sekarang, pembangunan bandara tersebut masih terus dilakukan.
Faik menjelaskan, berdasarkan kontrak dengan kontraktor pelaksana proyek, pembangunan Bandara Internasional Yogyakarta sebenarnya baru selesai pada Juli 2020. Namun, melihat progres pembangunan hingga saat ini, pembangunan bandara tersebut diyakini bisa berlangsung lebih cepat. Oleh karena itu, Bandara Internasional Yogyakarta diharapkan bisa beroperasi 100 persen pada Desember 2019.
Bandara Internasional Yogyakarta diharapkan bisa beroperasi 100 persen pada Desember 2019.
Menurut Faik, saat ini, Bandara Internasional Yogyakarta baru melayani tujuh penerbangan dalam sehari. Maskapai yang sudah mengoperasikan penerbangan di bandara itu adalah Citilink, Batik Air, Lion Air, dan Air Asia. Adapun rute penerbangan yang dilayani adalah menuju Jakarta, Lombok, Palangkaraya, Samarinda, dan Makassar.
”Saat ini ada tujuh penerbangan di Bandara Internasional Yogyakarta dan okupansinya bagus, sekitar 70 persen,” ungkap Faik. Berdasarkan data PT Angkasa Pura I, jumlah penumpang di Bandara Internasional Yogyakarta pada Juni 2019 sebanyak 27.717 orang, sementara penumpang pada Juli sebanyak 27.585 orang.
Faik menambahkan, ke depan, PT Angkasa Pura I juga akan memindahkan sebagian penerbangan di Bandara Internasional Adisutjipto, Kabupaten Sleman, DIY, ke Bandara Internasional Yogyakarta. Pemindahan itu akan dilakukan mulai Oktober 2019. Untuk tahap awal, pemindahan akan dilakukan untuk penerbangan rute luar Jawa yang jumlahnya 66 penerbangan per hari.
Faik memaparkan, pemindahan penerbangan dari Bandara Internasional Adisutjipto ke Bandara Internasional Yogyakarta akan dilakukan secara bertahap. Sebab, pemindahan itu juga harus memperhitungkan kesiapan infrastruktur dan moda transportasi pendukung untuk memudahkan penumpang menuju ke Bandara Internasional Yogyakarta.
Hal ini karena lokasi Bandara Internasional Yogyakarta cukup jauh dari Kota Yogyakarta. Dari pusat Kota Yogyakarta, bandara itu berjarak sekitar 40 kilometer (km) sehingga membutuhkan waktu sekitar 1,5 jam perjalanan menggunakan mobil.
Pemindahan akan dilakukan bertahap karena kita harus mempertimbangkan aksesibilitas.
”Pemindahan akan dilakukan bertahap karena kita harus mempertimbangkan aksesibilitas. Jangan sampai kita pindahkan semua, tetapi ada masalah dalam angkutan darat dari Yogyakarta ke bandara ini,” kata Faik.
Oleh karena itu, Faik juga meminta dukungan dari pemerintah dan pihak-pihak terkait untuk mempercepat pembangunan infrastruktur dan moda transportasi pendukung. Hal itu penting guna memudahkan mobilitas masyarakat ke Bandara Internasional Yogyakarta. ”Jangan sampai bandaranya sudah jadi dengan kapasitas yang besar, tetapi masih ada kendala dalam aksesibilitas,” ungkapnya.
Wakil Ketua Komisi V DPR Sigit Sosiantomo meminta pemerintah segera menyiapkan moda transportasi dan infrastruktur pendukung guna menopang pengoperasian Bandara Internasional Yogyakarta. Sigit menyebut, salah satu yang perlu disiapkan adalah kereta api khusus yang bisa membawa penumpang hingga ke lokasi bandara.
”Sekarang ini, kalau kita ke bandara ini dari Yogyakarta, perjalanannya cukup lama. Oleh karena itu, butuh kereta yang bisa nyambung sampai ke bandara,” kata Sigit.
Butuh kereta yang bisa nyambung sampai ke bandara.
Selain itu, Sigit juga mengusulkan pemerintah membangun jalan tol menuju Bandara Internasional Yogyakarta. Dengan keberadaan jalan tol itu, Bandara Internasional Yogyakarta akan terhubung langsung dengan Jalan Tol Trans-Jawa. ”Harus ada jalan tol yang bisa menghubungkan bandara ini dengan Tol Trans-Jawa,” ujarnya.
Menurut Sigit, keberadaan kereta api dan jalan tol itu penting agar Bandara Internasional Yogyakarta tidak mengalami masalah kurangnya penumpang seperti yang terjadi di Bandara Kertajati, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat. ”Jangan sampai bandara ini seperti Bandara Kertajati,” ujarnya.