Aneka pertanyaan, mengapa Canberra dipilih atau terpilih sebagai ibu kota Australia, masih mengemuka sampai saat ini. Mengapa bukan Sydney yang cerah atau Melbourne yang indah? Mengapa Canberra, kota di wilayah yang tampak terpencil, antah-berantah, justru menjadi ibu kotanya?
Oleh
BENNY D KOESTANTO
·2 menit baca
Aneka pertanyaan, mengapa Canberra dipilih atau terpilih sebagai ibu kota Australia, masih mengemuka sampai saat ini. Mengapa bukan Sydney yang cerah atau Melbourne yang indah? Mengapa Canberra, kota di wilayah yang tampak terpencil, antah-berantah, justru menjadi ibu kotanya?
Kalangan sejarawan kontemporer menilai, sejatinya, baik Melbourne maupun Sydney, bahkan tidak pernah dianggap sebagai pilihan untuk ibu kota Australia. Alasannya, suhu Melbourne dan Sydney terlalu panas di tengah musim panas.
”Alasan paling signifikan, yang disetujui oleh semua politikus pada saat itu, adalah bahwa orang kulit putih hanya dapat benar-benar bersemangat dan memimpin di tengah iklim yang relatif dingin,” kata David Headon, penasihat sejarah pemerintah di Wilayah Ibu Kota Australia (ACT), sebagaimana dikutip media National Geographic.
Konsensus umum dari semua koloni terkait dipilihnya Canberra adalah bahwa ibu kota tidak boleh dekat pantai dan tidak harus memiliki jumlah penduduk besar, sebagaimana digadang-gadang oleh warga Sydney.
”Mereka tidak bisa memilihnya di pantai karena alasan keamanan dari sisi laut,” kata David. ”Tapi, saat itu juga merupakan periode yang sangat buruk terkait penyebaran penyakit, terutama di permukaan laut; jadi, memang ada kekhawatiran ganda.”
Situs resmi Pemerintah ACT mencatat, selama 21.000 tahun, wilayah Canberra telah menjadi rumah bagi orang-orang Ngunnawal. Bukti keberadaan mereka ada dalam bukti arkeologis yang ditemukan di Birrigai Rock Shelter di Cagar Alam Tidbinbilla, dalam lukisan batu di Taman Nasional Namadgi dan di tempat lain di ACT.
Ketika orang-orang Eropa menetap di daerah itu pada awal 1820-an, ratusan orang Aborigin tinggal di daerah itu. Mereka bertemu secara teratur untuk menggelar aneka pesta. Mereka kemudian terpecah menjadi kelompok-kelompok kecil.
Canberra memang dipilih sebagai ibu kota Australia di tengah persaingan sengit, terutama antara Sydney dan Melbourne. Awal era 1900-an, Pemerintah New South Wales memerintahkan kajian tentang lokasi yang tepat bagi Pemerintah Persemakmuran Australia. Laporan itu menyarankan tiga tempat, yaitu Bombala, Yass-Canberra, dan Orange.
Keputusan untuk memilih Yass-Canberra sebagai opsi utama diambil pada 1908 oleh Parlemen Persemakmuran. Tak lama, penyurvei Persemakmuran, Charles Scrivener, kemudian dikirim untuk memilih lokasi. Instruksinya adalah memilih tempat yang indah, khas, dan dengan pemandangan apik.
Wilayah ACT itu pun diumumkan pada 1 Januari 1911. Hal itu dilanjutkan dengan diadakannya kompetisi internasional untuk merancang sebuah ibu kota Australia. Sejarah mencatat, lebih dari 130 rancangan diterima dalam kompetisi itu. Terpilih sebagai pemenang adalah arsitek Amerika, Walter Burley Griffin, serta istrinya yang bernama Marion Mahony Griffin.