Anggota Polri di Kabupaten Puncak Tewas Diserang Komplotan Lekagak Telenggen
Serangan kelompok kriminal seperatis bersenjata menewaskan anggota polisi, Brigadir Satu Heidar, di Kampung Usir, Kabupaten Puncak, Papua, pada Senin (12/8/2019). Kejadian itu menambah kelam akibat buruk ulah kelompok itu di Papua
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·2 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS-Serangan kelompok kriminal seperatis bersenjata menewaskan anggota polisi, Brigadir Satu Heidar, di Kampung Usir, Kabupaten Puncak, Papua, pada Senin (12/8/2019). Kejadian itu menambah kelam akibat buruk ulah kelompok itu di Papua.
Dari catatan Kompas, kelompok kriminal separatis bersenjata telah terlibat dalam 38 kasus penembakan, sepanjang 2018-Juli 2019. Korban meninggal dunia sebanyak 23 warga sipil dan 16 personel TNI serta Polri. Sementara korban luka dari warga sipil sebanyak 7 orang dan aparat keamanan sebanyak 14 orang.
Kejadian tak terduga ini terjadi saat Heidar dan Brigadir Kepala Alfonso melintas Kampung Usir saat hendak menuju Kampung Mudidok menggunakan sepeda motor sekitar pukul 11.00 WIT. Di tengah jalan, perjalanan mereka terhenti saat ada seorang warga memanggil Heidar. Alfonso yang membonceng Heidar pun menghentikan motornya. Heidar lantas turun dari sepeda motor dan berbincang dengan kenalannya itu.
Akan tetapi, seperti serangan yang senyap, tiba-tiba ada 10 orang tak dikenal muncul dari semak-semak. Beberapa orang itu langsung melepaskan tembakan. Diduga, mereka kelompok bersenjata anak buah Lekagak Telenggen. Tahun ini, Telenggen cs kerap melancarkan beberapa serangan pada polisi dan TNI.
Alfonso beruntung sempat melihat gerak puluhan orang itu. Dia lantas melompat dari motor dan melarikan diri ke hutan. Namun, nasib naas menimpa Haidar. Dia tewas di tempat kejadian.
Kepala Bidang Humas Polda Papua Komisaris Besar Ahmad Mustofa Kamal mengakui terjadinya insiden itu. Jenazah Heidar telah dievakuasi dari lokasi kejadian ke Puskesmas Ilaga di ibu kota Puncak sekitar satu jam kemudian.
Bupati Puncak Wilem Wandik mengatakan, turut berduka cita untuk keluarga almarhum dan Polda Papua. Ia sangat menyesalkan insiden seperti belum berakhir di Kabupaten Puncak. Wilem menyatakan, akan menanggung seluruh biaya untuk memulangkan jenazah Heidar ke kampung halamannya di Makassar, Sulawesi Selatan.
"Di Puncak, kejadian ini sudah terjadi lima kali dalam beberapa tahun terakhir. Padahal, pihak kepolisian sudah mengupayakan pendekatan secara persuasif dengan kelompok ini, " tutur Wilem.
Pelaksana tugas Kepala Perwakilan Komnas HAM Wilayah Papua Frits Ramandey menyesalkan insiden ini. "Kejadian ini sudah melanggar nilai kemanusiaan dan murni tindakan kriminalitas. Aparat kepolisian harus menggunakan upaya penegakan hukum untuk menghadapi kelompok ini, " tegas Frits.