Kehadiran media digital mendorong masyarakat lebih aktif dan selektif menentukan konten yang diinginkan, termasuk video iklan. Perubahan ini mendorong pengiklan agar mampu membuat iklan yang lebih kreatif dan personal sesuai target pemasaran.
Oleh
ERIKA KURNIA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Iklan video dengan cerita emosional kemanusiaan mampu merebut minat penonton. Kenyataan itu dapat dipakai untuk memasarkan produk secara efektif. Semakin kreatif mengangkat cerita kemanusiaan semakin besar mendapat minat penonton.
Konten iklan video terpopuler di Youtube pada semester pertama 2019 antara lain #AkuPilih Maaf Ibu milik Pantene Indonesia dengan 25 juta penonton, Shopee Men Sale Pasti Ada dengan 7 juta penonton, dan Ayu Galoyo Episode 1 dari Hansaplast Indonesia dengan 4,5 juta penonton.
Tidak cukup hanya kreatif, pembuat video iklan dituntut dapat menangkap perhatian, membuat orang terinspirasi memakai produk, dan berdampak sesuai dengan tujuan merek itu sendiri. Kehadiran media digital mendorong masyarakat lebih aktif dan selektif menentukan konten yang diinginkan, termasuk video iklan. Perubahan ini mendorong pengiklan agar mampu membuat iklan yang lebih kreatif dan personal sesuai target pemasaran.
Perubahan kebiasaan masyarakat setidaknya terlihat 20 tahun terakhir. Dulu, televisi menjadi satu-satunya sumber asupan konten gambar bergerak masyarakat. Perannya mulai tergeser media digital yang bisa diakses dengan data internet.
Creative Lead Google Indonesia Ishak Reza mengatakan, iklan yang disuguhkan di media konvensional ataupun digital bisa kapan saja dilewatkan penonton. ”Ini yang kita hindari, di media digital yang membuka lebih banyak kesempatan beriklan. Karena itu, kita harus lebih kreatif menampilkan iklan,” katanya di acara konferensi pers Youtube Brandcast di Jakarta, Rabu (21/8/2019).
Survei Nielsen Consumer Media View 2017 menunjukkan, frekuensi menonton konten video melalui internet di Indonesia meningkat di semua kelompok usia, dengan penetrasi internet yang mencapai 44 persen. Penetrasi internet cukup tinggi meski penetrasi televisi masih memimpin di angka 96 persen.
Mengutip survei Nielsen Catalina Solutions, ide kreatif dari iklan berkontribusi pada kenaikan penjualan merek sebesar 49 persen. Sementara itu, faktor media yang digunakan hanya berkontribusi 36 persen dan popularitas merek yang hanya 15 persen.
Adapun strategi kreatif yang bisa digunakan untuk menarik orang menonton iklan, menurut Ishak, adalah dengan menampilkan sisi emosional manusia di awal. ”Orang lebih memilih melihat manusia dan ekspresinya daripada benda mati. Itu yang kami lihat dari iklan video yang berhasil,” ujarnya.
Brand Executive Hansaplast Tessa Indira Putri yang hadir pada kesempatan itu mengatakan, kampanye iklan Ayu Galoyo dibuat dengan pertimbangan matang untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan manfaat produk dan menarget pasar baru.
Konten cerita berseri yang lucu pun dibuat agar lebih mudah diterima pengguna media sosial. ”Lewat iklan satu menit itu, kami benar-benar memperhatikan alur dan isi cerita agar mudah diterima dan ditonton sampai habis,” ucapnya.
Pemasaran presisi
Sebuah iklan yang efektif bisa dilakukan dengan pemasaran berbasis data atau pemasaran presisi. Pemasaran presisi mengharuskan pengiklan memahami perjalanan pembelian konsumen, komunikasi iklan yang lebih personal, dan membuat profil konsumen. Dengan itu, diharapkan tujuan pengiklan dapat tercapai.
Survei Nielsen lain yang dipublikasikan Juni 2019 melaporkan, pengiklan di Asia Pasifik tertarik untuk meningkatkan investasi pemasaran presisi hingga setahun ke depan, dari hanya 14 persen menjadi sekitar seperlima anggaran pemasaran.
Peningkatan didorong investasi untuk aplikasi pemasaran canggih, terutama untuk ilmu data atau pemodelan (36 persen), data pihak ketiga berkualitas tinggi (32 persen), dan analitik untuk mengukur laba atas investasi atau ROI (28 persen).
Dalam enam bulan ke depan, mereka juga akan mengalokasikan iklan ke tiga platform teratas, yaitu Instagram milik Facebook (60 persen), Youtube milik Google (43 persen) dan telepon seluler (42 persen).
Head of Large Customer Marketing Google Indonesia Muriel Makarim mengatakan, Youtube sendiri menawarkan berbagai alat dan data pemasaran yang dapat digunakan pengiklan. Pengiklan juga diuntungkan karena Youtube saat ini telah menjangkau 79 juta pengguna.
Kelebihan itu, menurut dia, mendukung peningkatan penjualan di luar jaringan. ”Dari studi analisis panel kami baru-baru ini terhadap 31 merek di Asia Pasifik, kampanye di Youtube membantu meningkatkan penjualan 29 merek di luar jaringan,” tuturnya.
Pada kesempatan itu, Google juga meluncurkan Create with Google. Platform daring itu didedikasikan membantu insan kreatif dan pengiklan memiliki referensi ide kreatif sekaligus menciptakan konten video yang menarik sekaligus efektif.
Platform itu diharapkan bisa membantu meningkatkan konten video berkualitas. Pasalnya, laporan Visual Network Index oleh Cisco memprediksi, pada 2021, 82 persen pemakaian data internet masyarakat dunia berasal dari konten video. Jumlah itu meningkat dari 73 persen penggunaan data untuk konsumsi video di 2016.